Ramadan 2022

Bacaan Doa Melihat Hilal Ramadan 2022

Bacaan doa melihat hilal Ramadan 2022. Hilal menjadi penentu bagi awal bulan kalender Hijriyyah karena sifatnya.

Penulis: Virginia Swastika | Editor: taryono
Dokumentasi Kemenag Lampung
Ilustrasi pengamatan hilal di Bukit Gelumpai, Desa Canti, Lampung Selatan, Kamis (23/4/2020. Bacaan Doa Saat Melihat Hilal Ramadan 2022 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Bacaan doa melihat hilal Ramadan 2022.

Dalam menyambut Ramadan 2022, keberadaan hilal begitu penting.

Sebab, ini merupakan penentu kapan bulan suci puasa akan dimulai.

Bahkan dalam menentukan dua hari raya Idul Fitri, hilal juga memegang peranan yang tak kalah esensial.

Melansir Kompas (4/3/2022), astronom amatir Marufin Sudibyo menyebutkan bahwa hilal adalah bulan sabit tertipis yang berkedudukan rendah di atas cakrawala langit barat, dan sudah diamati tepat selepas terbenamnya Matahari.

Baca juga: Bacaan Niat dan Tata Cara Salat Tarawih Ramadan 2022

“Jadi terbenamnya Matahari menjadi patokan. Hilal menjadi penentu bagi awal bulan kalender Hijriyyah karena sifatnya."

"Bilamana pada senja hari ini hilal terlihat, maka di senja hari sebelumnya hilal tidak akan ada di atas cakrawala langit Barat karena Bulan memang tidak ada di sana,” tutur Marufin.

Dirinya pun menyebutkan bahwa melihat hilal dinyatakan secara tekstual dalam sabda Nabi SAW yang berbunyi: “Berpuasalah (dan berhari raya) karena melihat hilal. Jika tidak terlihat maka genapkanlah.”

Berlandaskan sabda tersebut, maka rukyatul hilal (observasi hilal) dipahami sebagai ibadah.

Selain menentukan awal bulan kalender Hijriyyah, hilal juga menentukan awal dua hari raya.

“Meski di sini ada sedikit perbedaan. Lembaga seperti Nahdatul Ulama berpedoman seluruh awal bulan kalender Hijriyyah harus ditentukan oleh terlihat atau tidaknya hilal, maka rukyatul hilal (observasi hilal) digelar setiap awal bulan,” papar Marufin.

Baca juga: Bacaan Doa Zakat Fitrah Ramadan 2022

Dari segi sains, Marufin menjelaskan aktivitas melihat hilal sudah bermula sejak 26 abad silam, tepatnya dari masa Babilonia Baru di tanah Mesopotamia.

Aktivitas pengamatan hilal ini juga telah diaplikasikan di seluruh dunia, meski batasan penggunaannya sangat tergantung pada kebijakan masing-masing negara.

“Kebijakan itu bergantung pada konsepsi fikih wilayatul hukmi, yang menempatkan satu negara atau beberapa negara dalam satu regional yang sama, sebagai satu kesatuan wilayah hukum,” jelasnya.

Terlepas dari hal tersebut, Rasulullah SAW mengajarkan sebuah doa ketika kaum muslimin melihat hilal.

Adapun bacaan doa saat melihat hilal ini dilafalkan saat seorang muslim mendengar ahli telah melihat hilal.

Dilansir dari Tribun Jateng (15/2/2022), berikut doa saat melihat hilal yang disampaikan sahabat Thalhah bin Ubaidullah dalam sebuah hadis yang berbunyi:

اللهُ أَكْبَرُ، اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالأَمْنِ (وفي رواية بِاليُمْنِ) وَالإِيمَانِ، وَالسَّلامِ وَالإِسْلامِ، وَالتَّوْفِيقِ لِمَا تُحِبُّ وَ تَرْضَى، رَبِّي (وفي رواية رَبُّنَا) وَرَبُّكَ اللَّهُ

Allaahu akbaru, allaahumma ahillahuu ‘alainaa bil amni (wafi riwayat bil yumni), wal iimaani, was salaami, wal islaami, wat taufiiqi li maa tuhibbu wa tardhaa. Rabbii (wafi riwayat rabbanaa) wa rabbukallaahu.

Artinya: "Allah maha besar. Ya Allah, jadikanlah ini bulan membawa keamanan (lain riwayat keberuntungan), keimanan, keselamatan, keislaman, petunjuk bagi amal yang Kau suka dan restui. Tuhanku (Tuhan kami) dan Tuhanmu adalah Allah." (HR Ad Darimi dan Ibnu Hibban).

Meski begitu, terdapat pula doa lain terkait dengan hilal dengan lafaz yang lebih pendek.

اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالأَمْنِ وَالإِيمَانِ، وَالسَّلامَةِ وَالإِسْلَامِ، رَبِّي وَرَبُّكَ اللَّهُ هِلَالُ رُشْدٍ وَخَيْرٍ

Allaahumma ahillahuu 'alainaa bil amni, wal iimaani, was salaamati, wal islaami. Rabbii wa rabbukallaahu. Hilaalu rusydin wa khairin.

Artinya: "Ya Allah, jadikanlah ini bulan 'membawa' keamanan, keimanan, keselamatan, keislaman. Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah, wahai bulan petunjuk dan kebaikan." (HR Ahmad dan At-Tirmidzi).

Keutamaan Puasa Ramadan

Simak penjelasan dan 8 keutamaan bulan Ramadan.

Mengingat bulan suci ini dilaksanakan setiap tahunnya, tidakkah muncul pertanyaan dibenak, apa itu bulan Ramadan?

Secara etimologi, arti kata Ramadan dari bahasa Arab رمضان‎ yang romanisasikan sebagai Ramadhan atau Ramazan.

Dilansir dari hadist Muslim Ibn Habaj Abul Hussain, akar kata bahasa Arab ramida atau ar-ramad artinya panas yang menyengat atau kekeringan.

Ramadan tak selalu bertepatan dengan musim panas, namun arti kata panas menyengat tersebut merupakan kiasan.

Sebab, pada bulan Ramadan orang berpuasa, tenggorokan kering hingga terasa panas kehausan.

Ramadan merupakan bulan kesembilan dalam kalender Islam setelah bulan Rajab.

Bulan Ramadan diawali dengan penentuan hilal yang dapat dilihat dari munculnya bulan sabit penanda bulan baru.

Allah SWT memuliakan dengan banyaknya keutamaan bulan Ramadan.

Satu di antara yang tak bisa lepas di bulan Ramadan yakni puasa Ramadan.

Pada bulan Ramadan, umat muslim puasa yang artinya menahan dari segala sesuatu yang membatalkan puasa.

Artinya, umat muslim dilarang minum dan makan apapun itu, merokok dan berhubungan seksual mulai terbit hingga terbenamnya matahari.

Seperti namanya, di bulan suci ini juga diperintahkan menghindari perbuatan-perbuatan dosa untuk menyempurnakan pahala puasa.

Selain puasa, masih banyak hal atau keutamaan di bulan Ramadan.

Beberapa antaranya terjadi peristiwa turunnya Al Quran pertama kalinya, malam Lailatul Qadar dan bulannya bertaubat.

Allah SWT membukakan pintu-pintu surga dan ditutupnya pintu neraka agar banyaknya orang beriman lebih banyak ibadah dan mengerjakan amalan-amalan baik.

Berikut ini keutamaan bulan Ramadan, dilansir dari berbagai sumber.

1. Pahala 1.000 kali lipat

Pada bulan puasa Ramadhan keutamaannya adalah Allah SWT akan melipatgandakan amalan kebaikan hingga 1.000 kali lipat.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

"Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat.

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku.

Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku.

Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya.

Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi." (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)

2. Dibebaskan dari Api Neraka

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ لِلّهِ فِى كُلِّ يَوْمٍ عِتْقَاءَ مِنَ النَّارِ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ ,وَإِنَّ لِكُلِّ مُسْلِمٍ دَعْوَةً يَدْعُوْ بِهَا فَيَسْتَجِيْبُ لَهُ

"Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan, dan setiap muslim apabila dia memanjatkan doa maka pasti dikabulkan."

Hadis ini datang dari HR. Al Bazaar, dari Jabir bin ‘Abdillah. Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaid (10/149) mengatakan bahwa perowinya tsiqoh (terpercaya). Lihat Jaami’ul Ahadits, 9/224.

3. Dikabulkan doa-doanya

Ilustrasi berdoa (SpiritualRay)
Kelanjutan dari hadis di atas, selain dibebaskan dari api neraka, bahwa muslim yang berpuasa juga memanjatkan doa yang akan dikabulkan doanya.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

"Tiga orang yang do’anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizholimi." (HR. At Tirmidzi no. 3598. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan).

4. Adanya malam kemuliaan Lailatul Qadar

Berikut keutamaan puasa Ramadhan yang juga tak luput adalah adanya malam Lailatul Qadar, pahala umat muslim pun akan dilipatgandakan.

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al-Qadr: 3).

Inilah pula janji Allah SWT yang hendaknya membuat muslim takjub dan semangat.

Ibadah di malam Lailatul Qadar lebih baik dari ibadah di seribu bulan lamanya.

Allah SWT juga berfirman dalam surat Ad Dukhan: 3.

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ

”Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS. Ad Dukhan: 3).

Dikutip dari muslim.or.id, Ibnu Jarir Ath Thobari rahimahullah menjelaskan yang dimaksud malam yang diberkahi di sini adalah malam lailatul qadr.

5. Nuzulul Quran

Nuzulul Quran merupakan satu di antara peristiwa besar terjadi pada bulan Ramadan.

Yakni Alquran pedoman dan petunjuk umat manusia diturunkan pertama kali kepada Rasulullah SAW.

Meski waktu turunnya Alquran masih berbeda pendapat, namun banyak yang menyebut terjadi pada 17 Ramadan.

Ada pula yang berpendapat Alquran turunkan di malam Lailatur Qadar.

Namun kebanyakan di antaranya sepakat Nuzulul Quran terjadi pada 17 bulan Ramadhan.

Nuzulul Quran berdasarkan etimologi berasal dari kata 'Nazala'.

Nazala dalam bahasa Arab itu artinya diturunkan.

Semua penurunan Alquran melewati Malaikat Jibril.

Sebagaimana diketahui Malaikat Jibril merupakan Malaikat penyampai wahyu Allah SWT.

Dalam hal inilah Malaikat Jibril menyampaikan wahyu yakni firman Allah (Alquran) kepada Rasulullah SAW.

6. Dibukanya pintu-pintu surga dan ditutupnya pintu neraka

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ

"Jika masuk bulan Ramadhan, pintu-pintu rahmat dibukan, pintu-pintu Jahannam ditutup dan setan-setan pun diikat dengan rantai." (HR. Bukhari no. 3277 dan Muslim no. 1079)

7. Umrah di bulan Ramadhan berpahala

Bila di bulan Ramadhan seorang muslim hendak berumrah, maka pahalanya senilai dengan haji.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَإِذَا كَانَ رَمَضَانُ اعْتَمِرِى فِيهِ فَإِنَّ عُمْرَةً فِى رَمَضَانَ حَجَّةٌ

“Jika Ramadhan tiba, berumrahlah saat itu karena umrah Ramadhan senilai dengan haji.” (HR. Bukhari no. 1782 dan Muslim no. 1256).

Dalam lafazh Muslim juga disebutkan,

فَإِنَّ عُمْرَةً فِيهِ تَعْدِلُ حَجَّةً

“Umrah pada bulan Ramadhan senilai dengan haji.” (HR. Muslim no. 1256)

8. Dijanjikan surga Ar Rayyan

Allah SWT akan membukakan pintu surga yang istimewa, khusus bagi muslim yang mengerjakan ibadah puasa Ramadhan.

Salah satu surga yang disediakan Allah SWT itu adalah bernama Ar Rayyan.

Sebagaimana hadis dari Bukhari dan Muslim.

“Sesungguhnya di surga ada suatu pintu yang disebut Ar-Rayyan.

Orang-orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada hari kiamat. Selain orang yang berpuasa tidak akan memasukinya.

Nanti orang yang berpuasa akan diseru: ‘Mana orang yang berpuasa’. Lantas mereka pun berdiri, selain mereka tidak akan memasukinya.

Jika orang yang berpuasa tersebut telah memasukinya, maka akan tertutup dan setelah itu tidak ada lagi yang memasukinya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

( Tribunlampung.co.id / Virginia Swastika )

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Iktikaf dan Momen Muhasabah

 

Menjemput Malam Lailatul Qodar

 

Ngabuburit yang Berpahala

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved