Kasus Narkoba di Lampung Selatan

Pemilik 17 Kg Sabu Baru 4 Hari Tinggal di Indekos Natar Lampung Selatan

Pemilik 17 kg sabu, baru empat hari tinggal di indekos Dusun Srimulyo II, Desa Pemanggilan, Kecamatan Natar, Lampung Selatan.

Dok Kadus Srimulyo II
Warga digegerkan dengan penemuan 17 kg sabu di sebuah indekos Dusun Srimulyo II, Desa Pemanggilan, Kecamatan Natar, Lampung Selatan, Rabu (9/3/2022). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG SELATAN - JD (30), terduga pemilik 17 kg sabu, baru empat hari tinggal di indekos Dusun Srimulyo II, Desa Pemanggilan, Kecamatan Natar, Lampung Selatan.

Hal itu dikatakan Kepala Dusun Srimulyo II M Saleh.

Menurutnya, warga tidak mengetahui aktivitas JD sehari-hari.

"Dia pindah ke sini baru empat harian. Setahu saya, sebelumnya dia dari atau tinggal di Wisma Bandar Lampung," kata Saleh, Jumat (11/3/2022)

Baca juga: Breaking News Warga Temukan 17 Kg Sabu di Indekos Natar Lampung Selatan

"Kalau pekerjaannya, kita kurang tahu. Yang kita tahu, dia ngontrak di sini baru empat hari. Jadi aktivitas sehari-harinya pun kita nggak tahu," jelasnya.

Dari informasi yang didapat, kata Saleh, JD sudah lama bisnis barang haram.

"Kecurigaan kita kan karena ada masukan atau bocoran dia itu pemain narkoba," pungkasnya.

29 PaketSaleh membenarkan bahwa warga bersama babinsa dan Polsek Natar telah mengamankan warga berinisial JD, Rabu (9/3/2022).

JD diamankan karena diduga memiliki 17 kg sabu.

Saleh mengatakan, ada barang bukti lainnya yang ditemukan di dapur dan kamar indekos pelaku.

Total ada 29 paket sabu yang ditemukan.

Baca juga: Amankan Sabu 529 Gram, Polresta Bandar Lampung Ciduk 2 Bandar

"10 paket besar ditemukan di belakang pintu kamar madi. Dan yang 6 paket besar lagi ditemukan di rak piring dapur. Jadi yang paket besar ada 16 paket," kata Saleh.

"Yang paket sedangnya kita temukan di dalam kamar, sebanyak 13 paket. Disimpan dalam pakaian. Jadi total barang bukti yang kita temukan kurang lebih 17 kg sabu," jelasnya.

"Setelah menemukan barang bukti tersebut, terduga pelaku kita proses di rumahnya. Kita kunci pintu biar nggak ada massa yang kumpul. Saat itu warga juga banyak yang menyaksikan hal itu. Karena terlalu banyak kan barangnya, kami telepon ke mapolsek," lanjutnya.

"Awal mula Kapolsek yang turun. Nggak lama kemudian anak buahnya juga turun. Setelah kami bubar, tim dari reskrim juga turun," pungkasnya.

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved