Ramadan 2022
Doa Malam Lailatul Qadar untuk Meminta Ampunan
Dalam menjalankan ibadah puasa, dianjurkan untuk berdoa meminta ampunan tak terkecuali saat malam lailatul qadar. Berikut doa yang bisa diamalkan.
Penulis: Virginia Swastika | Editor: Kiki Novilia
Tribunlampung.co.id - Dalam Ramadan 2022, Lailatul Qadar menjadi hal yang didambakan kaum muslimin.
Momen tersebut juga diketahui istimewa hingga disebut sebagai malam kemuliaan dan dianggap lebih baik dari seribu bulan karena menjadi malam diturunkannya Al Quran.
Bisanya Lailatul Qadar akan hadir di 10 hari terakhir di bulan Ramadan.
Menjelang berakhirnya bulan puasa, kaum muslimin disarankan untuk memperbanyak ibadah, termasuk meminta ampunan.
Sebab, berdasarkan buku 444 Doa Rasulullah SAW (2008) yang ditulis oleh Syafaruddin Hijazi, Lailatul Qadar termasuk momen utama diijabahnya setiap doa umat muslim.
Baca juga: Jelang Ramadan 2022, Bacaan Doa Hari ke-16 Puasa Ramadan
Baca juga: Doa Hari Ke-4 Puasa Ramadan Beserta Artinya
Berikut Doa Malam Lailatul Qadar untuk meminta ampunan yang bisa diamalkan saat menjalani ibadah puasa Ramadan 2022.
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwan fa'fu 'anni
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Zat Maha Pengampun lagi Maha Pemurah, senang pada ampunan, maka ampunilah kami.”
Makna dan ciri orang mendapat malam lailatul qadar
Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan & Kerjasama IAIN Surakarta, Dr. H. Syamsul Bakri, M.Ag tentang malam lailatul qadar, dalam Youtube Tribunnews.com berjudul BERKAH RAMADAN - Lailatul Qodar.
Secara bahasa, lailatul qadar artinya adalah malam penetapan atau malam yang menentukan.
Baca juga: Doa Hari Ke-3 Puasa Ramadan Beserta Artinya
Baca juga: Doa Niat Mandi Jelang Puasa Ramadan 2022
Itu berarti malam lailatul qadar adalah malam yang akan mengubah kehidupan ke depan.
Penjelasan mengenai malam lailatul qadar sudah tertulis dalam Surat Al-Qadr:
إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ
innā anzalnāhu fī lailatil-qadr
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan.
وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ
wa mā adrāka mā lailatul-qadr
Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
lailatul-qadri khairum min alfi syahr
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
تَنَزَّلُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْر
tanazzalul-malā`ikatu war-rụḥu fīhā bi`i؟ni rabbihim, ming kulli amr
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
سَلَٰمٌ هِىَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ ٱلْفَجْرِ
salāmun hiya ḥattā maṭla'il-fajr
Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.
Lalu bagaimana makna dan ciri-ciri orang yang mendapatkan lailatul qadar?
Syamsul memberikan penjelasan secara lebih detail makna dari Surat Al-Qadr dan juga ciri-ciri seseorang mendapatkan lailatul qadar.
Makna yang terkandung dalam ayat pertama, yaitu Al-Qur'an turun pada malam Qadr dan akan mengubah kehidupan umat manusia di masa mendatang.
Syamsul menjelaskan Alquran yang turun di Arab menjadikan Arab sebagai pusat peradaban di dunia.
"Kita tahu bahwa Arab, tanah Arab adalah tanah yang gersang, tanah yang tidak memunculkan hal-hal tentang kebudayaan. Tetapi sejak turunnya Al-Qur'an dalam waktu semalam, maka mengubah Arab menjadi pusat kebudayaan dan pusat peradaban dunia," jelas Syamsul.
Hal itu diartikan turunnya Al-Qur'an dapat mengubah peta dunia, membuat perubahan, dan mengubah peradaban masyarakat dunia.
Kemudian, dalam Surat Al-Qadr ayat kedua dapat dimaknai sebagai penentuan terhadap diri sendiri.
Siapapun yang menerima atau mendapatkan lailatul qadar maka akan terjadi perubahan yang luar biasa.
Pada ayat ketiga, memiliki arti malam Lailatul Qadr adalah malam yang lebih baik daripada malam seribu bulan.
Syamsul menjelaskan lebih detail mengenai arti malam lebih baik daripada seribu bulan.
"Ini artinya malam yang menentukan (malam lailatul qadar) itu lebih baik dari malam-malam lain yang direncanakan lebih dari seribu bulan," jelas Syamsul.
"Malam yang menentukan itu akan lebih berdampak perubahan, membawa kepada peradaban yang agung, membawa kepada kehidupan yang lebih baik, melebihi seribu bulan atau apa yang diupayakan," tambah Syamsul.
Ia mengatakan, dalam bahasa Indonesia atau ke-Jawa-an, lailatul qadar itu seperti pulung, atau seperti mendapatkan sesuatu yang luar biasa pada semalam.
Kemudian, dampak baik yang didapatkan oleh manusia akan sangat panjang.
Syamsul menerangkan malam lailatul qadar yakni malam yang menentukan kehidupan kita di masa mendatang, baik pola pikir, sikap mental, kehidupan keagamaan, kehidupan ekonomi, kehidupan sosial, dan sebagainya.
Manusia pasti akan mengalami perubahan kehidupan setelah mendapatkan lailatul qadar.
Selanjutnya, Syamsul menjelaskan arti secara detail pada ayat keempat Surat Al-Qadr.
"Ini artinya bahwa pada malam lailatul qadar itu malaikat hadir, arwah muqaddasah hadir, untuk membantu manusia untuk mengatasi problem-problemnya yang ada di dalam kehidupan itu," terang Syamsul.
Ia menambahkan, bagi mereka yang mendapatkan malam lailatul qadar akan mendapatkan pencerahan dan mendapatkan dunia baru setelah itu.
Syamsul mengatakan akan ada banyak perubahan yang terjadi pada orang yang mendapatkan malam lailatul qadar.
"Begitu pula dengan orang yang mendapatkan malam lailatul qadar, maka ke depan ia akan mengalami perubahan signifikan perubahan revolusioner di dalam cara berpikir, sikap mental, dan di dalam seluruh kehidupannya," tutup Syamsul. ( Tribunlampung.co.id / Virginia Swastika )