Berita Terkini Artis
Korban Hendry Susanto Bermunculan, Total 300 Orang yang Tertipu hingga Ratusan Miliar
Korban Hendry Susanto bermunculan, total 300 orang yang tertipu hingga ratusan miliar akibat robot trading Fahrenheit.
Tribunlampung.co.id, Denpasar - Korban Hendry Susanto bermunculan, total 300 orang yang tertipu hingga ratusan miliar akibat robot trading Fahrenheit.
Diketahui, setelah kasus Indra Kenz dan Doni Salmanan mencuat ke permukaan, saat ini mulai bermunculan kasus penipuan trading lainnya, satu di antaranya robot trading Fahrenheit.
Beberapa korban kasus penipuan robot trading Fahrenheit mendatangi Mapolda Bali. Tujuh dari 300 orang yang merasa tertipu melaporkan kasus tersebut, Senin (14/3/2022).
Dua korban dari tujuh orang yang melaporkan kasus penipuan tersebut yakni Beni Kurniawan dan Murni Wiati didampingi beberapa korban lainnya.
Tujuh orang tersebut datang dan mewakili ratusan nasabah yang merasa dirugikan akibat robot trading Fahrenheit dari perusahaan PT FSP Akademi Pro.
Baca juga: Lebih Sadis, Sosok Hendry Susanto Pemilik Robot Trading, Bawa Kabur Rp 5 Triliun
Baca juga: Aset Doni Salmanan Disita Polisi, Suami Dinan Nurfajrina Cuma Bisa Pasrah
Tak main-main, beberapa nasabah tersebut ada yang rugi puluhan juta hingga ratusan juta rupiah dengan nilai kerugian dari korban yang ada di Bali mencapai ratusan miliar rupiah.
Menurut keterangan Beni dan Murni, perusahaan milik Hendry Susanto itu telah melakukan penipuan berkedok trading menggunakan robot.
"Kami sudah laporkan, mewakili 300 orang nasabah yang menjadi korban. Ada yang puluhan juta hingga ratusan juta," ujar Murni, Senin.
Sebelumnya, korban robot trading Fahrenheit ini mengatakan perusahaan PT FSP yang didirikan pada Juli 2021 ini tidak menuai masalah.
Namun secara tiba-tiba, nasabah mengalami margin call pada 18 Januari 2022 dengan alasan mengurus perizinan yang belum lengkap dan pada 25 Februari 2022 nasabah bisa whitdraw atau menarik modal.
"Tadinya ya aman-aman saja. Trading setiap hari ada profit. Baru tanggal 18 Januari 2022 diberhentikan."
"Alasannya mereka mengurus perizinan."
Baca juga: Juragan 99 Mengaku Siap Jika Semua Hartanya Diambil dan Hidup Susah Lagi
Baca juga: Juragan 99 Ternyata Terlibat Kasus Pabrik Bodong, Gilang dan Istri Jadi Tersangka
"Tanggal 25 Februari 2022 mereka kemudian menjanjikan akan trading dan bisa WD (whitdraw), menarik modal, ternyata tidak terjadi."
"Mereka tetap trading tapi kita tidak bisa whitdraw," kata Murni didampingi Beni.
Baru pada 7 Maret 2022, nasabah mulai mengalami hal yang tidak diinginkan atau lebih tepatnya mulai kehilangan modal yang mereka investasikan.