Bandar Lampung

Subsidi Dicabut, Minimarket di Bandar Lampung Jual Minyak Goreng Kemasan Rp 24 Ribuan

Salah satunya di minimarket Jalan Imam Bonjol, Bandar Lampung. Harga minyak goreng kemasan merek Sania dijual dengan harga Rp 24.700 per liter.

Penulis: joeviter muhammad | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id / Muhammad Joviter
Di minimarket Jalan Imam Bonjol, Bandar Lampung, minyak goreng kemasan merek Sania dijual dengan harga Rp 24.700 per liter. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Pemerintah resmi mencabut subsidi minyak goreng kemasan per 16 Maret 2022 kemarin.

Subsidi hanya diberlakukan untuk minyak goreng curah dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 14 ribu.

Sejumlah minimarket di Bandar Lampung mulai menjual minyak goreng dengan harga non-subsidi.

Salah satunya di minimarket Jalan Imam Bonjol, Bandar Lampung. Minyak goreng kemasan merek Sania dijual dengan harga Rp 24.700 per liter.

Sementara harga minyak goreng merek Fortune dijual dengan harga Rp 48.300 per dua liternya.

Baca juga: Diskoperindag Mesuji Tunggu Instruksi Pusat soal Dicabutnya HET Minyak Goreng

Meski sempat mengalami kekosongan, Toni (23) karyawan minimarket menyebut stok minyak mulai dikirim lagi hari ini.

"Untuk hari ini sudah masuk minyak goreng merek Sania, kalau merek lain masih dalam pengiriman," kata Toni, Kamis (17/3/2022).

Toni menyebut stok minyak goreng tersebut juga didistribusikan ke toko ritel lainnya.

Karena itu, saat ini masyarakat tidak lagi harus mengantri atau membatasi pembelian minyak goreng.

"Biasanya minyak baru masuk langsung habis diserbu konsumen, sekarang seperti nya biasa saja," kata Toni.

Sementara itu, harga minyak goreng kemasan di Pasar Tamin, Bandar Lampung dijual Rp 25.000 per liter.

Pedagang di pasar tersebut, Tati (40) mengungkapkan meski dijual dengan harga Rp 25 per liter namun untuk barang nya belum didistribusikan dari agen.

"Kita sudah order, tapi sudah beberapa hari ini barang nya belum masuk," kata Tati.

Pedagang lainnya, Wiwik (34) mengaku tidak menjual minyak goreng kemasan. Tokonya hanya menyediakan minyak goreng curah.

Dirinya mengaku, jika harga minyak goreng curah saat ini di HET Rp 14.000.

"Aturannya memang seperti itu, tapi sekarang stoknya belum ada," kata Wiwik.

Wiwik mengatakan harga minyak goreng yang dijual ke konsumen tergantung dari harga distributor.

Jika distributor menjual dengan harga tinggi, otomatis harga jual ke konsumen juga mengalami kenaikan.

"Sebenarnya kalau harga mau berapa juga gak masalah, yang penting ada (barang) dulu," kata Wiwik.

Dicabutnya subsidi minyak goreng dari pemerintah mendapatkan tanggapan dari masyarakat.

Salah satunya Purwanti (40). Warga Kedaton, Bandar Lampung ini mengaku tidak begitu memusingkan soal harga minyak.

Menurutnya, yang paling penting adalah ketersediaan stok di pasaran aman, cukup untuk memenuhi kebutuhan harian.

"Percuma murah kalau minyak nya gak ada. Kalau memang mau naik harga juga jangan terlalu tinggi," kata Purwanti.

Purwanti mengaku sampai saat ini masih kesulitan mendapatkan minyak goreng.

Khususnya minyak goreng curah yang biasanya banyak beredar di pasar pasar tradisional.

"Karena saya pakai minyak curah untuk usaha dagang gorengan. Kalau pakai yang premium gak kuat di modal," kata Purwanti.

Oleh karena itu Purwanti berharap pemerintah dapat menormalkan kembali stok minyak goreng di pasaran.

"Perbanyak lagi stoknya, jangan seperti sekarang ini. Beli minyak saja harus antre," kata Purwanti.

( Tribunlampung.co.id / Muhammad Joviter )

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved