Mesuji
Kisah Kakek di Mesuji Lampung Sambung Hidup dengan Jualan Balon, Giman Kayuh Sepeda hingga 50 Km
Dengan keterbatasan fisik badan yang sudah memasuki usia tua, tak menyurutkan semangat Mbah Giman untuk mencari rezeki demi kebutuhan hidup.
Penulis: M Rangga Yusuf | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id, Mesuji - Matahari pagi di Pasar Simpang Pematang, Kecamatan Simpang Pematang, Kabupaten Mesuji bersinar terang, tampak seorang pria renta tengah menjajakan balon menggunakan sepeda ontelnya.
Sembari memegang balon saat dipompa untuk kemudian dipajang di sepeda tersebut.
Ia adalah Mbah Giman (55) warga Desa Rejobinangun, Kecamatan Simpang Pematang, Kabupaten Mesuji.
Dengan keterbatasan fisik badan yang sudah memasuki usia tua, tak menyurutkan semangat Mbah Giman untuk mencari rezeki demi kebutuhan hidup sehari-hari bersama sang istri Munah.
Sehari-hari, Mbah Giman mengais rezeki dengan berjualan balon dari desa ke desa.
Baca juga: Cari Ikan Pakai Alat Setrum, Pria di Mesuji Lampung Tewas Tersengat Listrik
Baca juga: Cerita Muli Mesuji Jadi Model Video Merdeka Belajar Kemendikbudristek, Awalnya dari Unggahan di IG
"Saya berjualan paling jauh jaraknya 50 Kilometer dari rumah. Ya, pelan-pelan saja mas," ucapnya
"Saya berjualan balon ini sudah lama. Yah ditekuni saja, hanya ini yang bisa saya lakukan," ujarnya dengan senyum sembari memegangi balon jualannya.
Kondisi itupun tak membuat Mbah Giman untuk tidak selalu bersyukur di segala situasi dan kondisi, mengingat Mbah Giman sendiri menyakini bahwa rezeki sudah ada yang mengatur yaitu Allah SWT.
"Kalau jualan gak laku, ya memang belum rezeki. Sudah ada Allah SWT yang telah mengatur rezeki masing-masing nikmati saja," tuturnya.
Mbah Giman menceritakan hampir setiap harinya ia mulai berangkat dari rumah dengan menaiki sepeda ontelnya untuk menjajakan balon yang tak lain pembelinya adalah anak-anak.
Dari hasil kerja kerasnya itu, penghasilan yang didapat dari Mbah Giman tak menentu. Kadang ada yang terjual bahkan tidak satupun terjual.
Untuk harga satu balon dijual Rp 5 ribu.
"Gak menentu mas, kadang laku kadang enggak. Ini saja baru laku tiga, baru dapat uang lima belas ribu. Alhamdulillah, syukuri saja," terangnya.
Bahkan, Mbah Giman pun mengaku kalau dirinya juga menerima uang lebih dari pembeli balon dan kondisi tersebut membuatnya sangat bersyukur.
"Terkadang pembeli memberi uang lebih saat membeli balon. Yang penting saya tidak pernah meminta ya diterima saja jika ada yang memberi yang penting niatnya memberi dan ikhlas," pungkasnya.
(Tribunlampung.co.id /M Rangga Yusuf)