Berita Terkini Nasional
Nasib Ade Armando Ikut Demo untuk Bikin Konten YouTube, Malah Babak Belur
Nasib Ade Armando datangi demo di DPR untuk bikin konten, malah berujung dikeroyok massa hingga celananya dilucuti.
Penulis: Virginia Swastika | Editor: Noval Andriansyah
Tribunlampung.co.id, Jakarta - Pegiat media sosial sekaligus dosen Universitas Indonesia (UI), Ade Armando dikeroyok massa saat datangi demo di gedung DPR, Senin (11/4/2022).
Padahal saat itu, kedatangannya tak lain untuk membuat konten YouTube atas nama Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS) mengenai aksi unjuk rasa.
"Tujuannya untuk membuat konten YouTube dan media sosial Gerakan PIS," ujar Sekretaris Jenderal PIS, Nong Darol Mahmada, dilansir dari Kompas.com, Selasa (12/4/2022).
Nong memaparkan bahwa dosen FISIP tersebut datang sekitar pukul 14.40 WIB didampingi oleh dua orang kameramen dan dua penulis yang bertindak sebagai tim peliputan atas nama PIS.
Mulanya, kegiatan mereka berjalan lancar, tanpa kendala.
Baca juga: Klarifikasi Warga Lampung yang Dituding Jadi Pelaku Pengeroyokan Ade Armando
Baca juga: Kapolres Way Kanan Pastikan 1 Terduga Pelaku Pengeroyokan Ade Armando Bukan Warga Way Kanan
Beberapa jurnalis dari berbagai media massa bahkan sempat juga mewawancarai Ade Armando terkait dengan unjuk rasa tersebut.
Apalagi saat itu, Ade yang memantau aksi tersebut mengklaim mendukung gerakan mahasiswa.
Padahal selama ini, ia dikenal sebagai sosok yang begitu pro dengan pemerintahan Joko Widodo.
Namun tak lama kemudian, Ade dan tim peliputan dari PIS yang menyudahi kegiatan mulai diawasi orang hingga berujung pengeroyokan.
"Pukul 15.35 tim menyepakati untuk menyudahi peliputan. Posisinya saat itu ada di depan pintu gerbang utama DPR," tutur Nong Darol.
"Saat mundur beberapa orang massa di situ terlihat mengawasi dan saling berbisik di antara mereka," tambahnya.
Ia dan tim juga tiba-tiba dihampiri sejumlah ibu-ibu yang datang sambil memaki.
Baca juga: Polres Way Kanan Buru Penyebar Hoaks Pelaku Pengeroyokan Ade Armando
Baca juga: Warga Lampung yang Disebut Keroyok Ade Armando Ternyata di Rumah, Dia Mancing Ikan
"Makian ibu-ibu inilah yang merangsang massa untuk bertindak beringas. Mereka semua mengepung Ade Armando dan tim," jelas Nong Darol.
Namun kondisi aksi tersebut disebut tak lagi kondusif hingga menyebabkan Ade Armando dan tim justru didatangi massa.
Tubuh mantan jurnalis majalah Prisma itu juga didorong-dorong massa. Padahal kala itu, mereka hendak meninggalkan lokasi demonstrasi.
"Mereka hendak meninggalkan lokasi karena sudah tidak kondusif," ujar Nong Darol.
"Beberapa saat kemudian dihampiri beberapa orang tidak dikenal, mereka tiba-tiba langsung menyerang. Sebelumnya mereka mengepung Ade dan tim," lanjutnya.
Ade Armando pun babak belur dihajar massa. Bahkan celana yang digunakannya juga dilucuti.
Nong menjelaskan pengeroyokan itu terjadi selama kurang lebih setengah jam.
Polisi lalu membentuk barikade untuk mengevakuasi dosen Ilmu Komunikasi FISIP UI tersebut ke dalam kompleks parlemen.
Dalam proses evakuasi itu, enam orang polisi disebut turut diserang massa.
Kini, Ade Armando diketahui masih dirawat di HCU RS Siloam, Jakarta.
Ia disebut dalam kondisi sadar meski menderita luka cukup serius akibat pengeroyokannya itu.
"Hasil pemeriksaan dokter menunjukan ada pendarahan dalam di bagian kepala. Ade Armando beberapa kali muntah dengan mengeluarkan darah," tutup Nong Darol.
Polisi ungkap identitas 4 terduga pengeroyok Ade Armando, ada warga Lampung
Identitas terduga pelaku yang mengeroyok dosen Universitas Indonesia Ade Armando telah dikantongi Polda Metro Jaya.
Ade Armando dikeroyok saat kericuhan dalam aksi demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR RI.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan bahwa sudah ada empat terduga pelaku yang sudah teridentifikasi oleh penyidik.
"Pertama atas nama Dhia Ul Haq, alamat Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur. Kedua bernama Ade Purnama, alamat Kampung Cijulang, Cisarua, Bogor," ujar Zulpan dalam keterangannya, Senin (11/4/2022).
Terduga pelaku ketiga, kata Zulpan, bernama Abdul Latip, warga Sukabumi, Jawa Barat.
Sementara itu, terduga pengeroyok keempat bernama Try Setia Budi Purwanto, warga Lampung.
"Itu adalah orang-orang yang sudah kami identifikasi sebagai pelaku pemukulan terhadap Ade Armando," kata Zulpan.
Sebagai informasi, mahasiswa yang tergabung dalam aliansi BEM SI menggelar unjuk rasa besar-besaran di depan Gedung DPR/MPR RI, Senin ini.
Aksi tersebut berujung ricuh. Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran mengatakan, ada oknum-oknum yang memanfaatkan aksi demonstrasi aliansi BEM UI untuk berbuat rusuh.
"Kami sangat sayangkan ada sekelompok yang memancing di air keruh, yang tujuannya bukan untuk menyampaikan pendapat, tapi memang niatnya membuat kerusuhan," kata Fadil dalam konferensi pers, Senin malam.
Fadil menjelaskan, setelah massa BEM SI membubarkan diri, ada sekelompok orang yang berbuat rusuh. Sekelompok orang itu kemudian mengeroyok Ade Armando hingga babak belur.
Dirinya juga memastikan bahwa pengeroyok Ade Armando bukanlah mahasiswa.
"Setelah (aspirasi) diterima dan mahasiswa kembali (bubar), ada kelompok massa dan kami sudah identifikasi melakukan pengeroyokan dan penganiayaan kepada saudara Ade Armando," ujar Fadil.
Polisi kemudian mengevakuasi Ade Armando.
Namun, sejumlah anggota kepolisian malah diserang hingga terluka.
"Pada saat anggota melakukan evakuasi, massa non-mahasiswa bertambah beringas menyerang anggota, sehingga enam anggota kami yang melakukan evakuasi, terluka," ucap Fadil.
Fadil pun mengultimatum para pengeroyok Ade Armando untuk menyerahkan diri.
"Kami akan mengumumkan identitas pelaku dan jika tidak menyerahkan diri akan kami lakukan penangkapan!" ujar Fadil.
Sebagai informasi, mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar unjuk rasa besar-besaran di depan Gedung DPR/MPR RI, Senin ini.
Ada empat poin tuntutan yang disampaikan mahasiswa dalam unjuk rasa tersebut.
Koordinator Media BEM SI Luthfi Yusrizal menyebutkan, poin pertama adalah mendesak dan menuntut wakil rakyat agar mendengarkan dan menyampaikan aspirasi rakyat.
"Bukan aspirasi partai," kata Luthfi dalam keterangannya.
Poin kedua, BEM SI mendesak para wakil rakyat agar menjemput aspirasi rakyat yang telah disampaikan dalam aksi demonstrasi di berbagai daerah sejak 28 Maret 2022 sampai 11 April 2022.
Selanjutnya, pada poin ketiga, BEM SI menuntut dan mendesak anggota parlemen secara tegas menolak penundaan pemilu 2024 atau masa jabatan tiga periode.
"Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk tidak mengkhianati konstitusi negara dengan melakukan amandemen," kata Luthfi.
Poin terakhir, BEM SI mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menyampaikan kajian disertai 18 tuntutan mahasiswa kepada Presiden Joko Widodo, yang sampai saat ini belum terjawab.
(Tribunlampung.co.id/Virginia Swastika)