Tulangbawang
Kisah Asmara Kepala Sekolah dan Murid di Lampung yang Mirip Cerita Cerpen
Kisah perjalanan asmara seorang kepala sekolah di Lampung menjadi viral di media sosial.
"Secara langsungkan tidak baik, sehingga saya melakukan pendekatan melalui guru-gurunya. Seperti apa respon Dila melihat saya apakah ngefans atau bagaimana," ungkap Fajrul.
Jurus yang dia keluarkan rupanya jitu. Dila ternyata merespon dan respect dengan Fajrul.
Sinyal-sinyal cinta juga dikirim Dila melalui perantara orang-orang terdekat Fajrul.
Sinyal positif yang dikirim Dila itu tentu melalui pertimbangan tertentu, dengan melihat latar belakang Fajrul.
"Rupanya dia juga ngefans ke saya, dalam kutip, masih muda, kepala sekolah, ketegasan dan kedisiplinan saya. Dari situ saya berpikir, oh dia suka nih, sehingga ada signal yang baik juga dari dia," ucap Fajrul dengan senyum mengembang.
Ia juga menegaskan, saat itu dirinya hanya berhubungan baik dan tidak ada hubungan pacaran hingga saat ia melamar Dila Santika.
"Kita hanya berhubungan dengan melakukan pendekatan yang baik dan tidak pacaran. Saya kepala sekolah tidak mungkin untuk pacaran mas, apalagi di agama-kan dilarang untuk pacaran," tuturnya.
Barulah pada akhir tahun 2020 lalu, Fajrul Islam resmi menjabat sebagai kepala sekolah SMK Al-Iman 1.
Jabatan baru yang di emban Fajrul itu turut menjadi modal untuk kian merekatkan hubungan dengan Dila.
Kedekatan itu semakin serius saat Fajrul melamar datang ke orang tua Dila pada Juli tahun 2021 lalu.
Ketika itu, Fajrul memberanikan untuk langsung menelepon orang tua Dila. Tujuanya, untuk mengutarakan isi hati tentang kisah dia dengan Dila untuk menjalin hubungan yang lebih serius.
"Saat itu saya mencoba menelpon orang tuanya dan bilang nanti jika sudah lulus boleh tidak saya untuk dekat dengan Dila Santika. Ternyata respon ayahnya malah berbeda, ayahnya Dila memberi jalan dan menyuruh saya membawa keluarga ke rumahnya," ungkap Fajrul.
Mendapat respon positif dari ayah Dila, perasaan Fajrul pun seakan terbang ke angkasa.
"Saya jujur kaget langsungdiucap seperti itu, sehingga saya berpikir siap ngak dan saya coba berkomunikasi dengan keluarga namun kelurga tidak 90 persen mendukung," ucapnya.
Merasa tidak mendapat dukungan penuh dari keluarga besarnya, Fajrul tidak patah semangat.