Lebaran 2022
Kisah Pilu Nakhoda Kapal 11 Tahun Tak Pulang Lebaran
Momen lebaran menyisakan banyak cerita bagi masyarakat. Termasuk kisah nakhoda kapal tak rayakan lebaran selama 11 tahun.
Tribunlampung.co.id, Lampung Selatan - Momen lebaran menyisakan banyak cerita bagi masyarakat. Termasuk kisah nakhoda kapal yang tak rayakan lebaran selama 11 tahun.
Nakhoda bernama Amir itu selama belasan tahun tidak dapat merasakan momen lebaran bersama keluarga.
Ini lantaran pekerjaannya sebagai nakhoda di KMP Batumandi.
"Wah kami nggak pernah pulang saat momen lebaran. Lebaran kami cuma ngantar orang pulang aja," kata Amir, Senin (2/5/2022)
"Jadi 11 tahun itu nggak pernah ngerasain momen lebaran. Jadi pas momen lebaran itu semua kru kapal nggak ada yang pulang. Nanti setelah selesai arus balik, sekitar tanggal 9 baru kita jadwalkan cuti lagi. Sementara kita kerja, melayani pengguna jasa mudik," ujarnya.
Baca juga: Gempa Magnitudo 2,2 Guncang Lampung Selatan
Baca juga: Diserbu Wisatawan, Jalan Menuju Pantai Maja-Pantai Batu Kapal Lampung Selatan Macet Total
Amir memiliki rasa kebanggaan dapat mengantarkan orang ke tempat tujuannya supaya dapat berkumpul bersama keluarganya.
"Kadang jadi rasa kebanggaan tersendiri ya, bisa mengantar orang menyeberang sampai ke tempat tujuan," katanya
"Dukanya kita nggak bisa ngerayain momen lebaran bersama keluarga. Jadi lebarannya bersama teman-teman di atas kapal," ucapnya.
Amir mengatakan istri dan anaknya sudah memahami resiko pekerjannya.
"Alhamdulilah istri dan anak udah paham sama profesi saya. Resiko profesi. Kalau lebaran kayak gini biasanya video call. Nanti setelah arus balik nanti, kira-kira pelayanan penyeberangan sudah tidak sesibuk sekarang, baru ajukan cuti," ujarnya.
"Ada 3 momen yang kami tidak bisa mengambil cuti. Libur lebaran, libur nataru dan ancor (masa perbaikan kapal). Kami akan standby saat momen-momen tersebut," katanya
Amir menjelaskan dirinya sudah dua tahun bekerja sebagai nahkdoa di KMP Batumandi.
"Saya di KMP Batumandi ini kurang lebih dua tahun. Sebelumnya saya bertugas di Batam. Lalu ke Sebuku. Kemudian baru di kapal ini," kata Amir
"Awalnya saya di aceh. Awal saya jadi nahkoda tahun 2011 di Batam. Terus pindah ke sebuku. lalu saya ditugaskan di perlintasan ini merak. Awalnya 2007 di aceh. Terus dipindahkan ke sibolga. Lalu pindah ke Batam. Kemudian dipindah ke merak. Terakhir dipindahkan ke sini 2017. Diatas kapal ini kurang lebih 2 tahun," pungkasnya.
( Tribunlampung.co.id / Dominius Desmantri Barus )