Lampung Tengah
Cerita Tahanan Menikah di Polsek Bangun Rejo Lampung Tengah: Yakin Ada Kehidupan yang Lebih Baik
Meskipun sedih harus menikah dalam kondisi menjadi tahanan, pemuda 22 tahun ini pasrah dan berjanji mengambil hikmah dari kasusnya.
Penulis: syamsiralam | Editor: Reny Fitriani
"Memang kami sudah sepakat menikah pada tanggal itu (29 Maret). Alhamdulillah keluarga merestui," ucapnya.
Lukman merasa sedih dengan kondisi harus menikah di tahanan, tak seperti lazimnya orang-orang yang menikah dengan perayaan di rumah ataupun tempat lain seperti gedung.
Namun, ia bersyukur dan akan mengambil pelajaran dari kondisi ini.
"Insya Allah saya pribadi ingin mengambil pelajaran dengan keadaan yang menimpa saya ini. Semoga ke depan saya bisa lebih baik lagi," harapnya.
Tak hanya itu, Lukman juga menitip pesan kepada istrinya.
Di tengah hubungan mereka yang harus terbatasi dengan jeruji besi, Lukman meminta sang istri menunggu dirinya.
Ia meyakinkan istrinya untuk menjalani hidup bersamanya setelah proses hukum selesai.
"Saya berpesan supaya saling menjaga. Yakin setelah ini akan ada kehidupan yang lebih baik lagi," tuturnya.
Kemanusiaan
Polsek Bangun Rejo memfasilitasi pernikahan Lukman dan Nela atas dasar kemanusiaan.
Pernikahan keduanya berlangsung di ruang tahanan polsek dengan pengawalan anggota Polsek Bangun Rejo.
"Ini atas nama kemanusiaan. Kita tidak boleh menghalangi kalau keduanya ingin melangsungkan pernikahan. Apalagi kedua keluarga memang merestui," ucap Kapolsek Bangun Rejo Ajun Komisaris Pol Feriyantoni mewakili Kapolres Lamteng Ajun Komisaris Besar Pol Doffie Fahlevi Sanjaya.
Lukman, kata Feriyantoni, tetap harus menjalani proses hukum dalam kasus penyalahgunaan narkoba jenis sabu.
Dalam kasus ini, Polsek Bangun Rejo awalnya sering mendapat laporan warga.
Warga resah dengan aktivitas sejumlah orang yang kerap datang ke sekolah pada malam hari.