Bandar Lampung
Pemprov Lampung Perketat Lalu Lintas Hewan Ternak, Cegah Penularan Penyakit Mulut Kuku
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung bakal melakukan pengetatan pengawasan lalu lintas hewan ternak guna mengantisipasi penularan penyakit mulut kuku
Lebih lanjut Asisten II Kusnardi mengungkapkan, pihaknya telah berkoordinasi secara massif dengana Dinas Peternakan Kabupaten/Kota.
Terlebih dengan Dinas Peternakan yang ada di luar daerah yang berbatasan langsung dengan Lampung seperti Provinsi Banten.
Menurutnya, berdasarkan pantauan yang dilakukan oleh tim Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan belum ditemukan adanya hewan ternak yang terserang PMK.
"Jika memang ada temuan di Lampung maka tindakannya adalah dengan melakukan isolasi kepada hewan tersebut. Mudah-mudahan ini segera tertangani sama halnya dengan penyakit-penyakit hewan lainnya," ujar Kusnardi.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau pemerintah kabupaten/kota untuk Membentuk Satuan Tugas Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Tim Satuan Tugas terdiri dari Unsur Pimpinan Daerah, Unsur Kepolisian, Unsur Dinas Teknis, Unsur Dinas Perhubungan, Unsur Komunikasi dan Informatika, Unsur Polisi Pamong Praja, Unsur Karantina Hewan, Unsur Bala Veteriner, Unsur Akademisi, organisasi profesi dan asosiasi usaha peternakan.
"Tim Satuan Tugas mempunyai tugas untuk Meningkatkan pengawasan lalu lintas hewan dan produknya antardaerah terutama antar Provinsi dan Kabupaten/Kota," jelas Kusnardi.
Sementara itu, peternak sapi di Kalianda merasa khawatir hewan ternaknya bisa terjangkit penyakit mulut dan kuku.
Karenanya para peternak Dinas Peternakan Kabupaten Lampung Selatan melakukan penyuluhan tentang penyakit hewan ini.
Muslim, peternak sapi di Dusun Umbul Tengah, Kedaton, Kalianda mengaku, memiliki empat ekor sapi berukuran besar dan satu ekor berukuran kecil.
"Kita sudah usaha ternak sapi dari tahun 2000. Pas tahu ada penyakit PMK ini kita merasa khawatir juga ya. Maka dari itu maunya dari dinas terkait melakukan kontrol ke peternak-peternak yang ada di desa-desa," kata Muslim.
"Udah denger sih soal penyakit itu. Namun istilahnya belum seberapa detail kita tahu tentang penyakit tersebut. Yang kita denger-denger sih ya sapinya itu diem aja. Dari mulutnya keluar lendir. Terus nggak ada nafsu makan," ujarnya.
Hal senada dikatakan Sobirin, peternak sapi lainnya.
Ia juga mengaku merasa khawatir terkait penyakit pada hewan ternak itu.
"Sudah denger sih dari temen-temen sepeternak juga. Khwatir juga. Walaupaun kita cuma ngejual aja ya. Biasanya sapi baru datang, ada satu atau dua langsung kita jual lagi. Tapi ya namanya ada penyakit gini kita juga khawatir kalau hewan kena juga. Modal sapi ini tidak sedikit puluhan juta," katanya.
(Tribunlampung.co.id/Kiki Adipratama/dom)