Bandar Lampung
Selain Banjir Rob, Sampah Jadi Masalah Pesisir Bandar Lampung
Banjir Rob atau banjir di pesisir karena luapan air laut terjadi di Bandar Lampung di tiga hari terakhir sejak Senin (16/5/2022) kemarin.
Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Banjir Rob atau banjir di pesisir karena luapan air laut terjadi di Bandar Lampung di tiga hari terakhir sejak Senin (16/5/2022) kemarin.
Naiknya air secara umum naik di pagi hari dan mulai surut tiga jam kemudian.
Ketinggian air bahkan mencapai sepinggang orang dewasa, atau dalam hitungan matematika mencapai lebih kurang satu hingga 1,5 meter.
Berdasarkan pantauan, fenomena naiknya air laut hingga ke daratan ini cukup memberi dampak ke masyarakat, mulai dari tergenangnya beberapa pemukiman penduduk yang dekat dengan garis air laut, terbatasnya mobilitas hingga hadirnya potensi sumber penyakit.
Tak hanya bencana banjir rob, sejumlah kawasan pesisir di kota dengan julukan Tapis Berseri itu juga diterpa tumpukan sampah.
Baca juga: Simpan Sabu di Bawah Karpet Tempat Tidur, Warga Panjang Bandar Lampung Diciduk Polisi
Baca juga: Kejati Periksa 4 Saksi Pengurus Cabor Koni Lampung
Terlebih di daerah muara sungai-sungai, dekat dengan pantai.
Seperti yang terpantau Tribun Lampung di Muara Sungai Way Belau, Bandar Lampung.
Sampah yang terapung, umumnya merupakan sampah domestik hasil aktivitas harian masyarakat seperti plastik, botol, dan semacamnya.
Sampah tersebut telah mengalir dari Sungai Way Belau di permukiman warga hingga akhirnya berdiam di pesisir Pulau Pasaran yang merupakan titik akhir dari muara tersebut.
Bahkan, di beberapa titik dekat jembatan Pulau Pasaran, sampah terlihat menumpuk hingga menutup apa yang ada di bawahnya.
Seorang warga setempat, menuturkan penuhnya muara sungai dengan sampah merupakan fenomena yang rutin terjadi.
"Apalagi kalau pasang atau musim hujan. Biasanya banyak sampah di Muara sungai," kata Fauzan, warga setempat.
Kata dia, tak jarang warga lokal melakukan kerjabakti membersihkan sampah-sampah yang ada. Namun, karena sifat aliran sungai, dikatakannya menjadi sebab seringnya tumpukan sampah hadir di sana.
Selain di kawasan pesisir Pulau Pasaran, pesisir di Gudang Lelang, Sukaraja, Panjang dan sekitaran teluk Lampung lainnya juga memiliki problem serupa.
(Tribunlampung.co.id / V Soma Ferrer)