Lampung Selatan
Sosok Pria Asal Lampung Selatan yang 3 Kali Bawa Kabur Bocah di Bawah Umur
Seorang bocah berumur 8 tahun di Lampung Selatan sempat menghilang selama 4 bulan. Penyebab bocah hilang itu ternyata dibawa oleh seorang pria.
"Iya informasi dari pak RT itu anak kita tinggal bareng Helmi," ujarnya.
Ridwan mengatakan Helmi sudah 1 bulan menghilang, dan anaknya tinggal sendiri di kontrakan tersebut.
"Kata pak RT Helmi sudah sebulanan nggak pulang ke kontrakan itu. Jadi kondisinya anak kita itu sendiri di sana. Yang ngurus pak RTnya," katanya.
Siti menceritakan apa yang disampaikan anaknya, bahwa anaknya tersebut terpaksa berjualan pisang dan air mineral di terminal untuk menyambung hidup.
"Nggak banyak yang diceritakan anak kita. Karena kondisinya mungkin masih trauma. Dikit-dikit dia cerita. Katanya dia naik bus.
Cuma karena anak kita ini belum seberapa fasih membaca, dia tidak tahu naik bus jurusan ke mana. Yang jelas kata dia, mereka (anaknya dan Helmi) berangkat dari sini naik bus.
Sampai di sana mungkin karena kekurangan biaya, mereka berjualan pisang, minuman-minuman gitu," katanya.
"Tapi sebulan belakang ini Helmi itu nggak pulang. Jadi anak kita yang ngurus pak RT. Kalau dari kondisi fisik kayaknya nggak ada bekas-bekas penganiayaan ya.
Mau tanya lebih dalam lagi, takutnya dia masih trauma. Yang jelas kemarin dia sudah divisum luar kemarin, bersama rombongan KPAI, PPA, dan lainnya," ujarnya.
Siti mengucapkan terimakasih atas dukungan KPAI, PPA kabupaten, pihak sekolah, maupun pihak kepolisian yang telah membantu kepulangan anaknya.
"Dari KPAI dan PPA kemarin sudah datang, dan memberikan dukungan kepada kita. Mereka juga menyarankan untuk sementara anak kita untuk istirahat dulu di rumah agar mengembalikan rasa percaya dirinya dan traumanya,"
"Lalu dari perwakilan sekolahnya juga sudah datang kemarin, mereka juga memberikan dukungan salah satunya memberikan kelonggaran untuk anak kita supaya bisa belajar dari rumah dan mengikuti ujian dari rumah. Sampai tahun ajaran baru mulai," katanya.
Pihak keluarga menyayangkan tindakan yang dilakukan Helmi.
"Ya kita merasa kecewa. Karena Helmi ini sudah kita anggap seperti anak sendiri. Kebetulan dia juga sering ke rumah. Kita nggak pernah menaruh curiga ke dia kalau bakal seperti ini,"
"Awal anak kita bisa kenal dengan dia karena ingin membeli burung. Lama-lama deket, sering main ke rumah, jemput anak kita dibawa ke rumahnya.