Bandar Lampung

Selain Ancaman Banjir Rob, Warga di Pesisir Bandar Lampung Hadapi Persoalan Sampah

Tak hanya banjir rob yang setiap tahun selalu terjadi. Warga di kawasan Pesisir Bandar Lampung juga menghadapi persoalan sampah.

Editor: Dedi Sutomo
tribunlampung/soma Ferrer
Ilustrasi - Banjir rob terjadi di kawasan pesisir Bandar Lampung, warga yang tinggal di Pulau Pasaran terdampak 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung – Tak hanya banjir rob yang setiap tahun selalu terjadi. Warga di kawasan Pesisir Bandar Lampung juga menghadapi persoalan sampah.

Diketahui, banjir rob kembali terjadi di kawasan pesisir Bandar Lampung sejak Senin (16/5/2022).

Pasang air laut akan nait pada pagi hari, dan mulai surut tiga jam kemudian. Ketinggian air saat pasang bisa mencapai pinggang orang dewasa.

Kondisi tersebut cukup memberi dampak pada aktivitas dan mobilitas warga yang tinggal di kawasan pesisir.

Namun, tak hanya bencana banjir rob, sejumlah kawasan pesisir di kota dengan julukan Tapis Berseri itu juga diterpa tumpukan sampah.

Baca juga: Calhaj Asal Lampung Selatan Baru 90 Persen yang Lunasi BPIH, Batas Akhir Pelunasan 20 Mei 2022

Baca juga: Pemuda Asal Panjang Bandar Lampung Diamankan Polisi karena Menyimpan Narkoba Jenis Sabu

Terlebih di daerah muara sungai-sungai, dekat dengan pantai.

Seperti yang terpantau Tribun Lampung di Muara Sungai Way Belau, Bandar Lampung.

Sampah yang terapung, umumnya merupakan sampah domestik hasil aktivitas harian masyarakat seperti plastik, botol, dan semacamnya.

Sampah tersebut telah mengalir dari Sungai Way Belau di permukiman warga hingga akhirnya berdiam di pesisir Pulau Pasaran yang merupakan titik akhir dari muara tersebut.

Bahkan, di beberapa titik dekat jembatan Pulau Pasaran, sampah terlihat menumpuk hingga menutup apa yang ada di bawahnya.

Seorang warga setempat, menuturkan penuhnya muara sungai dengan sampah merupakan fenomena yang rutin terjadi.

"Apalagi kalau pasang atau musim hujan. Biasanya banyak sampah di Muara sungai," kata Fauzan, warga setempat.

Baca juga: Empat Anak di Way Kanan Hanyut di Sungai, Satu Korban Meninggal dan Tiga Anak Selamat

Baca juga: Damkar Tolong Warga Ambil Uang Rp 100 Ribu yang Jatuh di Saluran Air Viral di Medsos

Kata dia, tak jarang warga lokal melakukan kerjabakti membersihkan sampah-sampah yang ada. Namun, karena sifat aliran sungai, dikatakannya menjadi sebab seringnya tumpukan sampah hadir di sana.

Selain di kawasan pesisir Pulau Pasaran, pesisir di Gudang Lelang, Sukaraja, Panjang dan sekitaran teluk Lampung lainnya juga memiliki problem serupa.

Warga Pulau Pasaran Terdampak Banjir Rob

Peristiwa banjir rob menerjang kawasan pesisir pantai Kota Bandar Lampung sejak dua hari terakhir Senin-Selasa (16-17/5).

Ketinggian banjir rob bahkan mencapai sepinggang orang dewasa atau sekitar satu meter.

Menurut warga sekitar, naiknya air secara umum hanya terjadi pagi hari dan mulai surut tiga jam kemudian.

Keadaan itu terjadi hampir di semua kawasan pemukiman masyarakat di pesisir Bandar Lampung seperti Pulau Pasaran, Sukaraja, Gudang Lelang, dan sebagian pesisir di daerah Kecamatan Panjang, Bandar Lampung.

Berdasarkan pantauan, fenomena naiknya air laut hingga ke daratan ini cukup memberi dampak ke masyarakat.

Mulai dari tergenangnya beberapa pemukiman penduduk yang dekat dengan pantai, terbatasnya mobilitas, hingga hadirnya potensi sumber penyakit.

Fauzan, warga lokal yang beraktivitas di Pulau Pasaran mengaku warga sebenarnya sudah terbiasa menghadapi air laut naik seperti sekarang. Sehingga mereka pun sudah melakukan berbagai persiapan.

Menurutnya, banjir rob sudah menjadi fenomena alam yang rutin dialami masyarakat pesisir Bandar Lampung.

"Namun, kali ini cukup besar banjir robnya. Sehingga banyak masyarakat Pulau Pasaran terkendala dalam aktivitas hariannya," kata dia.

Fauzan menambahkan, daerah yang tenggelam cukup tinggi ada di bagian jembatan Pulau Pasaran. Karena jembatan ini satu-satunya akses bagi masyarakat Pulau Pasaran untuk menuju ke Kota Bandar Lampung.

"Jadi saat air naik banyak masyarakat menggunakan perahu untuk menyeberang ke Bandar Lampung dan sebaliknya. Tapi masih ada juga beberapa warga yang nekat mematikan mesin motor dan kemudian mendorong motornya melewati jembatan," ucap dia.

BMKG Prediksi hingga 21 Mei

Stasiun BMKG Panjang memperkirakan potensi banjir rob akan berlangsung hingga Kamis (19/5).

Di mana fenomena alam itu sudah terjadi setiap hari sejak Senin (16/5) kemarin.

Potensi itu besar kemungkinan terjadi di setiap pesisir Bandar Lampung.

"Adanya peringatan akan banjir rob sudah kita sampaikan sejak 12 Mei lalu. Sementara prakiraan banjir rob masih akan berpotensi hingga 21 Mei mendatang," kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Satasiun Meteorologi Maritim Lampung, Raden Eko, Selasa (17/5).

Menurutnya, penyebab banjir rob karena fase perigee atau jarak terdekat bumi, bulan, serta faktor meteorologis lain.

"Faktor meteorologi lain itu seperti angin kencang mencapai 20 knots, serta meningkatkan tinggi gelombang di wilayah Teluk Lampung dan sekitarnya," jelasnya.

"Untuk saat ini, kita mencatat ketinggian maksimum yang sudah terjadi ialah setinggi 1,6 meter," lanjut dia. ( Tribunlampung.co.id / V Soma Ferrer )

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved