Lampung Utara

Wabah PMK Tak Pengaruhi Harga Daging Sapi di Lampung Utara, Masih Stabil

Edi salah seorang pedagang daging sapi di Pasar Sentral Kotabumi, Lampung Utara menyebut tidak ada kenaikan atau penurunan harga akibat wabah PMK. 

Penulis: anung bayuardi | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Anung Bayuardi
Pedagang daging sapi di Pasar Sentral Kotabumi. Wabah PMK tak pengaruhi harga daging sapi di Lampung Utara. 

Tribunlampung.co.id, Lampung Utara - Wabah Penyakit Kuku dan Mulut (PMK)yang menyerang hewan ternak di sejumlah daerah di Indonesia relatif terkendali dan sejauh ini tidak membuat harga daging sapi bergejolak. 

Edi, salah seorang pedagang daging sapi di Pasar Sentral Kotabumi, Lampung Utara menyebut tidak ada kenaikan atau penurunan harga akibat wabah PMK. 

Dia pun masih menjual daging dengan harga yang masih sama seperti setelah Lebaran, yaitu pada kisaran Rp130.000-140.000 per kilogram (Kg). 

"Sekarang harga daging Rp140.000 per kilogramnya, naik enggak turun juga enggak," ujarnya 

Menurut dia, penurunan terjadi pada volume penjualan daging yang biasanya mencapai 20 Kg per hari menjadi hanya 15 Kg per hari.

Baca juga: 225 Calhaj Lampung Utara Ikut Manasik Haji

Baca juga: Hindari PMK, Pemkab Mesuji Imbau Masyarakat untuk Berhati-hati Saat Beli Hewan Kurban

"Paling 15 kilogram sehari. biasanya bisa 20 kilogram per hari," ungkapnya. 

Menurutnya hal itu tidak berdampak terhadap PMK di Lampung Utara, hanya daya beli konsumen saat ini memang sedang lesu.

Ia berharap, penyakit tersebut tidak terjadi di kabupaten setempat. 

Ia berharap harga daging bisa kembali ke harga Rp125.000-Rp130.000 per kilogramnya.

"Pengennya sih turun, supaya nggak keberatan dalam menjualnya, kalau sekarang bisa ngambil enggak bisa jual," keluhnya.

Pedagang lainnya bernama Muhidin juga mengatakan bahwa harga daging yang ia jual tidak mengalami perubahan harga meski ada wabah PMK. 

"Kalau harga mah tetap dari yang habis Lebaran sampai sekarang pun sama harga daging mah, masih mahal, masih Rp140.000 per kilogramnya," ungkapnya.

Dirinya mengaku akibat harga daging yang masih mahal tersebut berdampak pada penurunan penjualan daging sapi di lapaknya. 

"Penurunan penjualan jauh, biasanya saya per hari dapat menjual 42 Kg, kalau sekarang paling 20-an Kg," tuturnya.

Sementara, Wati salah satu ibu rumah tangga mengaku tidak kuatir akan bahaya penyakit PMK di Lampung Utara. Mengingat, penyakit ini belum diketemukan di kabupaten setempat.

“Saya tetap aja beli daging. Sebulan paling dua kali. Gak was-was,” katanya.

Ia berharap kepada instansi terkait untuk terus melakukan pemantauan, baik di perusahaan ataupun perorangan yang memiliki sapi atau kambing.

“Jangan heboh dulu satu penyakit baru turun mantau,” ucap Dia.

(Tribunlampung.co.id/Anung Bayuardi)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved