Bandar Lampung
Stasiun Meteorologi: Pertumbuhan Awan Cumulonimbus Akibatkan Puting Beliung
Kepala Stasiun Meteorologi Radin Inten II Lampung Selatan Kukuh Ribudiyanto menjelaskan, terkait pertumbuhan awan cb, yang sebabkan puting beliung.
Penulis: Jelita Dini Kinanti | Editor: Robertus Didik Budiawan Cahyono
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung- Angin puting beliung di Lampung Selatan dan Lampung Timur, terjadi karena adanya pertumbuhan awan cumulonimbus (cb).
Kepala Stasiun Meteorologi Radin Inten II Lampung Selatan Kukuh Ribudiyanto menjelaskan, terkait pertumbuhan awan cb.
Menurut Kukuh Ribudiyanto, salah satu kondisi yang berkontribusi menyebabkan pertumbuhan awan cb adalah masa uap air yang bergerak dari arah barat ke timur dan sedang melewati Indonesia.
Awan cb selain menyebabkan angin puting beliung juga yang menyebabkan hujan lebat dengan durasi pendek, petir, angin kencang, dan hujan es
Angin kencang sebenarnya yang paling patut diwaspadai, karena dampaknya lebih luas dibandingkan dengan angin puting beliun. Serta bisa merusak bangunan semi permanen.
Baca juga: Rumah Warga di Empat Desa di Lampung Timur Rusak Dihajar Puting Beliung
Baca juga: Rumah dan Masjid Rusak Disapu Puting Beliung, BPBD Lampung Selatan Bantu Korban
Meskipun angin puting beliung baru saja terjadi, masyarakat tetap wajib waspada tentang kemungkinan adanya angin puting beliung lagi.
Termasuk waspada adanya angin kencang, hujan lebat, petir, dan hujan es.
Sebab kita masih dalam masa transisi dari musim hujan ke kemarau. Selama masa transisi, kemungkinan masih terjadi masa uap air.
Musim kemarau diprediksi akan dimulai pada Juni 2022. Tapi untuk Lampung Barat bagian timur, Tanggamus, Way Kanan dan Lampung Utara kemungkinan musim kemarau datang lebih lambat.
(Tribunlampung.co.id/Jelita Dini Kinanti)