Pesisir Barat
Warga Pesisir Barat Tandu Orang Sakit ke Puskesmas, Tempuh Jalan Berlumpur 7 Jam
Buruknya infrastruktur jalan akibatkan warga Desa Way Haru, Pesisir Barat, Lampung gotong royong tandu orang sakit menuju Puskesmas.
Tribunlampung.co.id, Pesisir Barat- Way Haru, salah satu desa terpencil di Kecamatan Bengkunat, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung.
Hingga kini pembangunan akses jalan yang ada di Desa Way Haru, Kecamatan Bengkunat, Pesisir Barat itu masih sangat memperihatinkan.
Butuh tujuh jam perjalanan dengan berjalan kaki menuju Desa Way Haru dari Kecamatan Bengkunat, Pesisir Barat dengan akses jalan terjal dan berlumpur.
Warga Desa Way Haru ini, mayoritas berkerja sebagai petani.
Desa yang subur dan kaya akan hasil buminya ini, bagaikan terhimpit diantara samudra Hindia dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Begitulah kondisi desa tersebut.
Baca juga: DPO Pencurian Tabung Gas di Pringsewu, Diburu dan Ditangkap Polisi di Pesisir Barat
Baca juga: Bus Masuk Jurang Sedalam 50 M di Pesisir Barat Lampung, Satu Penumpang Sempat Terlempar Keluar
Warga Desa Way Haru mempunyai mimpi, akses jalan penghubung menuju Kecamatan Bengkunat terbangun. Namun, masih belum juga terealisasi sampai saat ini.
Adi (46), warga Way Haru mengungkapkan, ketika memasuki musim penghujan barang-barang warga yang akan keluar menuju Pasar Way Heni dan sebaliknya, harus dibawa pakai gerobak ditarik sapi atau kerbau.
"Kami menggunakan grobak pakai sapi dan kerbau, kalau mau membawa barang keluar," ungkapnya.
Meski Indonesia sudah merdeka hampir 77 tahun lamanya, namun kemerdekaan itu sepertinya masih belum dirasakan sebagian masyarakat. Termasuk masyarakat Way Haru ini.
Bagaimana tidak, akses jalan penghubung yang selama ini diimpikan masyarakat setempat tampaknya masih sebatas wacana belaka.
Ketika warga ada yang sakit dan dirujuk kefasilitas kesehatan, masyarakat setempat harus bergotong royong membawanya menggunakan tandu.
Berjalan kaki sejarak puluhan kilometer, dengan kondisi jalan berlumpur hingga lutut orang dewasa.
"Kami bergotong royong menggunakan tandu dari bambu dan kain sarung untuk menggotong saudara kami, menuju Puskesmas," Ungkap adi.
Terkadang juga masyarakat yang dirujuk ke Puskesmas Bengkunat yang butuh penanganan cepat, harus meninggal dunia dalam perjalanan, lantaran jarak lokasi yang dituju cukup jauh.
"Ada juga yang ninggal di perjalanan, karena terlambat mendapat penangganan medis," ungkap dia.