Lampung Selatan

Melongok Kampung Khilafatul Muslimin di Lampung Selatan, Tak Boleh Merokok dan Wajib Pakai Jilbab

Kampung Khilafah ini berdiri di atas lahan seluas tiga hektare di Dusun Karang Anom, Desa Karang Sari, Kecamatan Jati Agung.

Editor: Reny Fitriani
Dokumentasi
Kampung Khilafah di Dusun Karang Anom, Desa Karang Sari, Kecamatan Jati Agung. 

"Kita ikut aturan yang ada di negara ini. Kita punya aturan yang agak khusus. Paling ya ibu-ibu yang masuk ke sini harus pakai jilbab. Kemudian yang nggak nutup aurat, suruh nutup aurat. Kalau yang merokok nggak boleh merokok. Selebihnya, sama seperti kampung-kampung yang lain," ujarnya.

"Jadi, kami tegaskan disini bahwa sebutan kampung khilafah ini hanya sebutan sebuah komunitas. Dimana, yang tinggal di kampung khilafah ini adalah warga Jamaah Khilafatul Muslimin. Kami open tidak eksklusif. Mau datang mau melihat mau ada hubungan bisnis atau segala macam kami sangat senang. Kami tidak menutup diri," kata dia.

Ada Pesantren

Selain memiliki Kampung Khilafah, kelompok Khilafatul Muslimin juga ternyata memiliki pondok pesantren dengan nama Pondok Pesantren Ukhuwwah Islamiyyah (PPUI) Khilafatul Muslimin Margodadi yang berada di Desa Margo Lestari Kecamatan Jati Agung.

Berdasarkan data yang dihimpun, pondok pesantren itu masih beraktivitas secara normal paska ditangkapnya ketua umum Khilafatul Muslimin Abdul Qodir Hasan Baroja

Bahkan kegiatan keagamaan dan belajar mengajar pun masih berjalan normal di pondok pesantren. Pesantren tersebut terbagi menjadi 2 bagian.

Pertama tempat para santri setingkat SMP dan SMA. Pada bagian sebelahnya pendidikan setingkat perkuliahan.

Salah seorang pengajar yang juga penanggungjawab pendidikan di PPUI, Imron mengatakan, pesantren itu berbasis akselerasi Kekhalifahan dengan pendidikan setara SD selama 3 tahun, setara SMP 2 tahun setara SMA 2 tahun dan setara Universitas 2 tahun.

"Kita kan pesantren tradisional, waktunya kita singkat aja. Umumnya SD itu 6 tahun, kita yang setingkat SD itu 3 tahun. Kemudian setelahnya 2 tahun. Yang di depan itu setingkat kuliah. Sering disebutnya kampus PPUI," ujar Imron, Kamis (9/6/2022).

"Jadi mereka lulus itu saat mereka akil baligh sudah mimpi basah gitu. Nah itu mereka sudah lulus enggak sekolah lagi, tapi belajarnya tetap. Namanya kehidupan ini kan kita belajar semua ya," lanjutnya.

Imron menyebut, pembelajaran yang dilaksanakan sama seperti pesantren pada umumnya.

"Namanya Kegiatan Ibadah Belajar Mengajar (KIBM). Jadi yang mengajar itu ibadah yang belajar juga ibadah. Bahasa Indonesia ada,bBahasa Inggris ada, matematika ada, cuman kita sebut Ilmu Hisab," katanya.

"Cuman 3 itu yang umum, selebihnya pelajaran agama Islam. Kalau di kampus itu pelajaran seperti ilmu-ilmu kehidupan. Ada keahlian seperti bengkel itu. Tahun lalu ada pelajaran elektronik," jelasnya.

Imron menuturkan, kegiatan para santri di pondok pesantren juga sama seperti pondok pesantren lainnya. Seperti, salat, baca Alquran, makan bersama.

"Ketika sore kemudian mereka bersih-bersih, nyapu-nyapu. Salad magrib. Kemudian makan malam seperti biasa sebelum Isya. Setelah isya, belajar malam kemudian tidur," ujarnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved