Bandar Lampung
Diskes Bandar Lampung Minta Keterlibatan Warga dalam Mencegah DBD
Langkah pencegahan yang dilakukan melalui kolaborasi dengan masyarakat dinilai lebih penting dalam upaya mencegah perkembangbiakan nyamuk DBD.
Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi masalah yang mengancam kesehatan manusia.
Di Bandar Lampung, tercatat Dinas Kesehatan Bandar Lampung ada 868 kasus DBD yang terjadi di tahun 2022, terhitung hingga 17 Juni kemarin.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Bandar Lampung Desti Mega Putri mengatakan langkah pengendalian telah rutin dilakukan, khususnya di daerah-daerah rawan perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, yang menjadi penyebab penyakit DBD.
"Langkah yang dilakukan pemerintah tentu memberikan fogging untuk daerah-daerah endemik," kata Desti, Sabtu (18/6/2022).
Lebih penting dari itu, langkah pencegahan yang dilakukan melalui kolaborasi dengan masyarakat dinilai lebih penting dalam upaya mencegah perkembangbiakan nyamuk DBD.
Baca juga: Pahlawan Radin Inten II Ikut Operasi Patuh Krakatau di Tugu Adipura Bandar Lampung
Baca juga: Seratusan Orang Terjangkit DBD Tiap Bulannya di Bandar Lampung
"Ajakan dari pemerintah yakni melalui gerakan satu rumah satu Jumantik (juru pemantau jentik)," kata dia.
Kader Jumantik, kata dia, bertugas untuk menjaga dan memantau kebersihan lingkungan sekitar, agar tidak ada tempat bagi nyamuk Aedes aegypti untuk meninggalkan telurnya.
Bersama masyarakat, kader Jumantik saling terlibat memastikan pelaksanaan 3M plus, dengan menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan penampungan, menutup rapat tempat-tempat penampungan air, memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD.
Agar lebih maksimal, Desti menyarankan agar masyarakat juga meminta bubuk abate di puskesmas.
Bubuk ini bertujuan untuk membunuh jentik nyamuk di genangan maupun bak air.
(Tribunlampung.co.id / V Soma Ferrer)