Bandar Lampung
Seratusan Orang Terjangkit DBD Tiap Bulannya di Bandar Lampung
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) masih harus menjadi hal yang harus diantisipasi masyarakat Bandar Lampung.
Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Penyakit demam berdarah dengue (DBD) masih harus menjadi hal yang harus diantisipasi masyarakat Bandar Lampung.
Data dari Dinas Kesehatan Bandar Lampung, dihimpun Tribun Sabtu (18/6/2022) tercatat, sedikitnya seratusan orang terjangkit DBD tiap bulannya di Bandar Lampung pada tahun 2022 sekarang ini.
Rincian data tersebut yakni Januari (217), Februari (177), Maret (158), April (126) dan Mei (126).
Sementara pada Juni, terhitung sampai 17 Juni kemarin, temuan DBD di Bandar Lampung ada di angka 64 kasus.
Dengan rincian di atas, total kasus DBD di Bandar Lampung mencapai 868 kasus dalam hurun waktu dekati enam bulan.
Baca juga: Pemotor Bersandal Jepit di Bandar Lampung Tak Ditilang
Baca juga: Putus Mata Rantai DBD, Diskes Lampung Selatan Lakukan Fogging dan Sosialisasi 3M Plus
Dengan tren yang tinggi berada di triwulan pertama tahun 2022.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Bandar Lampung Desti Mega Putri menjelaskan terdapat beberapa daerah yang tinggi akan kemunculan kasus DBD di Bandar Lampung, yakni Rajabasa dan Kemiling.
Dua daerah tersebut dinilai atas faktor kelambaban yang cukup tinggi sehingga disenangi oleh nyamuk aedes aegypti, salah satu perantara DBD bersama dengan dua jenis nyamuk lainnya, yakni Aedes albopictus dan Aedes scutellaris.
"Sesungguhnya kasus DBD sudah ditemukan terjadi di setiap kecamatan di Bandar Lampung untuk tahun ini, tapi memang untuk Kecamatan Rajabasa dan Kemiling kasusnya lebih tinggi dari daerah lainnya," jelas dia.
Kemudian, ia juga mengatakan angka kasus DBD di Bandar Lampung untuk tahun ini sudah dipastikan mengalami peningkatan dibanding dengan tahun 2021 kemarin.
Pasalnya, di tahun 2021, pihaknya mencatat, hanya ada 517 kasus DBD di Bandar Lampung.
Dihimpun dari banyak sumber, nyamuk demam berdarah bisa dikenali dari pola belang-belang putih di sekitar tubuh dan kakinya.
Mereka tinggal dan berkembang biak di tempat yang banyak airnya atau tempat penampungan air, seperti selokan, vas atau pot tanaman, tempat minum hewan peliharaan, kolam renang, atau tempat sampah.
Desti juga mengatakan, membasmi nyamuk DBD dari sarangnya langsung menjadi hal yang paling efektif dalam pencegahan DBD.
"Karena kalau pengasapan dengan fogging hanya memberantas nyamuk DBD yang sudah dewasa," jelas dia.
Untuk itu, ia mengimbau masyarakat untuk aktif melakukan aktivitas 3M plus yang terdiri dari menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan penampungan, menutup rapat tempat-tempat penampungan air, memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD.
(Tribunlampung.co.id / V Soma Ferrer)