Tulangbawang

Ada 40 Kasus DBD di Tulangbawang, Satu Meninggal Dunia

Terhitung Januari hingga Maret tahun 2022, kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Tulangbawang tembus hingga 40 kasus.

Editor: Reny Fitriani
Dokumentasi Diskes Tulangbawang
Kadiskes Tulangbawang, Fatoni. Ada 40 kasus DBD di Tulangbawang. 

Tribunlampung.co.id, Tulangbawang - Terhitung Januari hingga Maret tahun 2022, kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Tulangbawang tembus hingga 40 kasus.

Jumlah 40 kasus tersebut berada di dua rumah sakit yang berbeda, yaitu di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Menggala, serta Rumah Sakit Mutiara Bunda yang berada di Kecamatan Banjar Agung.

Satu diantaranya meninggal dunia akibat keganasan penyakit DBD yang berada di puncaknya pada Januari hingga Maret lalu.

"Tapi Alhamdulillah terhitung dari tiga bulan terakhir, yaitu dimulai dari bulan April sampai Juni. Tidak terdengar lagi adanya kasus DBD di Tulangbawang (nihil)," jelas Kadiskes Tulangbawang, Fatoni, kepada Tribunlampung.co.id, Minggu (19/6/2022).

Menurutnya, terhitung sama sejak bulan Januari hingga Maret, peningkatan kasus DBD saat ini lebih besar dari tahun 2021.

Baca juga: Bupati Tulangbawang Winarti Hadiri HUT Apkasi di Bogor

Baca juga: Hingga Juni 2022 Ada 109 Kasus DBD di Lampung Selatan

"Terhitung sama sejak Januari hingga Maret, tingkat keganasan penyakit DBD pada tahun 2022 justru lebih tinggi daripada tahun 2021," ungkapnya.

Guna antisipasi adanya kasus baru, kini Dinas Kesehatan Kabupaten Tulangbawang sudah melakukan beberapa langkah pencegahan dalam penanganan penyakit DBD di Tulangbawang.

"Kita sudah instruksikan kepada seluruh Puskesmas, untuk bekerjasama dengan pihak kampung atau kelurahan, serta berkoordinasi dengan kecamatan, untuk bersama bergotong royong melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di lingkungan sekitar," tuturnya.

Dirinya juga mengajak kepada masyarakat sekitar, untuk bersama-sama bergotong royong dalam melakukan pencegahan dengan menerapkan (3M plus).

Yaitu menguras, menutup serta menyingkirkan barang bekas yang dapat menimbulkan sarang nyamuk untuk berkembang.

"Ini tugas kita bersama dalam pemberantasan DBD. Dimulai dari diri kita sendiri, mari bersama kita bergotong royong melakukan pencegahan dengan menerapkan 3 M plus, agar kita semua dapat terhindar dari penyakit tersebut," ajak Fatoni.

(Tribunlampung.co.id/Candra Wijaya)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved