Idul Adha 2022
Sejarah Idul Adha, Berawal dari Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail
Nabi Ibrahim bermimpi Allah memerintahkan dia untuk mengorbankan putranya sebagai tanda ketaatan kepada Tuhan. Simak sejarah Idul Adha.
Tribunlampung.co.id, Jakarta - Perayaan Idul Adha 2022 kini semakin dekat. Lantas, seperti apa sebenarnya sejarah Idul Adha?
Rupanya sejarah Idul Adha merupakan kisah dari Nabi Ibrahim.
Dikutip dari Tribun Lifestyle, Minggu (19/6/2022), sejarah Idul Adha menandakan kesediaan Nabi Ibrahim dalam melaksanakan perintah Allah.
Bahkan perintah berat sekalipun masih tetap akan dilaksanakannya.
Terbukti, ketika Ibrahim diperintahkan untuk menyembelih anaknya sendiri, Ismail, ia bersedia.
Baca juga: Jelang Idul Adha 2022, 4 Tradisi Unik Hari Raya Kurban di Berbagai Negara
Baca juga: Bacaan Zikir dan Artinya saat Salat Idul Adha 2022
Padahal putranya, hasil pernikahannya dengan Siti Hajar itu sudah begitu lama dinantikan kehadirannya.
Di dalam Al Quran disebutkan, Ibrahim bermimpi di mana Allah memerintahkan dia untuk mengorbankan putranya sebagai tanda ketaatan kepada Tuhan.
يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ
Artinya: "Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.” (Qur'an Surat Ash-Shaffat ayat 102).
Dijelaskan, setan mencoba untuk membingungkan Ibrahim dan menggodanya untuk tidak melakukan tindakan itu, tetapi Ibrahim mengusirnya.
Terlebih, Ismail juga ternyata mendukung keputusan Nabi Ibrahim dalam menjalani perintah Allah.
Ia bahkan menanggapi mimpi sang ayah dengan penuh ketenangan serta keikhlasan.
Baca juga: 4 Tradisi Unik Rayakan Idul Adha di Berbagai Negara
Baca juga: 8 Ucapan Selamat Idul Adha Terbaru
يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Artinya: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insyaallah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."
Berserah diri kepada Allah SWT, Nabi Ibrahim lalu membaringkan anaknya, Ismail di atas pelipisnya, setelah itu Allah SWT pun berfirman kepadanya:
وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ. قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا ۚ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
Artinya: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada orang- orang yang berbuat baik.” (Surat As-Shaffat, ayat 104 -105).
Ketika Ibrahim hendak menyembelih Ismail, Allah pun menghentikannya dengan mengirimkan Malaikat Jibril bersama seekor domba jantan untuk dikorbankan.
Ibrahim diizinkan untuk mengorbankan seekor domba jantan sebagai ganti putranya
Momen ini kemudian dinamakan Idul Adha yang berarti pengorbanan.
Dalam perayaannya, sebenarnya Idul Adha secara tradisional dirayakan pada hari pertama oleh mereka yang mampu melakukannya.
Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pengorbanan simbolis berupa seekor domba, kambing, sapi, unta, atau hewan lain.
Lalu, dagingnya akan dibagikan secara merata di antara keluarga, teman, dan yang membutuhkan.
Selain melakukan tradisi berkurban, biasanya kaum muslimin akan melaksanakan salat berjamaah saat fajar pada hari pertama Hari Raya Idul Adha.
( Tribunlampung.co.id / Virginia Swastika )