Pringsewu

Petani Pringsewu dan Gading Rejo Kembali Keluhkan Serangan Hama Tikus pada Tanaman Padinya

Petani di sekitaran Kecamatan Pringsewu dan Gading Rejo mengeluhkan serangan tikus pada tanaman padi. 

Penulis: Tri Yulianto | Editor: Teguh Prasetyo
tribunlampung/tri yulianto
Petani di sekitaran Kecamatan Pringsewu dan Gading Rejo mengeluhkan serangan tikus pada tanaman padi, Rabu (22/6/2022). 

Tribunlampung.co.id, Pringsewu - Petani di sekitaran Kecamatan Pringsewu dan Gading Rejo mengeluhkan serangan tikus pada tanaman padi. 

Menurut Yanto, petani di Pekon Sukoharjo, Pringsewu, serangan tikus memakan bibit padi yang disemainya sehingga semaian benih padi tidak menjadi bibit padi. 

"Wah pokoknya bibit padi rusak sama tikus, rusak semua dimakan tikus," ujar Yanto, Rabu (22/6/2022).  

Baca juga: Khawatir Serangan Tikus di Pringsewu Lampung, Dinas Pertanian  Gencarkan Gropyokan

Ia mengaku, ada tiga lajur semaian bibit padi, dan dua lajur semaian rusak.

Maka hanya tinggal satu lajur dan itu bakal kurang untuk mencukupi empat petak sawahnya. 

Serangan tikus tersebut sangat cepat, dan langsung drastis. Apabila mulanya sedikit, maka keesokan harinya langsung bisa hilang separuh.

"Baru tiga hari ada tikusnya, ini sudah hampir semuanya rusak. Kalau dibiarkan saja bisa habis semua bibitnya," ujar Yanto.

Ia pun mengaku mempercepat pemindahan bibit padi dari tempat persemaian ke lahan tanam. Jika itu tidak dilakukan maka semaian bibit padi tidak terselamatkan.

Saat ini para petani umumnya berburu tikus pada malam hari.

Dalam satu malam minimal satu kali harus datang ke sawah untuk mencari tikus. Tikus yang didapat pun minimal sepuluh ekor hingga belasan. 

Serangan hama tikus ternyata tidak menyasar pada semaian padi saja, melainkan tanaman padi yang sudah ditanam.

Tikus akan memakan pangkal tanaman padi hingga membuatnya rontok. 

Menurut Edi, salah satu petani di Pekon Bulokrejo, Gading Rejo, tanaman padinya sudah berusia 20 hari dan jadi sasaran serangan tikus. 

"Ada tikusnya sekitaran tiga hari, makin lama semakin banyak. Ini bingung juga kalau sudah begini," ujar Edi. 

Saat ini hal yang bisa dilakukannya hanya membersihkan patahan daun padi yang sudah dimakan tikus.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved