Advertorial
PTPN VII Way Lima Pesawaran Bekali Pemuda Desa Cipadang dengan Wawasan Jurnalistik
63 pemuda Desa Cipadang, Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran mengikuti pelatihan jurnalistik dan foto
Kades nyentrik ini juga secara spontan menciptkan yel-yel sebagai upaya menyemangati para pemuda desanya agar serius mengikuti acara ini.
Dengan selembar kardus tutup kotak kue yang dirobek dari meja depannya, dia menuliskan yel-yel yang berbunyi “PTPN VII Wali....Jaya! Pemuda Desa Cipadang....Maju Terus! Pelatihan Jurnalistik....Oke!”
Lalu, dia memimpin yel-yel ini dengan gegap gempita.
”Kita harus bersyukur punya desa yang potensinya luar biasa. Kita punya BUMN, yaitu PTPN VII. Kita punya tempat wisata, kita punya alam yang indah, kita juga punya SDM (sumber daya manusia) seperti kalian yang luar biasa. Ayo kita majukan desa ini dan kabarkan kepada dunia melalui berita yang kalian bikin. Belajar nulis, foto, maupun video dari sini,” kata dia.
Sementara itu, Sudarmono, pemateri wawasan jurnalistik memberikan tips-tips untuk menilai peristiwa apa dan fenomena apa yang layak menjadi berita.
Menurut penulis beberapa buku biografi ini, seorang penulis atau wartawan harus memiliki kepekaan hati untuk menentukan suatu objek layak diberitakan atau tidak.
“Para ahli pers setidaknya menyimpulkan ada 10 kriteria layak berita. Antara lain, aktual (peristiwa baru), penting, berguna bagi pembaca atau masyarakat banyak, berpengaruh, unik, menyangkut tokoh, ada konflik, sisi kehidupan manusia (human interest), dan beberapa lainnya,” kata dia.
Di sesi kedua, Redaktur Portal Berita Kabarsiger.com Eva Pardiana memberi beberapa teknik dalam penulisan berita.
Menurut dia, berita yang dikemas dengan tata bahasa yang baik dengan pemilihan diksi yang pas akan membangun kepercayaan dari pembaca.
“Pembaca berita akan menilai suatu berita itu layak dipercaya atau tidak itu dilihat dari tata bahasanya. Lalu, pembaca akan melihat detailnya isi berita. Kalau menulis nama orang, nama desa, atau data dasar lainnya saja sudah salah, kebanyakan pembaca tidak akan percaya dengan isinya,” kata dia.
Oleh karena itu, terus Eva, seorang jurnalis atau penulis status di media sosial pun, jika ingin informasi yang disampaikan mendapat kepercayaan, harus tahu ilmu dan tekniknya.
“Saya sangat yakin kalau 60 pemuda Desa ini memiliki keterampilan menulis yang baik, desa ini akan sangat maju. Seperti tadi Pak Kades bilang, desa ini penuh potensi,” kata dia.
Pada sesi terakhir, tampil Ferdiansyah, fotografer profesional yang merupakan kontributor foto Kantor Berita Perancis (AFP, Agence France Presse) Wilayah Lampung.
Dia memberi tips dan trik mengambil foto untuk keperluan berita atau jurnalistik dari sisi syarat layak muatnya.
Menurut dia, era smartphone yang dibekali kamera instan bahkan berersolusi tinggi sangat menguntungkan seorang jurnalis.