Berita Terkini Nasional

Ingatkan Ancaman Krisis Pangan 2023, Muhammadiyah Sebut Kajian Para Ahli Memprediksi Hal Itu

PP Muhammadiyah ingatkan ancaman krisis pangan tahun 2023 dampak dari perubahan iklim global.

Editor: Dedi Sutomo
tribunlampung/robertus didik
Ilustrasi - Petani padi. Muhammadiyah ingatkan tentang ancaman krisis pangan di tahun 2023. 

Tribunlampung.co.id, Jakarta – Ancaman krisis pangan pada tahun 2023 menjadi perhatian Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.

Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad pun mengingatkan soal ancaman krisis pangan 2023.

Dikatakannya, banyak kajian dari para ahli yang memprediksi akan terjadi krisis pangan. Penyebabnya, diantaranya karena terhambatnya transportasi impor dari Negara-negaa lain, berlangsungnya wabah dan berbagai hal, termasuk perubahan iklim.

“2023 adalah ancaman krisis pangan. Saya lihat menurut prediksi para ahli 2023 itu krisis, termasuk krisis pangan,” kata Dadang dalam keterangannya, Selasa (5/7/2022).

Pemerintah pun telah melakukan upaya untuk mengatasi krisis pangan. Satu diantaranya melakukan pemanfaatan lahan kosong.

Baca juga: Datangi Sentra UMKM di Brebes, Puan Maharani Borong Telur Asin untuk Oleh-oleh

Baca juga: Pemerintah Siapkan Jurus Jitu Antisipasi Krisis Pangan Global

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman meminta satuan jajaran TNI AD menciptakan lahan kosong menjadi lahan produktif.

Dirinya menilai upaya memanfaatkan lahan kosong tersebut tepat dijadikan sebagai program trategis nasional untuk mewujudkan swasembada pangan.

Pasalnya, jika tidak dilakukan penanganan secara intensif, maka pemerintah akan kewalahan.

“Oh itu bagus, positif. Saya kira bagu, pemimpin yang perhatian terhadap kesejahteraan rakyat itu sangat bagus,” ucapnya.

Pemerintah Serius Antisipasi Krisis Pangan

Sebelumnya, anggota Komisi IV DPR RI Hermanto meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar serius mengantisipasi krisis pangan yang saat ini sudah semakin terasa.

Dikatakannya, tanda-tanda krisis pangan adalah alih fungsi lahan pertanian, terjadinya perubahan iklim, marakanya produk pangan impor, minimnya alokasi anggaran Negara pada sektor pangan, minimnya teknologi pertanian, dan tidak konsistennya penerapan program mewujudkan kedaulatan pangan.

Baca juga: Pedagang di Bandar Lampung Menjerit Harga Pangan Tinggi, Mengadu pada Siapa

Baca juga: Dua Pemuda di Bandar Lampung Diamankan Polisi karena Terlibat Prostitusi Anak di Bawah Umur

Alih fungsi lahan pertanian, kata Hermanto, menjadi ancaman serius krisis pangan.

“Kalau konversi lahan dilakukan besar-besaran, maka luas lahan pertanian pasti akan berkurang, sehingga produktivitas hasil pertanian pun akan turun,” ungkap Hermanto.

Ia menyebut, perubahan iklim juga sulit untuk dapat dikontrol karena faktor perubahan iklim global dampak dari industri dan rumah kaca.

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved