Bandar Lampung

Berita Lampung Terkini 11 Juli 2022, Kasus Penikaman Masih PR hingga Wali Kota Kurban Sapi 1 Ton

Berita Lampung terkini polisi masih kesulitan untuk mengungkap kasus penikaman gadis belia di indekos hingga Wali Kota Metro kurban sapi seberat 1 ton

Editor: Teguh Prasetyo
Kolase
Berita Lampung Terkini 11 Juli 2022 

Setiap orang yang lewat dilempar, bila ada pengendara yang melintar ODGJ tersebut berteriak.

Yeni berharap pihak terkait dari Pemerintah Kota Bandar Lampung dapat menangani keberadaan ODGJ yang cukup meresahkan warga tersebut. 

Baca juga: Bikin Heboh Warga Bandar Lampung, Sapi Kurban Jantan Miliki 2 Janin

4. Sapi Jantan Miliki Dua Janin, Bikin Heboh Warga

PERAYAAN Idul Adha 1443 Hijriah menyisakan kejadian yang unik di Bandar Lampung.

Setelah panitia pemotongan hewan kurban di Bilabong Jaya, Langkapura tersungkur hingga meninggal dunia.

Ada juga kejadian ditemukannya sapi jantan yang disembelih untuk hewan kurban namun ada 2 janin di dalam perutnya.

Kejadian tersebut terjadi di Masjid Nurul Yaqin, Jalan Bumi Manti 1, Labuhan Ratu, Bandar Lampung.

Ketua Rukun Tetangga (RT) 02 Lingkungan 1 Kampung Baru Raya Labuhan Ratu Poniran membenarkan hal tersebut. 

Menurut dia, Senin 11 Juli 2022, kejadian terjadi hari Minggu kemarin, saat pihaknya sedang membuang jeroan sapi dan kaget karena ada 2 janin sapi

Diteruskannya, 2 janin di dalam perut itu tersimpan dalam ketuban yang masih berdenyut, namun setelah dibuka ketubannya nyawa janin sudah tidak ada.

Sontak kejadian itu membuat heboh warga lainnya yang sedang dalam nuansa Lebaran kurban.

Pihaknya mengaku sempat memviralkan kejadian unik tersebut.

Karena diakuinya kejadian ini belum pernah terjadi sama sekali. 

Kemudian kedua janin tersebut langsung dikubur di areal masjid.

Sebelumnya sempat viral di media sosial snack video dengan durasi 30 detik yang menunjukan seorang warga yang diketahui Poniran memakai topi dan baju putih memegang 2 janin sapi.

Diktahui ada delapan sapi yang dikurbankan di Masjid Nurul Yaqin Jalan Bumi Manti 1, Labuhan Ratu, Bandar Lampung.

Semuanya didatangkan dari Kabupaten Lampung Tengah. 

Baca juga: Kondisi Dermaga Canti Lampung Selatan Memprihatinkan, 2 Motor Jatuh ke Laut

5. Dermaga Canti Lampung Selatan Kondisinya Memprihatinkan

DERMAGA Canti merupakan dermaga yang menghubungkan antara Desa Canti dengan Pulau Sebesi.  

Keduanya berlokasi di Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan.

Kedua desa ini dipisahkan dengan lautan.

Dermaga Canti dibangun sekitar tahun 1985 silam.

Kini kondisi dermaga canti tersebut sangat memperihantinkan

Pantauan Tribun Lampung, Senin 11 Juli 2022, di Dermaga Canti banyak kayu yang sudah mulai rapuh dan juga mulai terangkat.

Bahkan bagian ujung Dermaga Canti hancur dengan panjangnya kurang lebih 10-15 meter.

Tampak terlihat sisa puing-puing bekas runtuhan ujung Dermaga Canti yang kini jadi tempat terumbu karang buatan.

Selain itu sisa reruntuhan juga digunakan pemilik kapal untuk mengikat tali agar kapalnya bisa bersandar.

Kawat-kawat cor terlihat keluar dan sangat membahayakan warga.

Dermaga Canti sendiri kerap digunakan warga untuk lalu lintas mengangkut hasil bumi dari Pulau Sebesi seperti pisang dan kelapa.

Selain hasil bumi, Dermaga Canti juga dipakai untuk transit kendaraan roda dua warga atau wisatawan yang akan menyebrang ke Pulau Sebesi.

Dermaga Canti ini juga dipakai untuk transit kapal-kapal wisatawan untuk pergi ke Pulau Sebesi, Gunung Anak Krakatau, dan pulau-pulau lainnya di sekitar sana.

Selain itu, Dermaga Canti menjadi mata pencaharian warga sekitar, karena ada 40 warga yang mengantungkan hidupnya di sana.

Salah seorang warga bernama Andi mengatakan, kondisi Dermaga Canti sudah lama rusak.

Menurutnya, kerusakan makin parah setelah tsunami 2018 lalu.  

Warga lainnya bernama syamsudin yang juga buruh panggul mengatakan, banyak kejadian buruk akibat kondisi Dermaga Canti saat ini.

Ia mengatakan tahun ini saja ada dua motor warga Pulau Sebesi yang jatuh ke laut karena permukaan dermaga yang tidak rata.

Ia berharap semoga Dermaga Canti diperbaiki. 

Baca juga: Bukti Peninggalan Mahapatih Gajah Mada di Pesisir Barat Lampung

6. Menguak Peninggalan Gajah Mada di Pesisir Barat Lampung

TIDAK banyak yang tahu seperti apa sosok Maha Patih Gajah Mada, dari mana ia berasal, dan di mana tempat ia dimakamkan.

Bahkan pertanyaan-pertanyaan itu hingga kini masih dalam perdebatan.

Di antaranya makam yang belokasi di Pesisir Barat, Lampung, yang disebut sebagai makam Maha Patih Gajah Mada.

Lokasi makam Maha Patih Gajah Mada tepatnya berada di Pekon Kerbang Langgar, Kecamatan Pesisir Utara, Pesisir Barat, Lampung.

Keyakinan makam tersebut milik Maha Patih Gajah Mada diperkuat dengan bukti yang ditampilkan ahli waris keturunan ke-17, Ahmad Saunan (76), Senin 11 Juli 2022.  

Bukti itu berupa benda-benda yang diyakini sebagai peninggalan dari Gajah Mada.

Diantara yang ia tunjukan berupa bejana dengan motif wayang dan aksara Jawa kuno.

Menurutnya, banyak peninggalannya, namun karena pernah terjadi banjir dan lapuk dimakan usia, sehingga peninggalan tersebut rusak dan tidak utuh lagi.

Selain bejana, ada juga meriam berukuran kecil yang terbuat dari perunggu serta senjata perang. 

Pada benda-benda tersebut terdapat tulisan Jawa kuno dan juga tulisan Arab dengan lafadz Lailahaillallah.

Hal itu juga yang jadi bukti dari para ahli waris meyakini bahwa Patih Gajah Mada seorang Muslim.

Ahmad juga menceritakan sejarah kedatangan Maha Patih Gajah Mada ke Pulau Sumatra.

Menurutnya, kala itu jelang kemunduran kerajaan Majapahit, Patih Gajah Mada menyebrang dari pulau Jawa ke Sumatera dan singgah di Kerajaan Sriwijaya.

Kemudian setelah singgah di Kerajaan Sriwijaya, Gajah Mada melanjutkan perjalanan dengan menyusuri sungai Komering Sumatera Selatan dan bermukim di Sukau, Lampung Barat.

Selang berapa waktu, Gajah Mada melanjutkan perjalanannya ke Krui dan singgah di Penggawa lima.

Setelah sampai di Penggawa Lima, Gajah Mada minta izin Raja Alam Pedada untuk mendirikan pemukiman di Pekon Balak Marga Laay.

Setelah bermukim di Pekon Balak tersebut, Gajah Mada melanjutkan perjalanan ke arah Pugung dan mendirikan pemukiman di Pekon Kerbang Langgar.

Setelah tinggal di Pekon Kerbang Langgar tersebut, Gajah Mada menetap dan tinggal di tempat tersebut hingga akhir hayatnya.

Maha Patih yang terkenal dengan Sumpah Palapa itu, diyakini wafat sesudah memeluk Islam atau jadi seorang muslim.

Hal itu juga yang membuat banyak masyarakat berziarah dan mengunjungi makam Maha Patih Gajah Mada tersebut.

Bahkan rencananya Pemerintah Pesisir Barat Lampung berniat akan menjadikan makan tersebut menjadi tempat wisata religi. (*)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved