Berita Lampung

Usaha Kopi Luwak Sapri Warga Lampung Barat, Miliki Omzet Rp 50 Juta per Bulan

Sapri warga Lampung Barat sukses mengembangkan kopi luwak. Kini dirinya mampu mendapatkan omzet 50 juta perbulan

Penulis: Bobby Zoel Saputra | Editor: Dedi Sutomo
Tribunlampung.co.id/Bobby Zoel Saputra
Produk kopi dari Ratu Luwak milik Sapri, warga Kabupaten Lampung Barat yang kini telah menembus pasar di beberapa kota besar di Indonesia. 

Tribunlampung, Lampung Barat – Bermula dari cerita seorang teman, Sapri (56) yang tinggal di Balik Bukit, Lampung Barat sukses mengembangan produk kopi luwak. Setiap bulan dirinya bisa mendapatkan omzet hingga Rp 50 juta.

Sapri yang jadi pemilik usaha kopi Ratu Luwak ini berbagi cerita perjuangannya membangun usaha kopi luwak kepada tribun, Kamis (22/7) lalu.

Menurutnya, ketertarikannya mengembangkan kopi luwat bermula di tahun 2007 silam. Kala itu, seorang temannya bercerita tentang biji kopi dari kotoran hewan luwak yang memiliki harga jual tinggi, bisa mencapai Rp 700 ribu per kemasan.

“Nah saya tertarik, akhirnya saya terus mengamati sambil berpikir kenapa tai luwak bisa laku,” kata Sapri sembari memperlihatkan produk kopi miliknya kepada tribun.

Tahun 2008, ia mulai merintis usaha kopi luwak. Sapri tak segan untuk mencari informasi tentang pengolahan kopi luwak guna bisa menghasilkan produk yang berkualitas. Usahanya pun berkembang.

Baca juga: Kisah Sukses Sapri, Pemilik Kopi Ratu Luwak, Lampung Barat, pernah Tertipu Tetangga Sendiri

Baca juga: Kopi Sakti 99, Kopi Robusta dari Gunung Betung, Pesawaran, Lampung

Ia pun kini sukses dengan usaha kopi luwaknya yang beralamat di Jalan Radin Inten, Kelurahan Way Mengaku, Kecamatan Balik Bukit, Liwa.

Sapri menceritakan, pemberian nama Ratu Luwak pada usahanya bukan tanpa alasan. Nama tersebut terinspirasi dari nama putrinya Zahratu Ayu Rahmanita yang menyukai hewan peliharaan.

“Anak saya yang cewek ini kebetulan juga suka sama semua hewan, sampai kalo ngeliat hewan sakit pasti dia rawat,” ujarnya tentang sosok sang putri.

Usaha kopi Ratu Luwak miliknya memproduksi kopi dari jenis robusta dan Arabica yang dikasilkan langsung dari perut hewan luwak.

Sapri juga memproduksi kopi varian lain, seperti kopi cap organic, kopi premium, petik merah, kopi lanang, kopi wine, honey, gula semut, dan beberapa produk lainnya.

Sapri menegaskan, dirinya sangat menjaga standar kualitas produk. Untuk itulah, karyawan yang direkrut diberi pelatihan hingga mahir dalam bidangnya.

Ia memiliki 18 karyawan, dan lebih dari 20 ekor musang binturong untuk produksi kopi luwak.

Baca juga: Unit Jibom Evakuasi Penemuan Mortir di Areal Pelabuhan Panjang Bandar Lampung

Baca juga: Komisioner KPU Bandar Lampung Fery Triatmojo Awali Karir Penyelenggara Pemilu dari Dosen

Kini, setiap harinya Ratu Luwak mampu menjual 50-70 bungkus kemasan kopi luwak dengan harga per kemasan Rp 15 ribu hingga Rp 150 ribu.

Setiap bulan Sapri bisa memperoleh omzet Rp 30 juta hingga Rp 50 juta.

Kopi luwak produksi Sapri pun telah banyak diminati para bos-bos kopi di beberapa kota besar di Indonesia, seperti dikirim ke Jakarta dan Bandung.

Sembari menawarkan kopi luwak untuk dicicipi tribun, Sapri menyebut dari hasil usahanya ia telah bisa menunaikan ibadah haji pada tahun 2019 silam.

Dirinya berharap usaha yang dirintisnya sejak belasan tahun silam itu dapat terus berkembang. Ia juga berkeinginan kelak usahanya dapat diteruskan oleh anak-anaknya. (Tribunlampung.co.id/Bobby Zoel)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved