Berita Lampung
6 Bulan Ada 228 Kasus DBD di Pesawaran Lampung, Diskes Sebut Ada yang Ogah Bersihkan Lingkungan
Dalam enam bulan pertama tahun 2022 ditemukan 228 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Pesawaran, Rabu (27/07/2022).
Penulis: Oky Indra Jaya | Editor: soni
Tribunlampung.co.id, Pesawaran - Dalam enam bulan pertama tahun 2022 ditemukan 228 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Pesawaran, Rabu (27/07/2022).
Dalam 6 bulan pertama ditemukan 228 kasus DBD di Kabupaten Pesawaran.
Kasus tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan 6 bulan pertama kasus DBD di tahun 2021 lalu yang berjumlah 60 kasus.
Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Pesawaran, Abdul Razak mengatakan tingginya kasus tersebut terjadi di bulan Januari tahun 2022.
Pada bulan Januari 2022 tersebut ditemukan 77 kasus dari 11 kecamatan di Kabupaten Pesawaran.
Tercatat Puskesmas Gedong Tataan menemukan sebanyak 24 kasus dari seluruh puskesmas.
"Tentu berdasarkan data ada juga kecamatan yg tercatat nihil kasus, tapi bukan tidak mungkin tidak ada.
Mungkin saja ada tapi tidak terdata karena tidak berobat," ucap Razak saat ditemui Tribun Lampung.
Ia juga memaparkan bahwa Kecamatan Punduh Pedada menjadi kecamatan yang nihil kasus DBD di tahun ini.
Tapi ia menilai bahwa dari data kasus nihil tersebut tentu saja ada masyarakat yang memiliki gejala DBD tetap melakukan perawatan mandiri dari rumah.
"Dari data kita bisa lihat yang paling tinggi kasusnya itu Kecamatan Gedong Tataan dan bahkan kecamatan ini memiliki 2 puskesmas.
Tentu layanan dan akses pengobatan DBD pada masyarakat di kecamatan tersebut bisa menjangkau lebih luas" ucap Razak.
"Orang-orang dengan gejala DBD masyarakat di Gedong Tataan yang berobat ke puskesmas ditangani secara langsung dan terdata menjadi kasus baru" tambah Razak.
Tapi dalam hal ini belum ada kasus korban meninggal.
Baca juga: 77 Kasus DBD di Metro Lampung Sepanjang 2022
Baca juga: Ada 40 Kasus DBD di Tulangbawang, Satu Meninggal Dunia
Dalam hal ini banyaknya dan tingginya kasus pada periode satu semester tahun ini disebabkan banyak faktor di antaranya adalah :
- ada banyak yang tidak memperhatikan kebersihan lingkungan
- peningkatan curah hujan
- ada tampungan air yang menjadi sarang nyamuk aedes aiygapty
- daya tahan fisik tubuh lemah
-tidak berolahraga secara rutin
-tidak memperhatikan kebersihan rumah
Sebab ia menegaskan bahwa untuk masyarakat yang sudah mengalami gejala-gejala DBD seharusnya langsung berobat ke puskesmas terdekat.
Gejala-gejala tersebut meliputi demam tinggi, badan terasa sakit, mual muntah, bintik merah, kehilangan nafsu makan, bahkan sakit di area mata.
Untuk itu pihaknya meminta masyarakat untuk mewaspadai penyakit yang disebabkan oleh nyamuk aedes aiygapty tersebut.
Agar terhindar dari penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang dikategorikan menjadi penyakit berbahaya.
"Perhatikan selalu kebersihan lingkungan sekitar, air-air yang diduga menjadi sarang nyamuk, kebersihan rumah juga" tandasnya.
( Tribunlampung.co.id / Oky Indra Jaya )