Pemilu 2024
Profil Ketua KPU Lampung Selatan Ansurasta Razak Hobi Budidaya Lebah Madu Trigona
Ansurasta Razak pernah jadi pembicara perwakilan Indonesia saat pertemuan tentang lebah di Jakarta yang pesertanya banyak dari Eropa.
Penulis: Dominius Desmantri Barus | Editor: Tri Yulianto
Tribunlampung.co.id, Lampung Selatan - Ketua KPU Lampung Selatan Ansurasta Razak mulai belajar tentang cara budidaya lebah saat masih kuliah, dan fokus pada 2011 lalu.
Aktivitas berbudidaya lebah Trigona yang dilakukan Ansurasta Razak ketika telah selesai jalankan tugasnya di KPU Lampung Selatan.
Ansurasta Razak pernah jadi pembicara perwakilan Indonesia saat pertemuan tentang lebah di Jakarta yang pesertanya banyak dari Eropa.
Ketua KPU Lampung Selatan ini menuturkan awalnya belajar otodidak bagaimana cara membudidaya lebah madu.
"Saya baca-baca di berita online-online itu bagaimana caranya berbudidaya lebah," kata Aan, sapaam akrabnya.
Baca juga: Venna Melinda Ultah ke-50, Ferry Irawan Beri Kejutan Romantis
Baca juga: BP2MI Sibuk Koordinasi, Pekerja Migran Asal Mesuji Lampung Depresi di Malaysia
Ia lahir di Desa Kecapi, Kalianda, Lampung Selatan pada 13 Februari 1988.
Sejak kecil dirinya tinggal dan tumbuh di Kalianda.
Menempuh pendidikan di SDN 1 Kecapi Kalianda.
Melanjutkan sekolah di SMP Muhamadiya Kalianda
Kemudian meneruskan di SMAN 1 Kalianda.
Setelah lulus SMA saya sempat menenpuh kuliah D3 di Dian Cipta Cendikia (DCC) jurusan Manajemen Informatika.
Setelah itu melanjutkan kuliah S1 di Sekokah Tinggi Ilmu Eknomi Muhammadiyah.
Baca juga: 8 Lagu yang Dibawakan Arsy Hermansyah Bikin Juri Terpukau, Ada Lagu Dangdut Sayang
Baca juga: Lembutnya Pasir Pantai Kampung Jawa Pesisir Barat Lampung, Cocok Buat Bermain Anak
"Lalu setelah kuliah saya sempat terlibat di penyelanggaraan pemilu sebagai staff di Panwaslu Kabupaten Lampung Selatan pada 2008-2010," ujar Aan.
Kemudian di 2013 masuk ke dalam panwaslu untuk pelaksanaa Pemilu dan Pilgub 2014.
Pada 2015 juga saya sempat menjadi staff di Panwaslu untuk Pilkada Lampung Selatan.
Pada 2017 juga saya sempat masuk staff di Panwaslu untuk Pilgub 2018.
Lalu Panwaslu berubah nama menjadi Banwaslu pada 2019.
"Setelah itu dari 2019, Alhamdulilah saya di KPU Lampung Selatan," ujar Aan.
Lantas untuk hobinya berbudidaya lebah madu, ia mengaku karena berlatang belakang petani.
"Saya dibesarkan di keluarga petani, jadi berkebun dan bertani tidak dapat dipisahkan dari saya," kata Aan.
"Di sela-sela tidak ada kegiatan kantor atau setelah pulang bekerja saya sering berkebun," ujarnya
"Saya juga berbudidaya lebah madu, di desa saya di Desa Kecapi, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan," ucapnya.
Aan mengatakan tempat ia membudidayakan lebah madunya yakni di simpur, namanya daerahnya di Belerang Simpur.
"Saya di sana berkebun, bertani, dan saya ada sedikit usaha di sana dibidang lebah madu yaitu lebah madu jenis Trigona," katanya.
"Lebah madu Trigona ini yang jelas berbeda dari madu-madu lainnya, jenis lebahnya juga berbeda," ujarnya
Aan mengatakan manfaat madu lebah trigona dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan jantung.
"Sehingga fungsi jantung juga dapat meningkat dalam memompa darah ke seluruh tubuh yang mana bisa mencegah gangguan kesehatan seperti stroke," ujarnya.
Aan menjelaskan perbedaan lebah madu Cirana dengan lebah madu Trigona.
"Lebah Cirana cenderung menghasilkan madu yang manis, Kalau lebah Trigona ini lebahnya cenderung kecil dan menghasilkan madu yang sedikit asam," katanya.
Aan mengatakan lebah madu Trigona ini termasuk jenis lebah yang mudah dirawat, karena hanya memakan nektar bunga.
"Jadi kalau kita sudah menanam nektar bunga, kita tidak perlu merawatnya setiap hari, mereka yang mencari sendiri," katanya.
Aan menjelaskan Lebah Trigona ini juga sangat tahan terhadap cuaca ekstrim.
"Karena saya pernah ternak lebah cirana itu, agak lebih sulit membudidayakannya ketimbang lebah Trigona," katanya.
"Banyak hama-hama yang menyerang lebah cirana itu, sehingga lebah tersebut lebih sensitif," jelasnya.
Aan mengatakan keberlangsungan hidup lebah trigona memang cenderung lebih pendek, namun siklus berkembangbiak mereka lebih cepat.
"Kalau proses perkembangbiakannya, dari kita ambil disarangnya yang ada di pohon dan kita budidayakan di rumah kira-kira 3 bulan setelahnya sudah bisa dipanen," katanya.
"Memang mereka ada prosesnya, mereka membuat sarang dulu, lalu membuat pot madu dulu," ujarnya.
"Namun setelah udah terbentuk pot-pot madu, sebulan seterusnya bisa kita panen lagi, begitu terus selanjutnya," jelasnya.
Aan mengatakan Setiap satu bulan ia bisa panen madu Trigona, itu artinya tidak lama prosesnya.
"Saya baca-baca di berita online-online itu bagaimana caranya berbudidaya lebah," katanya.
"Kita panen sebulan sekali, sekali panen bisa 50-100 botol dengan ukuran 250 ml, harga relatif," ujarnya.
"Kita jual ke sekitaran Kalianda dan Lampung Selatan, selain itu kita juga sudah mengekspore ke Bali, beberapa daerah-daerah di Pulau Jawa dan Sumatera Selatan (Palembang)," tandasnya. (Tribunlampung.co.id/ Dominius Desmantri Barus)