Berita Lampung

2 Bocah di Lampung Selatan Dipaksa Makan Daun Sawit Hanya Karena Rusak Tanaman

"Begitu tiba di kebun sawit, keponakan saya sedang memakan daun," kata Suyati (46) bibi korban.

Penulis: Dominius Desmantri Barus | Editor: Indra Simanjuntak
Tribunlampung.co.id/Dominius Desmantri Barus
Paman dan bibi bocah yang dipaksa makan daun di Lampung Selatan. 

Tribunlampung.co.id, Lampung Selatan - Tragis, 2 bocah di Lampung Selatan dipaksa makan daun karena diduga merusak tanaman sawit milik salah satu warga setempat.

Peristiwa 2 bocah dipaksa makan daun sawit terjadi di Desa Karyamulyasari, Kecamatan Candipuro, Lampung Selatan.

Suyati, bibi 2 bocah warga Lampung Selatan mengaku, dirinya ingin protes atas perlakuan pemilik kebun.

Ia menceritakan, awal mula peristiwa ponakannya berinisial A (8) dan F (8) bermain bersama di areal kebun sawit milik warga berinisial Kam (39).

Peristiwa itu terjadi pada 10 Juli 2022 atau saat Idul Adha (lebaran haji).

Baca juga: Beredar Video Gus Samsudin Minta Maaf, Ngaku Tidak Sakti dan Cuma Settingan Untuk Konten

Baca juga: Angga Wijaya Akui TInggal di Rumah Kos Sesuai Dengan Isi Dompetnya Setelah Bercerai

Kejadian bermula saat bocah yang masih duduk di bangku kelas 1 SD tersebut merusak tanaman sawit yang baru ditanam.

Dengan mencabut daun atau tunas yang masih muda.

Hal itu membuat pemiliknya, Kam, tidak terima dengan perbuatan keduanya.

Alhasil, pemilik memaksa kedua bocah memakan daun sawit muda yang sudah dipetik mereka sebagai hukuman.

Ironisnya, pemaksaan makan daun sawit tersebut dilakukan di depan dirinya yang mendengar informasi tersebut.

"Begitu tiba di kebun sawit, keponakan saya sedang memakan daun," kata Suyati (46) bibi korban, Selasa (2/8/2022)

Ia tak berdaya protes karena keponakannya salah merusak tanaman sawit.

Baca juga: Trik Kesaktiannya Dibongkar Pesulap Merah, Gus Samsudin Tak Terima

Baca juga: Nasib Artis Sinetron Dunia Terbalik, Rumahnya dari Kayu dan Anyaman Bambu

"Mau protes tidak bisa, karena keponakan saya memang salah," ujarnya.

Kejadian yang dialami keponakannya tersebut sudah sekitar dua pekan silam.

Tapi peristiwa itu terus menghantuinya.

Hal itu membuat Suyati melaporkan kejadian ke aparatur desa setempat.

"Ini memang keponakan, tapi saya yang merawat dan menyekolahkannya," katanya

"Karena kedua orang tuanya merantau," katanya.

Suyati berharap ada keadilan terhadap pemilik kebun sawit yang dilakukan kepada keponakannya.

Karena sampai saat ini keponakannya masih trauma mengingat kejadian itu.

"Keponakan saya sampai sakit perut dan demam setelah itu," katanya.

Baca juga: Bantah Disebut Pelakor, Thalita Latief Akui Hubungannya Dengan Ichsan Reinaldy Karena Tetangga Rumah

Baca juga: Vicky Prasetyo Ungkap Hubungan Spesialnya Dengan Nathalie Holscher

"Entah karena makan daun atau ketakutan," ujarnya.

Hal senada diungkap paman korban Yamadi (49) yang mengatakan jika perbuatan yang dilakukan pemilik kebun sawit sama seperti hewan ternak, karena dipaksa makan daun.

"Sama saja seperti hewan ternak, dipaksa makan daun," ujarnya

Yamadi menegaskan hal itu tidak sepantasnya diberlakukan kepada anak-anak.

"Apabila ada kerusakan tanaman dan harus ganti rugi," katanya.

"Semestinya pemilik kebun menghubungi mereka selaku orang tua," ujarnya

"Kalau harus ganti rugi, harusnya kasih tahu kami," ucapnya.

Sementara itu, pemilik kebun, berinisial Kam membantah tuduhan memaksa kedua bocah memakan daun sawit yang dipetik dari kebunnya.

"Tidak ada paksaan untuk memakan daun sawit," ujarnya.

Baca juga: Rumah Encuy Pemeran Dunia Terbalik Ternyata di Tengah Hutan, Jauh Dari Hiruk Pikuk Kota

Baca juga: Prilly Latuconsina Beberkan Kedekatannya Dengan Iman Usman, Sering Sharing

Kam sempat menanyakan kepada kedua bocah tersebut kenapa dicabut daun yang masih muda.

"Lantas dijawab kalau daun itu enak dimakan," katanya mengikuti perkataan si bocah

"Kalau enak dimakan, ya sudah makan saja, jadi tidak ada pemaksaan," katanya.

Kam justru khawatir dengan kedua bocah yang memakan tunas sawit berusia sekitar 8 bulan yang sudah disemprot hama.

Karena menurutnya daun itu beracun dan bisa membahayakan kesehatan bocah tersebut

"Khawatir makan yang sudah disemprot hama," katanya.

"Tapi syukur tanaman sawit saya belum disemprot," ujarnya.

Terpisah, Kepala Desa Karya Mulyasari, Warno, mengaku terkejut dengan informasi mengenai kedua bocah dipaksa makan daun karena merusak tanaman sawit.

"Sangat disesalkan ini bisa terjadi, saya baru dapat laporan dua hari yang lalu," kata Warno.

Pemerintahan Desa Karya Mulyasari akan memanggil semua pihak terkait peristiwa tersebut.

Menurutnya, kedepan tidak boleh lagi terjadi kejadian serupa.

"Kita akan dipanggil semua pihak, agar tidak terjadi kejadian seperti ini lagi," tandasnya.

(Tribunlampung.co.id)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved