Berita Terkini Artis
Kondisi Terkini Gus Samsudin setelah Ribut dengan Pesulap Merah, Padepokan Ditutup
Kondisi terbaru Gus Samsudin kini tidak boleh menerima pasien atau tamu di Padepokan Nur Dzat Sejati.
Tribunlampung.co.id, Jawa Timur - Kondisi terkini Gus Samsudin setelah berseteru dengan Pesulap Merah hingga didemo warga Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur pada Minggu (21/7/2022).
Gus Samsudin kini tidak diperkenankan menerima pasien atau pun kunjungan tamu di Padepokan Nur Dzat Sejati sampai ada keputusan dari Bupati Blitar dan forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda).
Meski demikian, selama masa penutupan sementara itu Gus Samsudin boleh melaksanakan pengobatan, tetapi harus di luar Padepokan Nur Dzat Sejati.
Diketahui, Gus Samsudin selama ini sudah memiliki izin praktik pengobatan tradisional dari Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar.
Selain itu, polisi juga tetap menerjunkan personel untuk mengamankan padepokan untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan.
Baca juga: Beredar Video Gus Samsudin Minta Maaf, Ngaku Tidak Sakti dan Cuma Settingan Untuk Konten
Baca juga: Makin Panas, Pesulap Merah Tantang Gus Samsudin Buktikan Keahliannya di Jakarta
Kapolres Blitar AKBP Adhitya Panji Anom mengatakan, polisi akan tetap melaksanakan pengamanan di Padepokan Nur Dzat Sejati. Penjagaan langsung di lokasi diserahkan kepada Polsek Kademangan.
“Peleton tetap kita siagakan di markas (Polres Blitar) dan akan bergerak cepat ke lokasi jika terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan,” kata Kapolres Blitar AKBP Adhitya Panji Anom.
Larangan Gus Samsudin membuka padepokan merupakan hasil mediasi antara Gus Samsudin dan warga Desa Rejowinangun di Kantor Polres Blitar, pada Selasa (2/8/2022).
Mediasi berlangsung cukup alot selama tujuh jam, mulai pukul 13.00 WIB hingga 19.30 WIB.
Dalam mediasi yang juga diikuti sejumlah pimpinan organisasi masyarakat (ormas), tokoh agama dan masyarakat itu disepakati untuk memperpanjang penutupan Padepokan Nur Dzat Sejati.
Kepala Polres Blitar AKBP Adhitya Panji Anom mengatakan, mediasi itu telah mengumpulkan informasi dan masukan dari berbagai pihak untuk menjadi acuan pada rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Blitar dalam beberapa hari ke depan.
“Penutupan sementara. Hasil kesepakatan tetap mengimbau kepada padepokan untuk tidak melakukan aktivitas seperti biasa,” kata Adhitya kepada wartawan usai mediasi, Selasa malam.
Baca juga: Vicky Prasetyo Ungkap Hubungan Spesialnya dengan Nathalie Holscher
Baca juga: Iqlima Kim Ngaku Dijanjikan Rp 50 Juta Jika Mau Berhubungan Dengan Razman Nasution
“Sementara (Padepokan) tidak menerima pasien atau pun kunjungan tamu untuk menjaga kondusivitas wilayah,” tambahnya.
Sampai kapan penutupan padepokan itu?
Hasil mediasi menerangkan, nasib Padepokan Nur Dzat Sejati ditentukan hingga ada keputusan bupati dan forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda).
Kata Adhitya, rapat forkopimda diharapkan digelar pada Jumat (5/8/2022).
Selama masa penutupan sementara itu, jelasnya, Samsudin boleh melaksanakan pengobatan, tetapi di luar padepokan.
Ditanya tentang izin praktik pengobatan di padepokan itu, Adhitya mengatakan, Samsudin telah mengantongi izin praktik pengobatan tradisional.
Keberadaan izin itu, tambah dia, juga telah dikonfirmasi oleh Dinas Kesehatan. “Izin usahanya itu pengobatan tradisional,” terangnya.
Namun, Adhitya tidak secara tegas memberikan jawaban saat ditanya terkait praktik rukyah yang digunakan dalam pengobatan di Padepokan itu.
“Jadi pengobatan tradisional itu kalau penyampaian Dinkes memang banyak cabangnya. Ada pemijatan dan lain-lain,” kata dia.
Dia memastikan, polisi akan tetap melaksanakan pengamanan di Padepokan Nur Dzat Sejati meski satu peleton personel kepolisian telah ditarik.
Namun, penjagaan langsung di lokasi diserahkan kepada Polsek Kademangan.
“Peleton tetap kita siagakan di markas dan akan bergerak cepat ke lokasi jika terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan,” terangnya.
Pengakuan Gus Samsudin
Terpisah, Gus Samsudin mengatakan, padepokan itu telah menjadi korban pembentukan opini di media sosial.
“Sebab sekarang ini sedang terjadi opini di media sosial bahwa padepokan itu melakukan penipuan. Padahal itu sama sekali tidak bisa dibuktikan,” ujar Samsudin usai mengikuti mediasi di Kantor Polres Blitar, Selasa (2/8/2022) malam.
“Dan itu adalah sebuah kebohongan atau fitnah menurut kami,” tambahnya sembari berjalan meninggalkan gedung utama Kantor Polres Blitar.
Samsudin dan Padepokan Nur Dzat Sejati memang dikenal aktif mengunggah konten video di YouTube.
Ia pun mengeluhkan perseteruannya dengan Pesulap Merah alias Marcel Radhival yang berujung pada penutupan padepokan merupakan imbas dari media sosial.
“Inilah hebatnya media sosial ya. Hanya karena opini kemudian terjadi masalah yang seperti ini,” tuturnya.
Dia tidak menyebut Pesulap Merah atau Marcel Radhival dan hanya menyebut opini tersebut sebenarnya berasal dari satu orang saja.
Baca juga: Dewi Perssik Tuding Angga Wijaya Banyak Selewengkan Uangnya, Ada Bukti-bukti
Baca juga: Syakir Daulay Tidak Bisa Tidur Nyenyak Diisukan Lamar Kekeyi: Makan Tak Selera
Namun, kata Samsudin, opini dari satu orang di media sosial itu memancing masyarakat luas hingga berujung pada tuntutan penutupan padepokan.
“Ini kan sebenarnya sebuah opini saja dari seseorang di media sosial sehingga orang lain ikut terpancing dalam masalah ini,” kata Samsudin.
Lebih jauh, pria berjanggut panjang yang selalu mengenakan jubah itu menolak menyebut Padepokan Nur Dzat Sejati ditutup.
Kata dia, upaya yang dilakukan saat ini merupakan tindakan untuk menjaga ketertiban dan keamanan.
“Jadi tidak ada kata penutupan, hanya untuk mengkondusifkan. Tetap seperti biasa yang penting kondusif dulu saja. Kondusif kegiatan, yang penting bisa dikondusifkan. Gitu aja,” ujar Samsudin.
“Jadi intinya ya dalam mediasi tadi bahwa untuk menjaga keamanan kita sama-sama mengondisikan antara padepokan dan masyarakat,” tambahnya.
Menurutnya, Padepokan Nur Dzat Sejati telah memiliki izin praktik pengobatan dan perizinan lokasi dari pihak yang berwenang.
Kata Samsudin, selama proses mediasi yang berlangsung lebih dari tujuh jam itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar juga membenarkan adanya izin praktik pengobatan tradisional yang dijalankan padepokan.
“Tadi dari dinas kesehatan sudah mengizinkan tidak ada masalah. Tempatnya juga tidak. Sekarang ini hanya dari opini mendia sosial bahwa saya melakukan penipuan. Tapi sama sekali tidak ada masalah dari segi hukum,” jelas Samsudin.
Sebelumnya, Padepokan Nur Dzat Sejati yang terletak di dekat Sungai Brantas di Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, digeruduk ratusan warga sekitar pada Minggu (31/7/2022). Warga menuntut agar Padepokan ditutup.
Protes warga itu dipicu oleh perseteruan antara Youtuber Pesulap Merah dan Samsudin yang kemudian menyeret nama warga dan Desa Rejowinangun. Warga tidak terima jika dianggap berpihak pada Samsudin dan menjadi perisai Padepokan.
Melalui mediasi yang diselenggarakan di Kantor Polsek Kademangan akhirnya disepakati padepokan ditutup sementara meski warga menuntut penutupan permanen.
Dibekingi Ormas
Sementara itu, perseteruan Gus Samsudin dengan Pesulap Merah ternyata mendapat dukungan atau dibekingi sejumlah orang yang mengatasnamakan ormas keagamaan.
Perseteruan Gus Samsudin dan Pesulap Merah itu berujung demonstrasi hingga penutupan Padepokan Nur Dzat Sejati di Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur pada Minggu (31/7/2022).
Adanya ormas keagamaan yang membekingi perseteruan Gus Samsudin dan Pesulap merah itu diungkapkan Kepala Desa Rejowinangun Bhagas Wigasto.
“Bahkan ormasnya juga ormas yang sama. Dan terbukti setelah kemarin malam kami bersama pihak GP Anshor Blitar mengusut asal usul ormas itu terrnyata yang satu pihak berasal dari Lampung dan yang di belakang Pesulap Merah berasal dari Tulungagung,” jelasnya.
Seperti diketahui, perseteruan itu dipicu keinginan Marcel Radhival, nama asli Pesulap Merah, membuktikan kemampuan spiritual Gus Samsudin.
Awalnya Pesulap Merah membongkar trik Gus Samsudin saat pembersihan rumah dari gangguan ghaib.
Di podcast Deddy Corbuzier, pesulap merah mengungkapkan awalnya dia membongkar trik Gus Samsuddin.
Diceritakan, saat itu dia melihat video Gus Samsudin tengah berada di sebuah rumah seolah-olah terkena santet dan guna-guna.
Setelah melihat sekeliling, Gus Samsuddin lalu menemukan tisu di bawah kasur. Kemudian pembantunya menyodorkan piring yang lebih dulu diberi cairan.
Gus Samsuddin seolah-olah meludahi piring itu setelah itu menaruh tisu dan langsung terbakar.
Setelah itu, Samsuddin mengatakan kalau rumah itu sudah bersih dari gangguan santet.
Melihat itu hanya sebuah trik sulap, pesulap merah pun membuat video reaction di channel youtube-nya.
Dia beralasan agar masyarakat Indonesia tahu bahwa itu hanya sekadar trik. Bahkan, menurut pesulap merah, trik itu sudah lama sekali ada.
Video reaksi pesulap merah langsung ditanggapi Samsuddin dengan menantang dia untuk datang ke Blitar.
"Jangan berani ngomong di youtube. Kalau berani datang ke padepokan. Demi Allah tidak akan saya usir.
Datang ke sini, mau perang monggo. Mau datang baik-baik monggo," cerita Pesulap Merah menirukan omongan Samsuddin.
Pesulap Merah pun akhirnya datang ke Blitar untuk meminta penjelasan Samsuddin.
"Saya ingin tahu, kalau asli saya tutup channel. Kalau trik, coba jelaskan kenapa pengobatan pakai trik," ujar Pesulap Merah.
Namun, kedatangan Pesulap Merah justru dihadang pengacara Samsuddin di depan padepokan.
Awalnya, pengacara melarang Pesulap Merah masuk padepokan, namun ketika Marshel mau pulang justru dilarang. Pesulap Merah bahkan diancam sang pengacara dan dituduh menyalahi hukum.
Saat situasi mulai panas, Kepala Desa akhirnya mendatangi lokasi dan menanyakan KTP pesulap, namun sang pesulap enggan memberikan.
Tindakan meminta KTP itu, ujarnya, dianggap sebagai upaya menghalangi Pesulap Merah yang hendak membuktikan kemampuan spiritual Gus Samsudin.
“Padahal wajar kalau ada peristiwa yang dapat berpotensi memicu keresahan seperti itu kami berjaga-jaga. Kalau sampai ada konflik fisik, kami kan tidak tahu siapa saja orang-orang yang datang ke desa kami itu,” ujar Kades Bhagas Wigasto.
Artikel ini telah tayang di surabaya.tribunnews.com