Berita Lampung
Gegara Bullying Siswa di Bandar Lampung Pindah Sekolah, Kepsek Akui Lalai
Perkara bullying di satu sekolah Bandar Lampung ini telah dinyatakan selesai setelah pihak sekolah dan yayasan meminta maaf kepada orang tua korban.
Penulis: Mega Ulfa | Editor: Robertus Didik Budiawan Cahyono
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung- Kasus bullying terjadi di satu sekolah Bandar Lampung hingga mengakibatkan seorang pelajar pindah sekolah.
Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak (P3A) Bandar Lampung turun tangan dalam kasus bullying di sekolah itu.
Perkara bullying di satu sekolah Bandar Lampung ini telah dinyatakan selesai setelah pihak sekolah dan yayasan meminta maaf kepada orang tua korban.
Sementara orang tua korban bullying di satu sekolah Bandar Lampung tersebut telah memaafkan dan mengharapkan perkara itu sebagai pembelajaran.
Alasan demi kebaikan, orang tua korban bullying ini telah memindahkan anaknya ke sekolah lain.
Baca juga: Sebulan Terakhir 20 Bencana, Kebakaran dan Banjir Silih Berganti di Bandar Lampung
Baca juga: DPRD Pertanyakan Keseriusan Pemkot Bandar Lampung Tangani Banjir
Diketahui kasus bullying ini terjadi di satu sekolah swasta Bandar Lampung, yaitu Sekolah Tunas Mekar Indonesia (TMI). Perkara itu berakhir damai.
Perdamaian itu dalam pertemuan yang diadakan pihak sekolah TMI dengan wali murid korban, pelaku dan Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak (P3A), Kamis (4/8/2022).
Perdamaian itu juga dihadiri kepala sekolah dan kepala yayasan.
Pihak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Dora mengatakan, semua pihak yang berkaitan dengan perkara bullying itu hadir.
Baik pihak korban dan pelaku, menurutnya, telah dipertemukan dalam suatu ruangan.
“Hasil dalam pertemuan ini yaitu damai secara kekeluargaan dan sudah celar,” ungkapnya.
Dora sendiri tidak banyak berkomentar, karena masalah bullying ini telah dianggap sudah selesai.
Baca juga: Breaking News Pengendara Motor Tewas Dihantam Truk Boks di Jalan P Emir M Noer Bandar Lampung
Baca juga: Pemukiman Gang Persada Kedamaian Bandar Lampung Dikotori Lumpur Pasca Banjir
Kepala Sekolah (Kepsek) TMI Sumami meyakinkan kepada awak media yang hadir, bila persoalan itu sudah baik-baik saja dan semua pihak juga sepakat untuk saling memaafkan.
“Saya selaku kepala sekolah meminta maaf atas kejadian (bullying), kepada mama dan papa (korban) atas kelalaian saya sebagai kepala sekolah,” ucap Sumami.
Ia berharap kasus serupa tidak terjadi lagi di sekolahnya. Perkara ini, menurut Sumami, jadi pembelajaran buat dirinya dan guru di Sekolah TMI agar lebih lagi meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak.
Sehigga anak-anak nyaman dan bisa menceritakan apapun yang terjadi kepada guru-guru di sini dan tidak terulang kembali suapaya bisa langsung mengatasi dan menengahi.
“Dan itu kalimat yang bisa keluar dari mulut saya dan saya juga ingin meminta maaf kepada teman-teman media terkait saya tidak membalas chat atau telepon dari teman-teman media,” tuturnya.
Sumarmi beralasan, dirinya butuh waktu untuk menanggapi persoalan bullying itu. Setelah perkara itu ramai, tambah dia, setidaknya ada satu bahasa yang sama, yang keluar langsung dari dirinya.
Ketua Yayasan Sekolah TMI, Henni Zalra mengucapkan terimakasih dan mohon maaf kepada awak media yang saat dihubungi belum bisa merespon. Mengingat pada waktu itu, perkara ini masih dalam proses.
“Saya selaku ketua yayasan TMI memang dalam hal ini ada kejadian yang membuat tidak nyaman dan salah satunya laporan dari orang tua korban dan kami juga sudah memohon maaf dan sudah terjadi kesepakatan bahwa kami saling memaafkan,”ucapnya.
Sebab, lanjut dia, sebagai manusia pasti ada khilaf dan salah dan sudah saling memaafkan.
Henni Zalra berharap kedepannya akan menjadi lebih baik lagi dan pihaknya juga akan berbenah diri, supaya semua anak yang sekolah di TMI menjadi nyaman
Ayah korban bullying, EF membenarkan bila pihaknya diundang ke TMI dalam rangka pihak sekolah meminta maaf secara langsung atas kejadian yang sudah terlewat itu.
Menurut EF, sebagai orang tua sudah memaafkan TMI dan berharap kasus tersebut jadi pembelajaran buat sekolah.
Sementara itu, ibu korban mengungkap bila pihaknya sudah memutuskan anaknya pindah sekolah.
Sekolah yang dituju untuk pindah tersebut sesuai dengan keinginan buah hatinya. Keputusan pindah, menurut dia, demi kebaikan bersama.
Ayah korban menambahkan, bahwa pihaknya masih tetap cinta dengan TMI dan anaknya juga sayang dengan TMI.
Diketahui dalam pertemuan damai tersebut tidak dihadiri Dinas Pendidikan Bandar Lampung karena berhalangan.
(Tribunlampung.co.id/Mega Ulfa)