Berita Lampung

Gua Matu di Pesisir Barat, Lampung Miliki 299 Anak Tangga dan Mitosnya Ada 12 Kerajaan Gaib

Gua Matu di Pesisir Barat, Lampung ini selain menghadirkan keindahan pantai Samudra Hindia juga mempunyai sisi cerita mistis yang sangat menarik.

Editor: Tri Yulianto
Tribunlampung.co.id/Saidal Arif
Gua Matu di Pekon Way Sindi Hanuan, Kecamatan Karya Penggawa, Pesisir Barat, Lampung yang miliki 299 anak tangga untuk akses masuk ke dalamnya. 

Tribunlampung.co.id, Pesisir Barat - Tempat wisata Gua Matu yang ada di Pesisir Barat, Lampung merupakan salah satu tempat wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi.

Lokasi Gua Matu yang juga jadi tempat wisata religi ini berada di 11 kilometer dari pusat Kota Krui, tepatnya berada di Pekon Way Sindi Hanuan, Kecamatan Karya Penggawa, Pesisir Barat, Lampung.

Gua Matu di Pesisir Barat, Lampung ini selain menghadirkan keindahan pantai Samudra Hindia juga mempunyai sisi cerita mistis yang sangat menarik.

Konon ceritanya ada 12 kerajaan gaib yang menghuni objek wisata Gua Matu tersebut.

Untuk sampai ke Gua Matu, para pengunjung yang datang dari arah Kota Krui dengan menggunakan kendaraan roda empat dan roda dua harus melewati Jalan Lintas Krui-Bengkulu.

Baca juga: Aktivis Perempuan Lampung Surati Bawaslu RI, Nilai Tim Seleksi Langgar Konstitusi

Baca juga: 160 Randis Menunggak Pajak, Inspektorat Pesisir Barat Sebut Pengelolaan Aset Lemah

Pintu gerbang Gua Matu berada di sebelah kiri dipinggir Jalan Lintas Krui-Bengkulu. 

Para pengunjung tidak perlu khawatir sebab untuk masuk ke tempat wisata ini tidak dipungut biaya.

Selanjutnya, setelah masuk ke pintu gerbang para pengunjung bisa menggunakan sepeda motor atau berjalan kaki untuk sampai ke pinggir Gua Matu.

Di pinggir Gua Matu tersebut para pengunjung langsung disajikan dengan pemandangan yang sangat eksotis serta keindahan laut Samudra Hindia.

Selain itu, di pinggiran Gua Matu tersebut terdapat anjungan tempat para pengunjung untuk bersantai dan menikmati keindahan alam sekitar.

Kemudian, untuk sampai ke jendela Gua Matu tersebut, para pengunjung harus melewati jalanan menurun dengan melewati 299 anak tangga yang ada.

"Saat pembuatan tangga ini banyak hal ganjil yang dialami para tukang," ucap Makmur Juru kunci wisata religi Gua Matu.

Baca juga: Amanda Manopo Umumkan Perpisahan, Dugaan Cabut dari Ikatan Cinta Menguat

Baca juga: Koalisi Aktivis Perempuan Kirim Surat ke Bawaslu RI Minta Seleksi Ulang Calon Bawaslu Lampung

Selanjutnya,setelah melewati 299 anak tangga tersebut, para penggunjung bisa melihat pintu masuk Gua Matu itu.

" Ini bukan pintu utama, tetapi jendela Gua Matu, pintu utama ada sebelah sana," ucap Makmur, Minggu (7/8/2022).

Setelah sampai di dekat jendela Gua Matu itu, para pengunjung langsung bisa mencium bau khas kotoran kelelawar yang menghuni gua tersebut.

Setelah itu, juru kunci akan menanya maksud kedatangan kita berwisata ke tempat tersebut.

Selanjutnya, juri kunci akan memanjatkan doa kepada yang maha kuasa, dan meminta izin penghuni gua yang tak kasat mata agar diberikan keselamatan.

Saat Tribunlampung.co.id berkunjung ke Gua Matu itu tampak di bagian atas mulut gua tersebut terlihat ada empat ekor ular  yang berukuran cukup besar.

"Ular-ular itu merupakan jelmaan penunggu gua," ungkapnya.

Untuk diketahui tidak semua pengunjung yang datang ke wisata religi tersebut bisa melihat keberadaan ular-ular tersebut.

Sebab ular-ular itu seperti bersembunyi dicelah batu yang ada.

Setelah juri kunci selesai membaca doa, ia mengatakan kedatangan kami disambut dengan baik oleh penguasa Gua Matu.

Lalu, atas izin juru kunci kami memasuki Gua Matu itu dengan melalui anak tangga.

Setelah sampai di dalam gua, aroma khas kotoran kelelawar sangat menyengat. 

Lalu, kelelawar yang merasakan kehadiran kami pun terbang kian kemari dan kondisi tanah yang kami pijak cukup lembab dan berair. 

Minimnya udara dan cahaya yang masuk, membuat kesan mistis semakin terasa saat berada di dalam gua.

Selanjutnya, Makmur mengajak kami menuju bagian pintu gua yang justru ukurannya jauh lebih kecil daripada tempat kita masuk pertama yang disebut jendelanya.

Di depan pintu masuk itu kami diajak juri kunci untuk melihat pinggir pantai yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia.

Ia menjelaskan bahwa tempat tersebut merupakan pelabuhan 12 kerajaan gaib yang ada di Gua Matu.

Selain itu dikatakan Makmur, untuk berkunjung ke Gua Matu ini harus dilandasi dengan hati yang iklas serta berpakaian sopan demi keselamatan pengunjung sendiri.

"Jadi bagi pengunjung yang ke sini harus dengan niat iklas, jangan niat seolah-olah ingin menantang karena tidak percaya dengan hal- hal gaib," ucapnya.

"Serta harus berpakaian sopan siapa pun dia, itu demi keselamatan pengunjung sendiri," lanjutnya.

Diceritakan olehnya, banyak pengunjung yang datang dengan niat menantang atau ingin adu kesaktian di tempat tersebut mengalami hal-hal yang tidak inginkan.

Kemudian, ia menceritakan objek wisata Gua Matu itu pertama kali ditemukan oleh monyangnya ketika zaman penjajahan Inggris.

"Gua matu ini di huni oleh 12 kerajaan gaib, pemimpin besarnya yaitu tuyuk (buyut) Pangeran Hiyang Kerajaan Matu," bebernya.

Untuk wilayah kerajaan Matu Krui ini terbentang dari pantai Manullah (perbatasan Provinsi Bengkulu)  sampai pantai Marga Belimbing" jelas Makmur.

Dua belas kerajaan tersebut menurutnya, yaitu Kerajaan Pantai Manulah, Kerajaan Gua Sayar, Kerajaan Batu Lawang, Kerajaan Semincak, Kerajaan Pemancar, Kerajaan Batu Mandi, Kerajaan Wai Nelon, Kerajaan Dewa Tuha Mandiri, Kerajaan Serunting Sakti, Kerajaan Kerajaan Melasti, Kerajaan Ai Haru, dan Kerajaan Pulau Betuah.

Selain itu ia juga dimenujukan benda-benda pusaka pemberian dari kerajaan di Gua Matu tersebut.

Benda pusaka yang ditunjukan itu berupa keris, Cambuk, dan juga Payan (Tombak) yang terbuat dari kuningan.

"Ini pemberian poyang 12 kerajaan gua matu secara langsung, untuk menjaga keselamatan para pengunjung," ucap Makmur sambil menunjukan benda pusaka tersebut.

"Ini bukan rekayasa atau buatan manusia, saya juga tidak maksa orang mau percaya, kalau gak percaya juga ya silahkan, saya hanya bicara apa adanya," bebernya.

Setelah berkisah, kami pun kembali ketempat penginapan Makmur.

Ia berharap kedepan Pemerintah Pesisir Barat dan Provinsi Lampung lebih serius lagi mengembangkan potensi wisata yang ada di Bumi Para Sai Batin dan ulama tersebut.

"Kami berharap pemerintah lebih serius lagi menunjang wisata di sini, jangan sudah kita buka setelah itu seperti kurang diurus," pungkasnya. (Tribunlampung.co.id /Saidal Arif)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved