Berita Lampung
Mulai Hari Ini 10 Agustus 2022 Harga Tiket Lion Air Naik Sesuaikan Kenaikan BBM
Area Manager Lion Group Sumbagsel Haris Pramono mengatakan, mulai 10 Agustus 2022 ada penyesuaian tarif fuel surcharge.
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Indra Simanjuntak
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Maskapai penerbangan Super Air Jet, Lion Air, dan Batik Air memberlakukan fuel surcharge mulai, Rabu (10/08/2022).
Area Manager Lion Group Sumbagsel Haris Pramono mengatakan, mulai 10 Agustus 2022 ada penyesuaian tarif fuel surcharge, sesuai dengan keputusan kementerian perhubungan.
Dijelaskannhya, Lion Group mengikuti ketentuan sesuai dengan peraturan biaya tambahan (surcharge) paling tinggi sebesar 15 persen dari tarif batas atas (TBA).
Ia mengaku, semua maskapai seperti Garuda dan Citilink juga telah memberlakukan kebijakan tersebut.
Namun, terkait detail terkait angka kenaikan tarif yang terjadi di tiga maskapai tersebut, Harismengaku harus mengecek lebih dulu data kenaikan.
Baca juga: Jaringan 4G/LTE Telkomsel Dukung Latihan Perang Latma Super Garuda Shield di Puslatpur TNI OKU Timur
Baca juga: Garuda Indonesia Terapkan Biaya Tambahan 15 Persen untuk Tiket Pesawat
"Untuk kenaikan detail saya belum cek satu-satu rute per rute,"
"Pastinya harga itu sudah masuk per hari ini untuk komponen yang fuel surcharge," ujarnya saat dikonfirmasi Tribunlampung.co.id.
Pihaknya membenarkan, jika sebelumnya sudah memberlakukan kenaikan komponen airport tax.
"Terkait komponen airport tax, sudah sempat naik juga hanya memang di beberapa bandara saja termasuk Lampung," jelasnya.
Adapun Super Air Jet melakukan penerbangan setiap harinya satu kali di rute Lampung-Jakarta.
Sedangkan Batik Air dan Lion Air dua kali penerbangan dari Lampung setiap harinya di rute yang sama.
Sebelumnya, Batik Air ada 4 kali penerbangan setiap harinya rute Lampung-Jakarta.
Baca juga: Otaki Penembakan Istri Kopda Muslimin Buron, Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tuanya
Baca juga: Keluarga Brigadir J Buka Pintu Maaf bagi Irjen Ferdy Sambo tapi Hukum Harus Jalan
Namun sudah cukup lama dilakukan penyesuaian dengan hanya 2 kali penerbangan karena penumpang yang tidak terlalu signifikan jumlahnya.
Kondisi keterisian penumpang setelah melakukan pengurangan jumlah penerbangan secara umum diakuinya saat ini berada di angka 80 persen.
"Kondisi keterisian penumpang dari bulan Juli sampai awal Agustus ini, memang low session (sesi rendah)," katanya.
Kembali akan ada peningkatan grafik saat momen hari-hari libur.
"Begitu juga sampai bulan September, jadi ada peningkatan saat hari-hari tanggal merah," ujar dia.
Pihaknya akan melakukan penyesuaian penerbangan ke depannya dengan melihat grafik jumlah penumpang.
Sementara General Manager Garuda Indonesia Lampung Widya Kurniawan Putra mengaku, terkait fuel surcharge di Garuda kenaikan sudah berlaku dari tiga atau empat hari belakangan selang ditetapkannya kebijakan tersebut oleh pemerintah.
Baca juga: Promo Chandra Superstore Tanjungkarang, Diskon 20-30 Persen Produk Pakaian Wanita
Baca juga: Perkuat Daya Saing Ekonomi, Menko Airlangga: Tak Ada Pembatasan Perdagangan Ekspor dan Impor
"Kebijakan terbaru terkait fuel surcharge (akibat fluktuasi bahan bakar) sedikit ada kenaikan," ungkap Widya Kurniawan.
Namun menurutnya kenaikan tersebut tidak terlalu signifikan.
"Tidak signifikan (kenaikannya) hanya Rp 20 ribuan sebenarnya," sambungnya.
Terlebih di Garuda sendiri sebenarnya sudah ada kenaikan 10 persen berdasarkan kebijakan sebelumnya terkait fuel surcharge.
"Kalau secara ril fuel surcharge naik sekitar 15 persen, tapi sebelumnya (Garuda) sudah ada kenaikan 10 persen. Jadi artinya cuman naik 5 persen dari (untuk saat ini)," papar Widya Kurniawan.
Dia mencontohkan untuk tiket kelas ekonomi dari Lampung menuju Jakarta sebelum ada kenaikan akibat fuel surcharge 15 persen yaitu Rp 600 ribu.
"Sekarang ini ada di Rp 623 ribu untuk economy class. Untuk bisnis class sebelumnya Rp 4 juta saat ini Rp 4.022.000," jelas dia.
Salah satu penumpang yang biasa menggunakan layanan transportasi udara, Junaidy mengaku cukup terkejut dengan kenaikan tarif yang terjadi.
"Iya benar parah harga tiket pesawat sekarang, pada naik," bebernya.
"Saya biasa melakukan perjalanan transportasi udara saat ada panggilan kantor pusat," imbuh dia.
Kini untuk perjalanan udara diakuinya memilih maskapai yang menawarkan tarif terjangkau.
Senada dikatakan Aulia Sari, ia menggunakan pesawat saat mudik ke rumah orangtua di Bandung.
Dengan kenaikan tarif yang terjadi, ia berfikir untuk mudik menggunakan jalur udara.
"Ya lumayan juga dengan kenaikan yang terjadi, lebih ke mikir berkali-kali untuk sering mudik, apalagi sekarang ada anak juga," tuturnya.
(Tribunlampung.co.id/ Sulis Setia Markhamah)