Tribun Lampung Award 2022
Pemprov Lampung Raih Penghargaan The Best Capacity Building Tribun Lampung Award 2022
Pemprov Lampung dinilai secara total menyiapkan berbagai fasilitas untuk membuat UMKM semakin maju dan bangkit pasca pandemi Covid 19.
Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: Indra Simanjuntak
Dalam momen terpisah, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan, Pemprov mendorong para pelaku UMKM untuk memanfaatkan internet untuk pemasaran produknya karena persoalan mendasar ketika pandemi adalah pada hilir atau pemasarannya.
Sebab, saat masa pandemi semua kegiatan masyarakat dibatasi.
Sehingga hal itu berpengaruh pada pemasaran produk UMKM yang dilakukan secara langsung saat itu.
"Problem paling mendasar bagi UMKM ketika itu (pandemi Covid-19), yakni di hilirnya, di pemasaran. Selama ini, UMKM ‘kan pemasarannya offline, langsung,"
“Dengan pembatasan kegiatan masyarakat, kami mendorong mereka memanfaatkan teknologi informasi untuk digital marketing, itu kata kuncinya," ujar Gubernur Lampung Arinal Djunaidi.
Gubernur menjelaskan, pemprov berupaya memfasilitasi agar para pelaku UMKM melek teknologi informasi, sehingga bisa memasarkan produknya secara digital.
Atas instruksi Gubernur, sejumlah pemangku kepentingan mengadakan sosialisasi secara bertahap kepada para pelaku UMKM terpilih yang memiliki potensi memasarkan produk secara digital.
“Ini menjadi suatu gerakan. Salah satunya, pengadaan barang dan jasa melalui aplikasi Sibela (Sistem Belanja Langsung) yang 40 persennya ke UMKM,” ungkap Arinal.
"Kami juga melaksanakan pelatihan UMKM, mempertemukan mereka dengan marketplace,” imbuhnya.
Perlahan, setelah pembatasan kegiatan masyarakat berkurang dan pandemi Covid-19 mulai melandai, Pemprov Lampung melalui Dinas Koperasi dan UMKM memberikan ruang bagi para pelaku UMKM untuk memasarkan produk secara offline atau langsung.
"Dinas Koperasi dan UMKM, kemudian Disperindag (Perindustrian dan Perdagangan), pernah mengadakan bazar di beberapa tempat. Pemprov juga bersinergi dengan Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) mengadakan expo atau bazar dengan skala terbatas, karena masih pandemi, dan implikasinya baik,” katanya.
Ia mencontohkan pada gelaran Lampung Craft, Pemprov mendorong para pemangku kepentingan bersama Dekranasda menghelat pameran terbatas untuk para pelaku UMKM.
"Alhamdulillah, transaksinya ketika itu mencapai Rp 1 miliar lebih. Pemprov juga pernah melaksanakan bazar yang sifatnya lebih terfokus pada tapis, di Hotel Sheraton, pada 2021. Alhamdulillah transaksinya hampir Rp 600 juta,” beber Arinal.
“Kami mendorong bagaimana para pelaku UMKM tetap bergairah pada masa pandemi,” tambahnya.
Upaya ‘intervensi’ Pemprov Lampung ini, menurut Samsurijal, cukup efektif sehingga para pelaku UMKM bisa bertahan dan bangkit.