Berita Lampung
DPD Demokrat Lampung Tolak Kenaikan Harga BBM Bersubsidi
Menurut Deni Ribowo ada beberapa alasan mendasar yang membuat DPD Demokrat Lampung menolak kenaikan BBM tersebut dengan tegas.
Penulis: kiki adipratama | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - DPD Partai Demokrat Lampung tolak kenaikan harga BBM bersubsidi jenis pertalite dan solar.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Badan Komunikasi dan Strategi Daerah (Bakomstrada) DPD Demokrat Lampung Deni Ribowo, Jumat (26/8/2022).
Menurut Deni Ribowo ada beberapa alasan mendasar yang membuat DPD Demokrat Lampung menolak kenaikan BBM tersebut dengan tegas.
"Dengan menaikkan harga BBM tersebut, akan menyusahkan rakyat yang sekarang sedang susah. Selama 2 tahun lebih bangsa ini mengalami pandemi covid-19, ekonomi masyarakat lumpuh," kata Deni Ribowo.
Dia mengatakan, pemerintah sudah beberapa kali menaikkan harga BBM.
Baca juga: 95 Kasus HIV di Pringsewu Lampung hingga Juni 2022, Rata-rata Usia Penderita 30-45 Tahun
Baca juga: Polres Tulangbawang Bekuk 34 Pelaku Tindak Pidana Narkotika dan Pengedar Obat Berbahaya
Kenaikan harga BBM ini sangat tidak adil dan ini sangat tidak demokratis bagi masyarakat.
"Karena dampak dari kenaikan BBM ini akan menambah kesulitan masyarakat," kata Anggota DPRD Lampung ini.
Deni Ribowo melanjutkan, dengan kenaikan harga BBM Bersubsidi ini, dipastikan harga-harga sembako dan harga komuditi bahan pangan bisa naik.
Sehingga, mengakibatkan kebutuhan pengeluaran masyarakat bisa jauh Lebih tinggi.
"Nah untuk itu, Partai Demokrat Provinsi Lampung, dalam hal ini tegas menyatakan menolak kenaikan harga BBM," kata Deni.
Hal senada diungkapkan oleh Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Lampung Tengah (Lamteng) Baroji.
Ia menyatakan menolak atas rencana kenaikan BBM jenis Pertalie.
Menurut dia, kenaikan BBM sangat berpengaruh terhadap harga-harga barang, terutama kebutuhan pokok
“Muaranya akan berimbas pada harga barang dan harga kebutuhan bahan pokok,” ungkapnya.
Anggota DPRD Lampung Tengah ini mengaku menuturkan, dengan kenaikan harga Pertalie yang saat ini menjadi BBM subsidi paling banyak dikonsumsi masyarakat kelas menengah kebawah, maka inflasi semakin tidak terkendali.