Berita Lampung

Nelayan Lampung Menjerit Solar Subsidi Naik, Sebut Tak Sebanding dengan Pendapatan

Abdul Kholik (29) salah satu nelayan mengatakan bahwa dirinya sangat resah dengan harga solar subsidi naik.

Penulis: Bayu Saputra | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Deni Saputra
Kapal nelayan di Pelabuhan Perikanan Lempasing. Nelayan Lampung menjerit solar subsidi naik, sebut tak sebanding dengan pendapatan. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Nelayan Lampung menjerit dengan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis solar.

Abdul Kholik (29) salah satu nelayan mengatakan bahwa dirinya sangat resah dengan harga solar subsidi naik. 

"Kami menjerit dengan kenaikan harga BBM ini, jadi lumayan jauh kalau beli solar. Jadi akan ada ongkos lainnya lagi yang keluar untuk mengangkut solar tersebut," kata Abdul Kholik, saat ditemui Tribun Lampung, Selasa (6/9/2022) di atas kapal di Pelabuhan Perikanan Lempasing .

Sebagai nelayan dirinya mengaku berat dengan kenaikan harga BBM subsidi sebab tidak sebanding dengan penghasilan yang didapat.

Selain penghasilan yang tidak sebanding, untuk mencari solar ini pun susah. 

Baca juga: Lapas Kota Agung Tanggamus Tanamkan Disiplin WBP Lewat Apel Pagi

Baca juga: Harga BBM Naik, Ongkos Bus AKAP Pesisir Barat Lampung-Jakarta Jadi Rp 300 Ribu

"Kalau nunggu solar di sini baru 4 hari dapatnya, mencapai 500 liter baru kami dapat untuk kembali berlayar," kata Kholik.

Selama 4 hari menunggu solar ada, pihaknya hanya melakukan aktifitas yakni makan dan tidur di perahu.

"Kami mengeluhkan dengan kenaikan harga BBM, dan harapannya distandarkan lagi harga solar itu," harap Kholik.

Dikatakannya kenaikan harga solar Rp 6.000 per liter sudah cukup.

Akan tetapi saat ini harganya solar dari Rp 5.700 naik menjadi Rp 6.800.

"Tapi semua itu dicukup-cukupkan, kami berlayar sekitar seminggu dengan BBM solar 500 liter. Kalau ikan cukup cuma beli solar, dan untungnya juga dikit," kata Kholik.

Semenjak kenaikan harga BBM ini ada penurunan pendapatan sekitar 30 persen.

Ikan dijual kepada pengepul di pelabuhan perikanan Lempasing.

"Modal kami sebanyak Rp 6 juta dan dapat memang Rp 8 juta. Jadi ada sekitar keuntungan Rp 2 juta dan itu kami bagi-bagi lagi," ujar Kholik.

Sementara, Pengawas SPBN Pelabuhan Perikanan Lempasing Wandi mengatakan bahwa untuk nelayan belum ada kendalanya dan mereka masih berjalan saja.

Karena memang baru dua hari ini dan nelayan juga tergantung pendapatan nelayan.

Termasuk ketersediaan solar di SPBN bagus dan normal.

Saat ditanya berapa ton solar untuk SPBN tergantung dari pada nelayan karena mereka yang mencatat dan pihaknya hanya menyediakan.

Permintaan dari nelayan sekitar ratusan liter solar untuk melaut.

(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved