Berita Lampung

Sebaran Wabah PMK Tidak Pengaruhi Budi Daya Sapi di Lampung 

Pembibitan dan budi daya sapi lokal di Lampung diklaim tidak terpengaruh oleh ancaman sebaran penyakit mulut dan kuku (PMK).

Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: soni
Tribunlampung.co.id/Candra Wijaya
Ilustrasi petugas sedang menyuntikkan vaksin PMK ke salah satu sapi. 

  

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Pembibitan dan budi daya sapi lokal di Lampung diklaim tidak terpengaruh oleh ancaman sebaran penyakit mulut dan kuku (PMK).

Hal itu terjadi walau sudah ditemukannya paparan PMK yang menimpa sapi lokal di Lampung.

Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung Anwar Fuadi menyebut Sapi Krui, yang menjadi sapi lokal unggulan di Lampung itu, memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik dibanding jenis sapi lainnya.

Hal itu disebutnya menjadi faktor pendukung yang membuat beberapa Sapi Krui yang pernah terpapar PMK, diantaranya berhasil disembuhkan.

"Badannya lebih kecil memang dari sapi lainnya, tapi daya adaptasi Sapi Krui lebih bagus," kata dia, Minggu (11/9/2022).

Sampai saat ini, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung menyebut sedikitnya ada sekira 30 sampai 40 ekor Sapi Krui yang sudah ditemukan terpapar PMK.

Dengan jumlah yang disebut itu, lingkungan budi daya Sapi Krui juga dinilai masih aman.

Pasalnya, populasi Sapi Krui saat ini sudah hampir mencapai belasan hingga puluhan ribu ekor.

"Kalau secara persentase, memang masih sangat kecil PMK yang ditemukan di Sapi Krui," ujarnya.

Kata dia, pembibitan sapi Krui juga akan terus digenjot.

Baca juga: Wabah PMK Tidak Pengaruhi Harga Daging Sapi di Pasar Kota Agung Tanggamus Lampung

Baca juga: 3.500 Ekor Sapi di Lampung Utara Telah Vaksinasi PMK Dosis Tiga

Pada tahun 2024 nanti, pemerintah provinsi setempat mencanangkan akan ada satu juta sapi lokal unggulan tersebut.

Kata dia, hal itu dilakukan untuk mempercepat perwujudan Sapi Krui menjadi komoditas unggulan di sektor pertanian.

Pembudidayaannya sendiri akan tetap menggunakan metode tradisional yang aktivitasnya banyak ditemukan di tepian pesisir pantai Pesisir Barat.

Langkah itu juga diiringi dengan pemantauan rutin agar hasil budidaya dan pembibitan Sapi Krui tetap maksimal.

"Dengan pola pemeliharaan yang sederhana saja, Sapi Krui tetap berkembang biak dengan kualitas yang baik,"

"Proses pemeliharaan juga kita lakukan untuk mengambil yang genetiknya bagus," jelas dia.

( Tribunlampung.co.id / V Soma Ferrer )

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved