Rektor Unila Ditangkap KPK
Terpilih Jadi Dekan FKIP Unila, Prof Sunyono: Langkah Awal Mengembalikan Kepercayaan Publik
Berdasarkan hasil sidang senat Selasa (13/9/2022) bahwa Prof Sunyono ditetapkan sebagai dekan FKIP Unila menggantikan Prof Patuan Raja.
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung (FKIP Unila) menetapkan Prof Sunyono sebagai dekan terpilih.
Berdasarkan hasil sidang senat yang digelar di FKIP Unila dan disaksikan langsung oleh Plt Rektor Unila Prof Mohammad Sofwan Effendi, Selasa (13/9/2022) bahwa Prof Sunyono ditetapkan sebagai dekan menggantikan Prof Patuan Raja.
Prof Sunyono mendapatkan 13 suara, sementara kandidat lainnya Prof Abdurrahman (10) dan Dr Sugeng Sutiarso (2).
Dengan total senat FKIP Unila sebanyak 25 orang dan tidak absen ataupun tidak sah nihil.
Farida Aryani selaku ketua senat FKIP Unila memimpin sidang tersebut.
Baca juga: KPK Perpanjang Penahanan Karomani hingga 40 Hari Kedepan
Baca juga: PWNU Lampung Sebut Pembangunan Gedung LNC Inisiatif Pribadi Prof Karomani
Prof Sunyono kepada Tribun Lampung, Selasa (13/9/2022) mengatakan bahwa dirinya tidak menyangka bisa mendapatkan amanah sebagai dekan.
"Tolong diingatkan kalau saya tidak bisa menjalankan amanah dengan baik, saya terbuka demi lembaga supaya FKIP kedepannya lebih baik lagi," kata Sunyono
Harapannya bisa mengembalikan kepercayaan yang kemarin terkena tsunami.
"Sebelumnya saya banyak doa dan menggantungkan nasib ini kepada Allah SWT dan alhamdulilah doa-doa kami dikabulkan oleh Allah SWT," kata Prof Sunyono.
Adapun langkah dalam waktu dekat setelah dilantik maka akan koordinasi secara internal.
"Langkah awal pasca dilantik setelah satu Minggu akan berkoordinasi dengan secara internal bersama dengan dosen hingga karyawan," kata Sunyono.
Nantinya mereka akan berbicara secara bebas apa yang menjadi masukan.
Karena masukan ini akan menjadi bahan mengembalikan nama baik FKIP Unila.
Seluruh kelembagaan mahasiswa di lingkungan FKIP akan dimintakan kontribusi atau masukan dekan terpilih untuk mensejahterakan mahasiswa.
Nantinya akan mengundang seluruh mitra terangsang pemda yang ada di Provinsi Lampung terutama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disidikbud) Lampung.
Dengan harapan untuk membangun Lampung melalui dunia pendidikan.
"Itulah langkah awal yang akan saya jalankan kedepannya dan garis besar untuk mengembalikan kepercayaan publik," kata Sunyono.
Adapun rencana strategi (renstra) kedepannya akan menonjolkan keunggulan program studi (prodi) di FKIP Unila.
Ada 4 prodi yang menjadi unggulan dari FKIP, yakni diantaranya seni musik, tari, bahasa Lampung dan S2 Kebudayaan Lampung.
Dan ini akan dicoba kolaborasi dan untuk meningkatkan kualitas.
Serta mengangkat budaya Lampung melalui FKIP Unila, baik itu skala nasional dan internasional.
Tentunya semuanya itu harus kerjasama dengan pemda.
"Ada 4 dari 31 di FKIP yang mendapatkan akreditasi A, diantaranya S1 PGSD, S1 Bahasa Indonesia, S1 Pendidikan Geografi dan S1 Pendidikan Fisika," kata Sunyono
"Kalau S1 itu ada 19 prodi, S2 ada 10 prodi dan S3 PPG. Kalau yang mendapatkan akreditasi A hanya 4 prodi, dan sisanya kebanyakan akreditasi B," kata Sunyono
Ini menjadi prioritas utama yang akan dilakukan.
Dengan melakukan percepatan atau akselerasi akreditasi unggul bagi program studi dan akreditasi internasional.
Selain itu percepatan guru besar dan percepatan lektor kepala dan koordnya akreditasi.
"Kalau kita berbicara akreditasi maka kita berbicara kualitas disemua lini," kata Sunyono.
Plt Rektor Unila Prof Mohammad Sofwan Effendi mengatakan bahwa dirinya sangat mengapresiasi terselenggaranya pemilihan tersebut.
Berharap kepada dekan terpilih agar amanah dalam menjalankan tugasnya untuk membawa nama baik FKIP Unila.
Karena semua calon itu visi misinya cukup bagus.
Dengan program merdeka belajar yang digaungkan oleh Mendikbud Ristek Dikti Nadim Anwar Makarim itu harus diteladani.
"Tadi yang memilih bukan saya, tapi yang milih dekan ini diserahkan kepada para senat. Harapannya bisa berbenah," kata Sofwan.
(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)