Berita Lampung

Berjuang 10 Tahun, Atlet Angkat Besi Pringsewu Citra Akhirnya Terima Medali Perak Olimpiade

Setelah 10 tahun memperjuangkan haknya, akhirnya Citra Febriati, atlet angkat besi kelas 53 kg perempuan ini bisa terima medali perak Olimpiade.

Penulis: Riana Mita Ristanti | Editor: Reny Fitriani
Instagram @timindonesiaofficial
Citra Febrianti saat terima medali perak Olimpiade London dalam perayaan Olympic Day 2022 di Plaza Timur kompleks Gelora Bung Karno Senayan Jakarta, Minggu (18/9/2022). Berjuang 10 Tahun, atlet angkat besi Pringsewu Citra Febrianti akhirnya terima medali perak Olimpiade. 

Tribunlampung.co.id, Pringsewu - Citra Febrianti (34) warga Pringkumpul, Pringsewu akhirnya terima medali perak Olimpiade London 2012.

Setelah 10 tahun memperjuangkan haknya, akhirnya Citra Febriati, atlet angkat besi kelas 53 kg perempuan ini  bisa bernafas lega.

Sebab, penantian Citra Febriati dalam memerjuangkan haknya sudah terpenuhi.

Kepada Tribun Lampung, ibu dua anak ini mengaku, pada tahun 2012 lalu mengikuti kejuaraan angkat besi di London dan meraih peringkat empat.

Namun pada tahun 2016, Citra dinyatakan naik peringkat kedua sebab terdapat dua peserta lain yang menggunakan doping.

Baca juga: Warga Kampung Kerawang Minta Pemkot Bandar Lampung Keluarkan Sertifikat Tanah

Baca juga: Nelayan di Bandar Lampung Butuh Alat Tangkap, Bantuan Pemerintah Kerap Tidak Merata

Komite Olimpiade Internasional (IOC) mendiskualifikasi peraih emas Zulfiya Chinshanlo asal Kazakhstan (pada 19 Oktober 2016) dan peraih perunggu Cristina Iovu dari Moldova (10 November 2016).

"Jadi atlet itu menggunakan obat-obat yang dilarang dalam pertandingan, sehingga membuat tubuh semakin kuat," kata Citra melalui sambungan telepon, Minggu (18/9/2022) pukul 23.00 WIB.

Atas penggunaan dopping itu, dua peserta lainnya dianggap gugur.

Kemudian Citra dinyatakan naik peringkat.

0Saat ini, Citra diminta menunggu hasil selanjutnya.

Sembari menunggu, Citra akhirnya pergi ke negera suaminya, Turkey pada tahun 2017 hingga 2019.

Penantiannya bertahun-tahun tak juga membuahkan hasil, akhirnya 2019 Citra bertolak ke Jakarta untuk menanyakan kepastian.

"Saya tunggu kok lama banget ini, karena itu juga kondisi ekonomi saya sedang di bawah," lanjutnya

"Kemudian saya ke PB Paksi, katanya sudah disurati ke KOI saya disuruh menunggu. Namun karana saya greget nunggu lama banget, akhirnya saya ke KOI, dan kata KOI belum ada surat yang masuk," terangnya.

Setelah perjuangannya di Jakarta tahun 2019 itu, lanjutnya, dua bulan kemudian ia sah dinyatakan naik peringkat dalam Olimpiade London.

"Saya nggak tahu kalau waktu itu saya nggak memperjuangkan hak saya di Jakarta, mungkin saat ini medali perak ini belum juga ditangan saya," ungkapnya.

Atas kenaikan peringkatnya di posisi 2, pada tahun 2020 ia mendapat uang saku Rp 400 juta.

"Kemudian 2022 ini baru saya dikabari untuk penyerahan medali secari simbolis di Jakarta," jelasnya.

Citra mengaku, atas diraihnya medali perak ini, ia merasa senang, lega, sekaligus sedih.

"Senang karena saya dengan bangga mengaharumkan nama Indonesia, terlebih saya juga membawa nama Pringsewu," paparnya.

"Lega karena penantian saya selama 10 tahun ini akhirnya selesai dan itu memalui proses yang sulit dan panjang," katanya.

"Dan sedih karena ini adalah momen terakhir saya sebagai atlet, karena saya 2016 sudah pensiun karena tulang belakang saya sudah patah dan tidak bisa lanjut lagi," ungkapnya.

Citra mengaku menangis haru ketika IOC Members Erick Thohir mengalungkan medali perak Olimpiade London dalam perayaan Olympic Day 2022 di Plaza Timur kompleks Gelora Bung Karno Senayan pada Jakarta, Minggu (18/9/2022).

Ia juga mengaku, secara pribadi Erick Thohir memberikan Rp100 juta sebagai bentuk apresiasi. 

(Tribunlamlung.co.id/ Riana Mita Ristanti)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved