Pemilu 2024
Profil Muhamad Towil Anggota DPRD Pesisir Barat Lampung, Merantau ke Krui cuma Modal Baju di Badan
Muhamad Towil, anggota DPRD Pesisir Barat sejak kecil hidup susah dari keluarga transmigran, ketika dewasa bekerja secara prihatin hingga legislatif.
Tribunlampung.co.id, Pesisir Barat - Muhamad Towil merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pesisir Barat, Lampung priode 2019-2024.
Kemudian saat ini Muhamad Towil juga sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Pesisir Barat, Lampung.
Selain itu Muhamad Towil juga menjabat sebagai Ketua Fraksi Demokrat sekaligus Ketua Komisi I DPRD Pesisir Barat.
Muhamad Towil merupakan anak dari pasangan Suhud dan Siti Romlah.Ia lahir pada 8 Agustus 1973 di Jepara, Jawa Tengah.
Orang tuanya sehari-hari berprofesi sebagai guru ngaji.
Baca juga: Profil Fahmi Anwar Ketua Komisi II DPRD Metro, Hobi Berorganisasi Tambah Wawasan dan Teman
Baca juga: Profil Heri Yurizal Efendi Anggota DPRD Pesawaran Lampung, Tiap Malam Minggu Badminton
Ketika Towil kecil turut bersama orang tuanya ikut program transmigrasi ke Way Kanan.
Saat tinggal di Way Kanan itu ia hidup serba kekurangan.
"Kadang sehari makan, kadang tidak, atap rumah saja bocor terbuat dari alang-alang di Way Kanan itu," ungkap Towil.
Lanjutnya, saat masih kecil, Towil sempat membenci orang tuanya karena berprofesi sebagai guru ngaji.
Sebab waktu itu saya berpikir guru, kyai itu selalu berusaha membuat anak orang lain pintar.
"Namun membiarkan anaknya sendiri hidup terlantar dan kurang diperhatikan," ujarnya.
Namun, setelah dewasa, Towil sadar ternyata benar yang paling penting diwariskan orang tua itu bukan materi atau pun harta, tetapi doa dan ilmu.
Baca juga: Polda Lampung Sebut 3 Kurir Narkoba yang Dibekuk Jaringan Lintas Provinsi
Baca juga: Bawaslu Lampung Selatan Buka Pendaftaran Panwaslu Kecamatan, Butuh 51 Orang
"Sekarang saya sangat sayang betul dengan guru, dengan kyai, ulama saya sangat sedih sekali kalau mengingat masa-masa itu," ucap Towil dengan suara sedih.
"Karena berkat doa orang tua, sehingga saya bisa seperti ini sekarang," ungkapnya.
Ketika Towil masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) sang ayah dipanggil menghadap yang maha kuasa.
"Saat itu saya masih berumur 13 tahun orang tuanya sendiri meninggal," bebernya.
Tepat pada umur 20 tahun pada 1993, Towil memutuskan untuk pergi merantau ke Krui dengan bermodalkan sepasang baju yang dipakai.
"Saat itu ada orang Bali dari tulang bawang pindah ke Krui, saat itu saya nebeng di truk sampai di Marang Krui pada Agustus 1993," kata dia.
"Saya di Krui ini dulu, tidak ada yang saya kenal satu pun, hanya bermodalkan baju di badan," sambungnya.
Setelah sampai di Krui, Towil bekerja sebagai buruh kasar untuk menyambung hidup sehari-hari.
Lalu, pada 1994 Towil bekerja di pembibitan kopi di Liwa, Lampung Barat.
"Pada 1994 itu saya diajak bekerja di pembibitan kopi pasca gempa Liwa waktu itu," ujarnya.
Setelah delepan bulan kemudian, Towil memutuskan untuk kembali ke Krui dan bekerja di PT. Utama Karya.
"Dulu saya hidup tidak menentu, saya tidak ada saudara dulu di sini, yang penting niat kita baik, insyaallah orang lain juga baik, jujur dan bisa memanusiakan orang lain," ucapnya.
Kemudian, pada 1995 ia menjadi karyawan perusahaan kelapa sawit di PT Karya Canggih Mandiri Utama (KCMU) hingga tahun 2020.
"Saya sudah menggundurkan diri pada 2020 di KCMU, gaji saya juga gak saya ambil, saya berikan untuk membantu kawan-kawan yang hidupnya masih susah," bebernya.
Muhamad Towil sendiri memulai karirnya di dunia politik sejak 1998, saat itu ia dipercaya menjadi anggota BHP Pekon Marang priode 1998-2003.
Lalu, pada 2004 ia dipercaya oleh masyarakat untuk menjadi Peratin Pekon Marang priode 2004-2016.
Kemudian pada tahun 2014 ia dipercaya duduk di parlemen menjadi anggota DPRD priode 2014-2019 dari Partai Demokrat.
Setelah itu pada Pemilu 2019 ia kembali dipercaya menjabat sebagai anggota DPRD Pesisir Barat priode 2019-2024.
Saat ini ia menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Pesisir Barat.
Selain itu Muhamad Towil juga menjabat sebagai Ketua Fraksi Demokrat sekaligus Ketua Komisi I DPRD Pesisir Barat.
"Jadi sekarang saya punya prinsip jika saya bisa menolong pasti akan saya tolong, jika tidak bisa ditolong carikan solusinya, saya ingin sisa hidup saya ini bisa memberikan manfaat bagi orang lain," kata dia.
"Dulu saya tidak pernah menyangka akan bisa seperti ini, jadi ketua RT saja saya tidak kepikiran, saya masuk politik ini tidak punya tujuan, kecuali ingin menambah teman dan saudara," sambungnya.
Menurutnya, sosok yang paling mempengaruhi karirnya di dunia politik ialah alm Erwin Nizar, mantan Bupati Lampung Barat.
Ia mengaku sangat terinspirasi dengan mantan Bupati Lambar itu, Sebab ia merupakan sosok yang tidak banyak bicara namun selalu memberikan bukti kerja nyata.
Ke depan ia berharap Pesisir Barat ini dengan segala potensi yang dimilikinya dikembangkan secara maksimal.
"Mulai dari tambang emas, damar mata kucing, kelapa, perikanan dan lainya, kalau ini betul-betul dikelola saya yakin Pesisir Barat akan lebih maju dari kabupaten lainya," imbuhnya.
Selanjutnya, untuk mewujudkan cita-cita dan mimpinya tentang Pesisir Barat tersebut.
Dirinya menyebut siap ikut dalam kontestasi Pilkada Bupati Pesisir Barat 2024 mendatang.
"Kalau Pilkada kemarin saya belum siap, namun Pilkada 2024 insyaallah saya siap mencalonkan diri menjadi Bupati Pesisir Barat," tutupnya.
(Tribunlampung.co.id / Saidal Arif)