Lampung Bangkit
Hantoni Hasan Dorong Petani di Lampung Dapat Pembinaan Secara Kontinyu
Selain memenuhi sarana prasarana pertanian Lampung yang didalamnya terdapat pupuk dan obat-obatan pertanian, pelatihan dan pembinaan juga harus
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung- Politisi Partai Keadilan Sejahtera atau PKS, Hantoni Hasan mendorong agar petani di Lampung ke depan mendapat pelatihan dan pembinaan secara kontinyu dari stakeholder terkait.
Pelatihan terkait bidang pertanian ini dirasa penting untuk menambah pengetahuan dan keahlian petani dalam mengelola lahan pertanian yang digarapnya.
Selain memenuhi sarana prasarana pertanian Lampung yang didalamnya terdapat pupuk dan obat-obatan pertanian, pelatihan dan pembinaan petani ini harus juga kontinyu dilakukan.
"Sarana prasarana produksi harus dipenuhi, seperti ketersediaan pupuk dan obat-obatan pertanian yang murah namun berkualitas baik. Juga dilakukan pembinaan secara kontinyu kepada petani, sehingga produksi dan kualitas produksi bisa terjamin," ungkap Hantoni Hasan kepada Tribunlampung.co.id, Kamis (29/09/2022).
Sebab dia memandang, selain persoalan pupuk yang langka dan mahal, selama ini petani tidak juga kurang mendapat pembinaam secara kontinyu.
Baca juga: Melalui Wisata Gastronomi, Hantoni Hasan Ingin Masyarakat Tahu Sejarah Seruit, Makanan Khas Lampung
Sehingga fenomena ini juga ikut mengkerek hasil dan kualitas produksi pertani yang kurang maksimal.
"Disisi lain petani juga harus membentuk lembaga sehingga harga bisa terjamin dan lebih menguntungkan petani, tidak dipermainkan oleh para tengkulak yang merugikan petani," tandas Hantoni Hasan, yang mengusung tagline Lampung Bangkit.
Hantoni Hasan Bakal Bangun Pabrik Pupuk di Lampung
Disi lain, Hantoni Hasan memandang Provinsi Lampung kedepan perlu dibangun pabrik pengolahan pupuk.
Dalam pengelolaannya, perlu dibentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang pengelolaanya dibawah kendali Pemerintah Provinsi Lampung.
Keberadaan pabrik pupuk itu kedepan diharapkan bisa menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan pupuk petani yang kerap mengeluh karena tersendatnya pasokan pupuk khususnya subsidi.
"Ini salah satu program saya, membangun pabrik pupupk milik BUMD Pemprov Lampung. Yang tugasnya adalah memenuhi kebutuhan pupuk petani," ungkap Hantoni Hasan dalam perbincangan dengan Tribunlampung.co.id, Rabu (29/09/2022) kemarin.
Hantoni menyebut hal itu sebagai salah satu program kelak ketika dia mencalonan diri pada Pilgub Lampung 2024 dengan mengusung tagline Lampung Bangkit.
Dengan adanya pabrik pupuk itu, Hantoni berharap kedepan tidak ada lagi isitilah petani sulit mendapat pupuk di wilayah Lampung karena ulah permainan tengkulak.
"Itu baru konkret, tidak putar sana putar sini, pake kartu ini pake kartu itulah. Nggak ketemu ujungnya," ujarnya.
Ide untuk membangun pabrik pupuk itu tercetus ketika Hantoni mendapat informasi langsung dari para petani yang mengeluh sulitnya untuk mendapat pupuk khususnya pupuk subsidi.
Hantoni Hasan memandang, pupuk merupakan salah satu sarana produksi pertanian dan perkebunan.
Manurutnya, persoalan pupuk ini harus menjadi perhatian bersama pemerintah daerah di Lampung. Ini sangat penting karena pupuk merupakan kebutuhan utama petani.
"Namun persoalannya pupuk ini subsidinya tidak cukup, begitu dibutuhkan keberadaanya langka dan kalau pun ada harganya mahal. Ini kan berarti ada permainan disitu. Sehingga pemenuhan untuk petani jadi masalah," terang Hantoni Hasan.
Hantoni yang berniat maju pada kontestasi Pilgub Lampung 2024 itu mencoba menggali informasi dari petani kopi di Kecamatan Ulu Belu Kabupaten Tanggamus.
Hantoni turun blusukan menemui petani untuk mendapat informasi konkret seperti apa pasokan pupuk yang selama ini selalu disebut pemerintah aman sampai ke petani.
"Di Ulu Belu saya diskusi dengan petani kopi. Disana keluhan petani sama, kelangkaan pupuk," ungkap Hantoni.
"Saya tanya, berapa satu hektar kebutuhan pupuk untuk lahan kopi. Jawab mereka paling tidak 1,2 ton kebutuhan pupuknya dalam satu haktar selama dalam satu tahun," tutur Hantoni Hasan.
Namun fakta yang terjadi, berdasarkan informasi yang didapat dari petani kopi di Ulu Belu, mereka hanya mendapat pasokan pupuk sekitar 300 kilogram dari seharusnya 1,2 ton pupuk dalam satu hektarnya.
"Berarti ini kan hanya 25 persen dari keseluruhan kebutuhan pupuk dalam satu hektar. Dan antara pupuk subsidi dengan pupuk non subsidi ini harganya sangat jomplang. Bisa dua sampai empat kali lipat harganya," papar Hantoni.
Karena kelangkaan pupuk subsidi ini, petani kopi di Ulu Belu terpaksa harus beralih ke pupuk non subsidi.
Ini terpaksa mereka lakukan demi keberhasilan panen kopi yang lebih baik. Meskipun mereka harus menguras kantong, namun tetap mereka beli lantaran susahnya mendapatkan pupuk subsidi.
"Tapi kadang-kadang (pupuk non subsidi) juga susah didapat, meskipun harganya tinggi. Apalagi pupuk subsidi, susah," terang Hantoni.
Karena itu, menurut Hantoni, jika ingin hasil pertanian di Lampung bagus maka pemerintah provinsi Lampung harus bisa memastikan ketersediaan pupuk khususnya subsidi benar-benar aman sampai ke petani.
"Pemprov Lampung harus serius tangani persoalan pupuk petani ini, kalau mau hasil pertanian kita bagus. Tinggal masalah jual belinya kita tata dengan harga yang wajar," ungkap Hantoni Hasan yang mengusung tagline Lampung Bangkit ini.
(Tribunlampung.co,id/endra zulkarnain)