Tragedi Arema di Kanjuruhan

Satu Polisi Trenggalek Meninggal saat Bertugas dalam Tragedi Arema di Kanjuruhan

Briptu Fajar Yoyok Pujiono meninggal dunia dalam tragedi Arema di Kanjuruhan Malang usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya.

istimewa
Anggota poliisi bernama Briptu Fajar Yoyok Pujiono jadi korban tewas dalam tragedi Arema di Kanjuruhan Kabupaten Malang usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022. 

Tribunlampung.co.id, Malang - Seorang anggota polisi bernama Briptu Fajar Yoyok Pujiono (27) meninggal dunia dalam tragedi Arema di Kanjuruhan Malang usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022.

Briptu Yoyok adalah satu dari dua polisi yang jadi korban meninggal dunia dalam tragedi Arema di Kanjuruhan, Malang.

Briptu Yoyok mendapat tugas dari Polres Trenggalek untuk BKO pengamanan ke Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022), bersama 24 anggota Polres Trenggalek lainnya.

Hingga kini, belum diketahui pasti penyebab meninggalnya Briptu Yoyok dalam tragedi Arema di Kanjuruhan yang merenggut ratusan nyawa para penonton pertandingan. 

Kasi Humas Polres Trenggalek Iptu Suswanto membenarkan informasi tersebut.

Baca juga: Korban Tragedi Arema di Kanjuruhan, Suami Istri Tewas Tinggalkan Anak Jadi Yatim Piatu

Baca juga: Tragedi Arema di Kanjuruhan, Polisi Ungkap Alasan Tembakkan Gas Air Mata Usai Laga

Suswanto mengatakan, anggota yang meninggal adalah Briptu Fajar Yoyok Pujiono (27).

"Briptu Yoyok sehari-hari bertugas di Polsek Dongko," kata Suswanto, Minggu (2/10/2022).

Ia menambahkan, jenazah Briptu Yoyok saat ini dalam perjalanan menuju Trenggalek.

Rencananya, ia akan dimakamkan siang ini.

"Sekarang masih dalam perjalanan. Rencananya, akan digelar upacara pemakaman jam 12.00 WIB," sambung dia.

Baca juga: Tragedi Berdarah Kanjuruhan Malang Terburuk sepanjang Sejarah Sepak Bola Indonesia

Baca juga: 127 Orang Meninggal Dunia dalam Kerusuhan Kanjuruhan Malang, 2 Anggota Polisi

Rumah duka Briptu Yoyok berada di Desa Sukosari, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek.

Prosesi upacara pemakaman, lanjut dia, akan dipimpin oleh Kapolres Trenggalek AKBP Alith Alarino.

Briptu Yoyok mendapat tugas BKO pengamanan ke Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022), bersama 24 anggota Polres Trenggalek lainnya.

Suami istri meninggal, anak jadi yatim piatu

Tragedi Arema di Kanjuruhan menyebabkan seorang anak bernama Muhammad Alfiansyah yang masih berusia 11 tahun menjadi yatim piatu.

Kedua orangtua Muhammad Alfiansyah meninggal dunia dalam tragedi Arema di Kanjuruhan saat kericuhan usai pertandingan bola antara Arema FC vs Persebaya Surabaya berlangsung di stadion Kanjuruhan Malang.

Pasangan suami istri yang meninggal dunia dalam tragedi Arema di Kanjuruhan Malang adalah Muhammad Yulianton (40) dan Devi Ratnasari (30). 

Pasangan suami istri (pasutri) asal Kota Malang, meninggal dunia usai menjadi korban kericuhan laga Arema FC vs Persebaya yang digelar di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022) malam.

Diketahui, pasutri yang menjadi korban itu bernama Muhammad Yulianton (40) dan Devi Ratnasari (30).

Pasutri tersebut merupakan warga Jalan Bareng Raya 2G RT 14 RW 8 Kelurahan Bareng Kecamatan Klojen Kota Malang.

Diketahui juga, pasutri itu menonton pertandingan tersebut bersama sang anak yang bernama Muhammad Alfiansyah yang masih berusia 11 tahun.

Salah satu saudara korban, Doni (43) menjelaskan secara detail kejadian tersebut.

"Jadi di RT 14 ini, ada sebanyak 20 orang warganya menonton langsung pertandingan di stadion. Kami menonton di Tribun 14," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com, Minggu (2/10/2022).

Setelah pertandingan itu berakhir, sekitar pukul 22.00 WIB, kondisi di dalam stadion mendadak ricuh. Pada awalnya, kericuhan terjadi di tengah lapangan.

Baca juga: Tragedi Berdarah Kanjuruhan Malang Terburuk sepanjang Sejarah Sepak Bola Indonesia

Baca juga: Tragedi Berdarah Kanjuruhan Malang Terburuk sepanjang Sejarah Sepak Bola Indonesia

Tak lama kemudian, kericuhan itu mengarah ke bagian tribun penonton.

"Saat itu, petugas keamanan menembakkan gas air mata ke arah Tribun 12. Namun karena angin, asap dari gas air mata itu mengarah ke Tribun 14. Asap itu membuat perih mata, dan para penonton yang ada di Tribun 14 langsung berhamburan turun untuk segera keluar stadion," jelasnya.

Doni pun langsung menggendong anaknya dan segera mengikuti para suporter yang lain untuk keluar stadion.

"Setelah itu, saya berhenti sebentar di bagian pintu keluar stadion. Tiba-tiba,  Muhammad Alfiansyah ini datang menghampiri saya. Saya langsung tanya, kemana kedua orang tuamu kok enggak ada. Anak itu menjawab, kalau kedua orang tuanya masih di dalam stadion," bebernya.

Tak lama setelah itu, Doni melihat keberadaan kedua korban telah ditolong oleh orang lain.

Kemudian, korban dipinggirkan keluar stadion dan dibawa ke RS Teja Husada, Kabupaten Malang.

Doni menduga, kedua korban meninggal dunia karena terinjak-injak dengan suporter lainnya yang hendak keluar dari stadion.

Sedangkan anak korban, dapat selamat setelah meminta pertolongan ke polisi.

"Kemungkinan, saudara saya jatuh dari tangga tribun lalu terinjak-injak suporter lainnya. Saat saya lihat, bagian muka jenazah sudah pucat membiru. Kalau anaknya, minta bantuan ke polisi yang sedang jaga di dalam stadion terus selamat," ungkapnya.

Dirinya menerangkan, almarhum Devi baru pertama kali menyaksikan pertandingan di Stadion Kanjuruhan. Sedangkan almarhum Yulianton, sudah sering menonton sebelumnya.

Baca juga: Raffi Ahmad Ikut Berduka Atas Tragedi Arema di Kanjuruhan, Doakan Korban dan Keluarganya

Baca juga: Tragedi Arema di Kanjuruhan, Polisi Ungkap Alasan Tembakkan Gas Air Mata Usai Laga

"Kedua jenazah sampai rumah duka sekitar Subuh. Rencananya, akan segera dimakamkan di TPU Mergan sekitar pukul 09.00 WIB ini," tandasnya.

Sementara itu, Wali Kota Malang Sutiaji bersama beberapa kepala OPD lainnya telah datang melayat ke rumah duka.

Artikel ini telah tayang di jatim.tribunnews.com

(Tribunlampung.co.id)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved