Tragedi Arema di Kanjuruhan

Tragedi Arema di Kanjuruhan Masuk Peringkat Atas Kasus Kerusuhan Sepak Bola Dunia

Dunia olahraga Indonesia berduka setelah tragedi Arema di Kanjuruhan, Malang, merenggut ratusan korban jiwa dan luka-luka.

SURYA/PURWANTO
Pendukung Arema FC, Aremania, menggotong korban kerusuhan sepak bola seusai laga lanjutan BRI Liga 1 2022/2023 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam. Dunia olahraga Indonesia berduka setelah tragedi Arema di Kanjuruhan, Malang, merenggut ratusan korban jiwa dan luka-luka. 

Tribunlampung.co.id, Jakarta - Dunia olahraga Indonesia berduka setelah tragedi Arema di Kanjuruhan, Malang, merenggut ratusan korban jiwa dan luka-luka.

Adapun korban meninggal dunia akibat tragedi Arema di Kanjuruhan, Malang, mencapai 174 orang.

Sementara untuk korban luka-luka, baik berat maupun ringan, imbas tragedi Arema di Kanjuruhan, Malang, mencapai 209 orang.

Diketahui, seusai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu (1/10/2022), terjadi tragedi Arema di Kanjuruhan, hingga mengakibatkan banyak korban.

Meski cuma dihadiri suporter pendukung kesebelasan Arema Malang namun jumlah korban begitu besar.

Baca juga: Kesaksian Aremania Selamat dari Tragedi Arema di Kanjuruhan, Anak Kecil Ga Berdaya

Baca juga: Sosok Brigadir Andik yang Meninggal dalam Tragedi Arema di Kanjuruhan: Orangnya Sangat Baik

Kondisi ini menempatkan Indonesia kini menempati satu di antara peringkat teratas tragedi sepak bola dunia.

Berikut bencana besar lainnya di stadion sepak bola selama 40 tahun terakhir, yang menempatkan Indonesia sebagai satu di antara yang teratas jumlah korban jiwa.

1. Bencana di Peru

Bencana sepakbola terbesar terjadi di Lima, Peru, tepatnya di Estadio Nacional pada 24 Mei 1964.

Tragedi itu dikenal sebagai bencana sepak bola Lima, bencana terburuk dalam sejarah asosiasi sepak bola hingga saat ini.

Baca juga: Update Korban Tragedi Arema di Kanjuruhan, Wagub: Meninggal Dunia 174 Orang

Baca juga: BRI Sampaikan Belasungkawa untuk Korban Tragedi Arema di Kanjuruhan

Bencana itu terjadi di Estadio Nacional di Lima, Peru, saat pertandingan antara Timnas Peru melawan Argentina.

Keputusan yang tidak populer oleh wasit membuat marah para penggemar Peru, yang memutuskan untuk menyerbu lapangan.

Polisi Peru membalas dengan menembakkan gas air mata membabi-buta ke kerumunan, menyebabkan kepanikan dan eksodus massal.

Kematian terutama terjadi dari orang-orang yang menderita pendarahan internal atau sesak napas akibat terinjak-injak massa yang panik serta terbentur serta tergencet.

Jumlah korban tewas resmi adalah 328 orang, tetapi angka ini mungkin terlalu rendah karena kematian akibat tembakan aparat keamanan Peru tidak dihitung dalam perkiraan resmi.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved