Tragedi Arema di Kanjuruhan
Seorang Ayah Buka 50 Kantong Jenazah Cari Anaknya yang Jadi Korban Tragedi Arema
Sugeng sampai harus memeriksa 50 kantung jenazah di rumah sakit demi menemukan anaknya yang jadi korban tragedi Arema di Kanjuruhan.
Sugeng membuka kantong mayat satu per satu.
"Semua jenazah tidak ada identitas," tuturnya.
Menurutnya, banyak korban berusia antara 8-12 tahun di RS Wava Husada.
Rata-rata wajah jenazah seperti hangus kena minyak panas.
Karena tidak menemukan anaknya, Sugeng minta bantuan beberapa anggota keluarganya.
Saudaranya menemukan Risky sedang dirawat di IGD RSSA.
"Barang bawaannya tidak ada. HP dan dua STNK hilang," celetuknya.
Sugeng berharap kepolisian serius mengungkap penyebab tragedi Arema vs Persebaya.
"Tembakan gas air mata itu harus diusut. Itu yang harus diselidiki. Teman anak saya juga terganggu pernafasan," teraangnya.
Suami istri meninggal dunia, anak selamat
Tragedi Arema di Kanjuruhan menyebabkan seorang anak bernama Muhammad Alfiansyah yang masih berusia 11 tahun menjadi yatim piatu.
Kedua orangtua Muhammad Alfiansyah meninggal dunia dalam tragedi Arema di Kanjuruhan saat kericuhan usai pertandingan bola antara Arema FC vs Persebaya Surabaya berlangsung di stadion Kanjuruhan Malang.
Pasangan suami istri yang meninggal dunia dalam tragedi Arema di Kanjuruhan Malang adalah Muhammad Yulianton (40) dan Devi Ratnasari (30).
Pasangan suami istri (pasutri) asal Kota Malang, meninggal dunia usai menjadi korban kericuhan laga Arema FC vs Persebaya yang digelar di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022) malam.
Diketahui, pasutri yang menjadi korban itu bernama Muhammad Yulianton (40) dan Devi Ratnasari (30).