Tragedi Arema di Kanjuruhan
Seorang Ayah Buka 50 Kantong Jenazah Cari Anaknya yang Jadi Korban Tragedi Arema
Sugeng sampai harus memeriksa 50 kantung jenazah di rumah sakit demi menemukan anaknya yang jadi korban tragedi Arema di Kanjuruhan.
Tribunlampung.co.id, Malang - Seorang ayah mencari keberadaan anaknya yang jadi korban tragedi Arema di Kanjuruhan. Sugeng sampai membuka 50 kantong jenazah untuk menemukan anaknya, Risky Dendi Nugroho.
Sugeng sempat mencari anaknya di seputar stadion Kanjuruan dan kaget melihat kondisi stadion sudah porak-poranda.
Sugeng juga keliling di 5 rumah sakit di Malang, tapi tak kunjung menemukan putranya hingga pagi hari.
Sugeng bahkan sampai harus memeriksa 50 kantong jenazah di rumah sakit demi menemukan Risky.
Sugeng membuka kantong mayat satu per satu karena jenazah tak ada identitasnya.
Baca juga: Polri Diminta Copot Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta Buntut Tragedi Arema di Kanjuruhan
Baca juga: Data Terbaru, 592 Orang Jadi Korban Tragedi Arema di Kanjuruhan Malang
Menurutnya, banyak korban berusia antara 8-12 tahun di RS Wava Husada.
Akhirnya sang anak berhasil ditemukan dalam kondiri tak sadarkan diri dan mendapat perawatan di RS Saiful Anwar Kota Malang.
Remaja yang baru lulus SMA itu menjalani perawatan medis sejak malam kelabu itu dan kini harus bernafas dengan alat bantu.
Risky masih belum bisa berkomunikasi. Kadang Risky menangis. Tapi, Risky lebih banyak diam.
"Kata dokter, dia kebanyakan menghirup gas air mata. Karena bisa kena paru-paru, dan bisa sesak," kata Sugeng kepada SURYAMALANG.COM, Senin (3/10/2022).
Baca juga: Tragedi Arema di Kanjuruhan, Pintu Stadion Terkunci Seusai Pertandingan
Baca juga: Polisi Jelaskan Siapa yang Perintahkan Tembak Gas Air Mata di Tragedi Arema di Kanjuruhan
Saat kejadian, Sugeng tidak mendapat kabar terkait anaknya sampai pukul 01.00 WIB. Setelah pulang dari jualan nasi goreng, Sugeng langsung menuju Stadion Kanjuruhan.
Sugeng kaget melihat stadion porak-poranda. Beberapa mobil terbakar, sampah berserekan, dan pecahan besi teronggok di sekitar stadion.
Sugeng keliling area dalam dan luar stadion untuk mencari sang anak.
Pria asal Jalan Ikan Piranha Atas, Kota Malang ini bergegas ke lima rumah sakit, mulai Gondanglegi, Pakisaji, RS Wava Husada, dan RSUD Kanjuruhan.
"Anak saya tidak aada di ruang pasien. Saya juga mencari di ruang jenazah," ungkapnya.