Berita Lampung

Kisah Turiman, Tukang Sol Sepatu di Mesuji Lampung Kerap Tahan Lapar saat Hasil Pas-pasan

Kisah Turiman, tukang sol sepatu di Mesuji yang bertahan di tengah himpitan ekonomi dengan berkeliling pasar dan perumahan.

Penulis: M Rangga Yusuf | Editor: Tri Yulianto
Tribunlampung.co.id/M Rangga Yusuf
Turiman tukang sol sepatu saat memperbaiki sandal milik pelanggannya di Pasar Mesuji dan terkadang dirinya menahan lapar saat pendapatan sedikit. 

Tribunlampung.co.id, Mesuji - Tukang sol sepatu bernama Turiman tiap hari bekeliling pasar di Mesuji, Lampung guna beri layanan perbaiki sepatu. 

Berbekal jarum khusus sol sepatu, sabun batangan, benang dan sejumlah peralatan lainnya, Turiman sebagai tukang sol sepatu yang keliling pasar di Mesuji ini mahir perbaiki sepatu pelanggannya.

Turiman mengaku hanya kerja jadi tukang sol dan berkeliling pasar serta perumahan di Mesuji tiap hari guna penuhi kehidupan ekonomi keluarga.

Turiman merupakan warga di Desa Muara Tenang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Mesuji.

Turiman mengaku pekerjaan itu dilakoninya karena tidak ada pilihan pekerjaan lainya.

"Sudah lama saya bekerja sebagai tukang sol mas yah namanya pekerjaan seperti ini hasilnya pun tidak banyak," ujarnya, Selasa (18/10/2022).

Baca juga: Sarasehan bank bjb dan OJK Regional 2 Jawa Barat untuk Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan 

Baca juga: Sosialisasi Taat Pajak Kendaraan, 104 Pengendara Terjaring Razia di Tugu Gajah Pringsewu

Ia sendiri menyebut hasil yang didapatnya pun jika dalam kondisi sepi saat ini hanya Rp 50 ribu saja yang dapat dikantonginya untuk memenuhi kebutuhan keluarga di rumah.

"Jadi kalau kondisi sepi seperti ini ya cuman Rp 50 ribu saja mas. Kalau pas ramai sih bisa dapat Rp 100 ribu," ucapnya.

Itu pun, kata dia jasa sol sepatu sepatu dirasa ramai waktu memasuki bulan puasa.

Saat banyak masyarakat di Kabupaten Mesuji sedang gemar membeli baju baru maupun sepatu baru.

Kemudian sepatu baru yang dibeli oleh mereka itu pun diserahkan ke Turiman untuk dilakukan sol sepatu.

Namun, jika kondisi seperti ini hanya konsumen yang memiliki sepatu atau sendal rusak untuk dilakukan perbaikan.

"Kalau sampean melihat tukang sepatu nelangsa ya begini kondisinya mas. Tapi saya sendiri tetap bersyukur yang penting halal," jelasnya.

Bahkan Turiman tidak hiraukan rasa harus dan lapar saat menjalani pekerjaannya sebagai tukang sol sepatu.

Mengingat saat ia berangkat bekerja mengelilingi pasar hasil pemasukannya dari jasa sol sepatu tidak banyak.

Maka Turiman mengaku harus menahan lapar karena kondisi pemasukannya yang sedikit, jika harus memaksakan makan di warung.

"Kalau cuman dapat Rp 50 ribu, terus saya memaksakan untuk beli makanan di warung ya tidak sebanding mas. Mending saya tahan untuk tidak makan sampai rumah," paparnya.

Kondisi itu pula yang dirasakan Turiman yang mengakibatkan harus merasakan sakit lambung akibat sering telat makan.

Baca juga: BPBD Mesuji Siapkan Call Center Pengaduan Bencana Alam, Siaga 24 Jam

Baca juga: BPBD Mesuji Petakan Puluhan Desa di Mesuji Masuk Daerah Rawan Banjir

"Jadi karena telat makan saya ini kena penyakit lambung atau asam lambung. Kalau ngopi juga enggak," ungkapnya.

Namun, Turiman pun tetap merasa bersyukur karena telah mendapatkan fasilitas BPJS Kesehatan yang dibayarkan oleh pemerintah.

Sehingga, beberapa kali saat ia merasakan penyakit lambung itu tidak harus mengeluarkan biaya kesehatan untuk berobat.

"Alhamdulillah saya ini memang dapat BPJS Kesehatan yang dibayarkan pemerintah, jadi benar-benar sangat terbantu saat penyakit kumat," ucapnya.

Selain itu, ia juga sudah terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) atau masyarakat miskin yang berhak mendapat bantuan dari masyarakat.

Bahkan untuk tempat tinggalnya pun juga sudah mendapatkan program Bantuan Pembangunan Rumah Layak Huni (Baperahu) dari pemerintah.

"Bersyukur memang pemerintah melihat saya, dan bantuan itu sudah bayak saya terima. Bahkan belum lama ini saya juga mendapatkan bantuan Dana Desa (DD)," terangnya.

Lebih lanjut, Turiman sendiri setiap hari melakoni pekerjaan sebagai tukang sol dengan berkeliling pasar.

Saat sudah menjual jasa sol sepatu di pasar dan dirasa hasilnya belum memuaskan ia menawarkan jasanya dengan mengelilingi rumah-rumah warga.

"Jadi keliling pasar itukan pas hari pasaran, nah kaya ini di Pasar Gedung Ram itu selesainya jam 11.00 WIB. Terus ya keliling rumah kalau hasilnya belum banyak,"

"Bahkan saya juga ini sering diminta tetangga dekat rumah untuk membantu memperbaiki sepatu dan itupun tidak saya pasang tarif jadi seikhlas yang penting dapat pemasukan," sambungnya.

(Tribunlampung.co.id /M Rangga Yusuf)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved