40 Anak Meninggal di Jakarta dan Penjelasan EG Diduga Biang Kerok Gagal Ginjal Akut
Kini sudah ada 241 kasus penyakit gagal ginjal akut yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Kementerian Kesehatan meminta tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sediaan cair/sirup terkait penyakit gagal ginjal akut misterius.
Imbauan tersebut dampak dari adanya gagal ginjal akut misterius atau Acute Kidney Injury (AKI) yang tajam pada anak, utamanya di bawah usia 5 tahun.
Baca juga: Kiky Saputri Dilamar Muhammad Khairi setelah Beberapa Kali Gagal Menikah
Baca juga: Endang Mulyana Pilih ke Sini Ketimbang Hadiri Lesti Kejora dan Rizky Billar Berdamai
Dalam pemeriksaan yang dilakukan terhadap sisa sampel obat yang dikonsumsi oleh pasien, sementara ditemukan jejak senyawa yang berpotensi mengakibatkan AKI atau gagal ginjal akut misterius.
Saat ini Kemenkes dan BPOM masih terus menelusuri dan meneliti secara komprehensif termasuk kemungkinan faktor risiko lainnya.
Kemenkes juga meminta seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam bentuk cair/sirup kepada masyarakat sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas.
"Kemenkes mengimbau masyarakat untuk pengobatan anak, sementara waktu tidak mengkonsumsi obat dalam bentuk cair/sirup tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan," ujar juru bicara Kemenkes dr Syahril, Jakarta (19/10/2022), dikutip dari laman Kemenkes.
"Sebagai alternatif dapat menggunakan bentuk sediaan lain seperti tablet, kapsul, suppositoria, atau lainnya," katanya.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. M Syahril mengatakan, gejala gagal ginjal akut pada anak memiliki gejala yang khas.
"Gagal ginjal akut pada anak ini memiliki gejala yang khas yakni penurunan volume urin secara tiba-tiba,"
Baca juga: Perasaan Kiki Amalia Bakal Menikah setelah 10 Tahun Menjanda "Geli-Geli di Perut"
Baca juga: Kalina Ocktaranny Dilabrak Istri Pejabat, Bantah sebagai Pelakor
"Bila anak mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut," imbau dr. Syahril, Selasa (18/10/2022).
Perlunya kewaspadaan orang tua yang memiliki anak balita dengan gejala penurunan jumlah air seni dan frekuensi buang air kecil dengan atau tanpa demam, diare, batuk pilek, mual dan muntah untuk segera dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat.
Keluarga pasien diminta membawa atau menginformasikan obat yang dikonsumsi sebelumnya dan menyampaikan riwayat penggunaan obat kepada tenaga kesehatan.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
(Tribunlampung.co.id)