Berita Lampung
Sulam Jelujur Khas Pesawaran Kian Dikenal, Penghasilan Pengrajin Meningkat hingga 70 Persen
Kian dikenal, para pengrajin sulam jelujur khas Pesawaran kini memiliki penghasilan yang meningkat.
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Dedi Sutomo
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung – Kian dikenalnya sulan jelujur khas Pesawaran, menjadi berkah tersendiri bagi para pengrajinnya.
Kini penghasilan para pengrajin sulam jelujur meningkat hingga 70 persen.
Menurut Aries M Ansyah, desainer Lampung yang fokus pada pengembangan sulan jelujur, peningkatan tersebut usai pihaknya melakukan promosi di New York Indonesia Fashion Week (NYIFW) 11 September lalu.
"Setelah event tersebut, penghasilan satu pengrajin meningkat hingga 70 persen," kata pengelola Aries Official itu kepada Tribun, Sabtu (5/11/2022).
Menurutnya, saat ini satu pengrajin bisa mendapatkan Rp 8 juta hingga Rp 9 juta per bulan.
Aries menyebut, sulam jelujur khas Pesawaran kini banyak diminati pasar.
Baca juga: Produksi Miniatur Mobil, Poniati di Pesawaran Lampung dapat Omset Rp 15 Juta Sebulan
Baca juga: BSI Dukung UMKM di Pasar Rakyat BUMN di Pesawaran, Lampung
Baik itu pasar lokal, maupun pasar manca Negara.
Sulam jelujur tidak hanya bisa menjadi produk fashion, tapi juga bisa menjadi pajangan untuk keperluan interior.
"Jadi tidak hanya untuk pakaian saja, tapi bisa juga untuk pajangan atau hiasan interior rumah," ucap Aries.
Harga produk olahan sulam jelujur mulai Rp 150 ribu untuk model selendang hingga Rp 3 juta untuk produk fashion.
Sementara untuk olahan interior mulai Rp 300 ribu sampai Rp 12 juta per set.
"Kami juga baru meraih penghargaan skala nasional dari deskranasda pusat, semakin menggeliatkan penjualan," ujar dia.
Aries mengatakan, ada 35 pengrajin di bawah binaannya di Sungai Langka Pesawaran.
Satu pengrajin diakuinya hanya bisa menghasilkan 2 sampai 3 lembar kain saja karena memang proses pengerjaannya yang rumit.
Dijelaskan Aries, proses pembuatan sulam jelujur tahap awalnya kain dasar terbuat dari tenun dengan mengunakan ATBM disulam dengan benang pewarnaan alam.
Ciri khasnya menggunakan benang warna gradasi, disulam tanpa pola berbentuk motif khas sulam jelujur Lampung.
Di tahap akhir, kain difinishing dengan teknik manual mengunakan botol digiling untuk menciptakan benang menjadi halus.
Aries sendiri mengaku mulai mendalami terkait sulam jelujur di 2015, termasuk melakukan pembinaan terhadap para pengrajinnya.
Baca juga: Bupati Pesawaran Dendi Pamerkan Sulam Jelujur, UMKM dan Destinasi Wisata di Amerika Serikat
Baca juga: Sulam Jelujur Pesawaran Raih 2 Penghargaan Kriya Nusa 2022
"Di 2016 akhir baru mulai dipasarkan, saat itu dipesan oleh pihak Nederland. Kemudian meluas ke masyarakat," paparnya.
Terkait pembeli sulam jelujur, terusnya, tidak sedikit dari kalangan pegawai.
Selain itu karyawan bahkan masyarakat umum juga memesan sulam jelujur ini untuk pakaian seragaman.
"Kalau di mancanegara kita kerap sold out saat melakukan fashion show," papar dia.
Menurutnya, pada Desember mendatang pihaknya juga diundang untuk fashion show di Dubai.
"Kita lagi persiapan untuk itu juga," tandasnya.
(Tribunlampung.co.id/ Sulis Setia Markhamah)