Berita Terkini Nasional

Mobil Satu Keluarga Meninggal di Kalideres Hilang, Polisi Selidiki Chat di HP Korban

Polres Jakarta Barat menelusuri kejanggalan baru yang ditemukan di balik kematian 4 orang sekeluarga yang tinggal di Kalideres.

warta kota
Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Pasma Royce. Fakta baru di balik satu keluarga meninggal dunia di Kalideres. 

Tribunlampung.co.id, Kalideres - Fakta baru kasus empat orang satu keluarga meninggal dunia di dalam rumahnya di Kalideres, Jakarta Barat mulai terkuak sedikit demi sedikit.

Polres Jakarta Barat kini menelusuri kejanggalan baru yang ditemukan di balik kematian 4 orang satu keluarga yang tinggal di Citra Garden, Kalideres tersebut.

Tadinya diduga korban dibunuh, tapi ternyata tak ada luka kekerasan sehingga diduga kematian dipicu hal lain. 

Kini, polisi menemukan fakta baru bahwa mobil milik keluarga tersebut ternyata hilang misterius. 

Informasi dari tetangga keluarga tersebut sebelumnya memiliki sebuah mobil. Namun, tetangga juga sudah lama tidak melihat mobil milik keluarga tersebut.

Baca juga: Punya Harta Miliaran, 4 Orang Sekeluarga Meninggal di Kalideres Bukan karena Kelaparan

Baca juga: 4 Orang Satu Keluarga Meninggal Dunia di Kalideres, Rumah Dalam Kondisi Rapi

"Untuk mobil yang hilang kita masih penyelidikan itu karena enggak ada yang mengetahui terhadap saksi-saksinya," ujar Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pasma Royce, Sabtu (12/11/2022).

Meski begitu, penyelidikan soal hilangnya mobil terhambat karena tidak adanya CCTV yang terpasang di rumah tersebut.

Tak hanya itu, Pasma juga menduga bahwa hanya keluarga yang mengetahui soal keberadaan mobil itu.

Selain mobil, Pasma menyebut pihaknya juga turut memeriksa handphone (HP) para korban. Salah satunya untuk melihat riwayat komunikasi di HP tersebut.

"Termasuk isi percakapan dari HP yang mungkin jadi petunjuk buat kami," ucapnya.

Lebih lanjut, Pasma mengungkapkan pihaknya juga mengamankan sejumlah catatan yang ditemukan di lokasi kejadian. Namun, Pasma belum membeberkan apa isi catatan tersebut.

"Nanti masih kita dalami," ujar Pasma.

Sebelumnya, warga Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat digegerkan dengan adanya penemuan empat orang dalam keadaan tewas pada Kamis (10/11/2022).

Keempat jasa itu yakni seorang bapak berinisial RG (71), anak berinisial DF (42), ibu berinisial RM (66), dan paman berinisial BG (68).

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat Kompol Haris Kurniawan menerangkan penemuan empat mayat itu awalnya saat warga curiga setelah mencium bau busuk yang berasal dari salah satu rumah.

"Pada saat dibuka ditemukan ada empat jenazah di dalam, dua laki-laki dan dua perempuan," kata Haris kepada wartawan, Jumat (11/11/2022).

Haris menyebut dari informasi masyarakat di lokasi, keempat jasad yang ditemukan itu merupakan satu keluarga dengan keadaan sudah membusuk.

Korban Tewas Sudah Lama Tak Makan

Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Pasma Royce menyebut dari hasil pemeriksaan dokter forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta Timur, keempat orang yang tewas itu sudah lama tidak mendapat asupan makanan maupun minuman.

"Berdasarkan pemeriksaan bahwa dari lambung para mayat ini tidak ada makanan, jadi bisa diduga berdasarkan pemeriksaan dari dokter bahwa mayat ini tidak ada makan dan minum cukup lama, karena dari otot ototnya sudah mengecil," ucap Pasma.

Pasma menyebut keempat jenazah itu sudah meninggal dunia sejak tiga minggu yabg lalu sehingga saat ditemukan jasadnya sudah membusuk.

"Jadi itu dari bapaknya, ibunya, iparnya semuanya di waktu berbeda meninggalnya, sehingga pembusukannya masing-masing berbeda-beda," ungkapnya.

Lebih lanjut, Pasma juga mengungkapkan bahwa pihaknya tak menemuka ada bercak darah di lokasi penemuan keempat mayat tersebut.

Selain itu, kata Pasma, kondisi rumah juga dalam keadaan rapi, tidak berantakan, serta layak untuk ditinggali.

"Enggak ada (bercak darah)," ujarnya.

Menunggak Bayar Listrik

Asiung, Ketua RT 015/RW 07 di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat menyebut sempat menegur salah satu korban yang ditemukan tewas bersama tiga anggota keluarganya.

Asiung mengatakan dirinya menegur DF (42) yang merupakan anak dari keluarga tersebut karena ada surat dari PLN soal tunggakan bayar listrik pada 31 Agustus 2022.

Setelah itu, Asiung mengaku berkomunikasi dengan DF pada 5 September 2022 untuk mengingatkan agar membayar listrik agar tidak diputus. 

"Dia ada tunggakan dari PLN, saya terima (surat teguran PLN) pada 31 Agustus. Saya ingatkan lagi ke anaknya (DF), 'tolong diurus jangan sampai diputus (listriknya)," kata Asiung kepada wartawan, Jumat (11/11/2022).

"Dibalas tanggal 5 September, 'Iya om, baik om, maaf ngerepotin. Nanti saya kabarin lagi' seperti itu jawaban dari si anak," sambungnya.

Setelah itu, Asiung mengatakan keluarganya sempat membayar listrik sebesar Rp300 ribu. Namun, pada Oktober 2022, mereka meminta petugas PLN memutus aliran listriknya.

"Oktober tanggal 4 dia kasih kabar petugas PLN, bang jangan dibayarin lagi, diputus saja. Nanti kalau saya mau pasang lagi, saya hubungin bapak ke petugas PLN. Tanggal 27 September petugas PLN menelpon hubungin atau chat tidak bisa sama sekali, ceklis satu," ucapnya.

Artikel ini telah tayang di wartakota.tribunnews.com

(Tribunlampung.co.id)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved